[Warning Alert;!]
Setelah menikah tepatnya seminggu yang lalu, Chaeyoung dan Eunwoo akhirnya memiliki waktu untuk berbulan madu. Dari sekian banyak destinasi, Chaeyoung menjatuhkan pilihan pada Maldives, tempat yang mendapat julukan surga yang tertinggal.
Mereka berdua sudah sampai di hotel, selesai membereskan barang dan berniat untuk jalan-jalan atau sekedar mencari makan. Namun jika melihat kondisi Chaeyoung saat ini...
"Aduh mual." keluh Chaeyoung memegangi perutnya lalu berlari menuju kamar mandi. Eunwoo terlihat khawatir—sangat, namun tiap kali ia bertanya, jawabannya pasti...
"Jangan nanya terus, dong! Gak liat aku lagi mual?!"
"Kamu lagi dapet?" tanya Eunwoo dengan ekstra hati-hati.
"Berisik! Enggak!"
Tunggu—mual, pusing, muntah, sensitif tapi sedang tidak ada tamu bulanan... Jangan-jangan—
"Chaeng, tadi muntahan kamu keluar gak?" tanya Eunwoo saat melihat Chaeyoung membaringkan tubuhnya sambil memegangi perut.
"Enggak, gak keluar apa-apa."
"Kamu...hamil?"
Chaeyoung melotot, "Ngaco, deh! Masa hamil?"
"Abisnya kamu 'kan gak ada riwayat maag, terus kamu juga nunjukin tanda kalo hamil. Tapi kita 'kan baru anu anu seminggu yang lalu terus nikah terus anu anu lagi, kok kamu langsung hamil, sih? Prosesnya secepet itu, ya?"
"Ck. Gak, aku gak—hamil."
Eunwoo menatap Chaeyoung lembut, mendekat lalu membantu mengusap perut Chaeyoung yang masih terasa nyeri, "Ayo ke Dokter."
🍓🍓
"Tidak, Pak. Mrs. Chaeyoung tidak hamil. Beliau hanya mabuk perjalanan saja. Diistiratkan sebentar juga sembuh." Penjelasan dari Dokter William membuat Chaeyoung dan Eunwoo menghela nafas lega.Bukan karena mereka tidak ingin memiliki anak, sungguh. Chaeyoung yakin sekali jika Eunwoo selalu memakai pengaman. Kecil kemungkinan jika bocor.
"Terima kasih, Dokter." Eunwoo berdiri, berjabat tangan dengan William lalu pulang setelah menyelesaikan biaya administrasi.
🍓🍓
"Denger, kan? Aku gak hamil! Udah tau aku sering banget kek gini kalo perjalanan jauh!" omel Chaeyoung saat ia dan suaminya sudah sampai di hotel.
"Maafin aku, ya, sayang? Aku 'kan panik." Eunwoo mengusap tengkuknya, cengengesan.
Chaeyoung mengakhiri debat, memilih untuk minum obat lalu tidur saja. Percuma dilanjutkan, buang waktu saja.
-16:00 PM-
Chaeyoung membuka mata. diliriknya jam di tangan, sudah sore. Wanita itu lalu bangun, meregangkan ototnya.
"Kak Eunwoo?" Chaeyoung memanggil dengan suara keras saat tak menemukan Eunwoo di sana, "Kak Eunwoo?"
"Kenapa, hm?" jawab Eunwoo yang ternyata baru pulang dari luar.
"Dari mana?"
"Abis keluar sebentar, kamu lapar, ya? Mau makan apa?"
"Gak mau makan. Aku pengen renang."
"Eh? Bukannya kamu gak bisa renang?"
"Tenang aja, aku bawa ini kok."
Dengan antusias, Chaeyoung membuka kopernya. Setelah menemukan barang yang dimaksud, Chaeyoung langsung menunjukkan pada Eunwoo dengan cengiran lebarnya.
"Kamu bawa itu ke sini?"
"Gak boleh?"
"Boleh, lah. Boleh banget."
Mengalah lebih baik dari pada kena semprot lagi, Cha Eunwoo.
"Gitu, dong." Chaeyoung tersenyum senang. Tanpa menunggu lebih lama lagi, istri Eunwoo itu langsung membuka baju, mengganti dengan bikini tepat di hadapan Suami.
Eunwoo berdehem, tiba-tiba merasa panas dan sesak saat melihat pemandangan indah di depannya, "Boleh dong aku pegang?"
Sial, kenapa Chaeyoung terlihat sangat err—seksi?
"Gak!"
Setelah kodok karetnya berhasil terisi angin, Chaeyoung segera menceburkan diri ke kolam renang, meninggalkan Eunwoo yang masih asik memandangi dirinya.
"Sini ikut renang!" Chaeyoung ngerajuk, Eunwoo hanya memperhatikan di tepi kolam sambil sesekali mengangkat telpon penting.
"Renang apaan, dari tadi kamu ngapung doang."
"Makanya ajarin, ih. Ayo, dong..."
Jika Chaeyoung sudah mengaktifkan mode imut nan manja seperti itu, mana bisa Eunwoo menolak.
Namun alih-alih segera menuruti permintaan Sang Istri, Eunwoo justru mengambil ponselnya, mengarahkan pada Chaeyoung, mengabadikan momen menggemaskan wanita mungil yang dinikahinya minggu lalu itu dengan kamera.
"Ih! Kok gak bilang kalo mau foto? Aku belum siap tau!" protes Chaeyoung.
Eunwoo tersenyum melihat hasilnya, "Bagus, cantik."
Setelah puas memotret Istrinya, Eunwoo menyusul masuk ke kolam, menyingkirkan kodok karet yang menurutnya mengganggu itu meski mendapat protes dari Chaeyoung.
"Percaya sama aku." Eunwoo melingkarkan tangannya pada pinggang Chaeyoung, menarik Sang Istri agar semakin menempel padanya.
Dengan begitu, Chaeyoung jadi tidak khawatir akan tenggelam lagi.
"Mau diajarin gaya apa, hm?" Eunwoo mendekatkan wajahnya, berbisik lalu menggigit daun telinga Chaeyoung pelan.
"Ehmm..." Chaeyoung sadar betul jika nafas Suaminya itu semakin memberat, bibir Eunwoo bahkan sudah menjelajahi lehernya.
"You can feel it, right?"
Tidak ada pilihan lain selain menuruti kemauan Eunwoo, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
GEHEIMNIS; [Son Chaeyoung X Cha Eunwoo] √
FanfictionSejauh apapun kamu pergi, jika Tuhan mengizinkan kita untuk bersama, maka aku percaya kamu akan kembali. ©meyuuli, 2018