Luas, rapi, bersih, dan wangi.
Empat kata tepat untuk mendeskripsikan apa yang ada dipikiran Chaeyoung sekarang. Ruangan Eunwoo benar-benar membuat siapapun betah berlama-lama di sana.
"Biasa aja kali liatnya."
Chaeyoung sudah bersiap untuk mengomel sebenarnya. Tapi, berhubung gadis itu tengah malas, Chaeyoung lebih memilih untuk duduk di sofa—ah, lebih tepatnya berbaring. Benar-benar menggambarkan definisi tidak tahu diri dan juga tidak tahu malu.
"Ini lo sendiri yang bersihin, Kak?"
"Emang siapa lagi," jawab Eunwoo yang tengah dibuat sibuk oleh berkas di mejanya.
"Jadi hukuman buat gue apa?"
Eunwoo melirik Chaeyoung, "Temenin gue di sini."
"Hah?"
"Lo tidur aja mending, semalem lo tidur jam dua belas, kan? Pasti sekarang masih ngantuk." ujar Eunwoo tanpa melepas fokus dari catatan poin siswa yang ada di tangannya.
"Kok, lo bisa tau kalo gue bisa tidur jam sepuluh? Lo stalker, ya?" hardik Chaeyoung bangkit melotot pada Eunwoo.
Mengangkat bahu acuh, Eunwoo berkata, "Gue udah bilang sama Bu Hyuna supaya ngasih tau wali kelas lo. Sekarang tidur, jangan berisik, gue lagi sibuk."
Berdecak kesal, Chaeyoung akhirnya mengkuap setelah berdiam diri memperhatikan Eunwoo yang tengah mencatat, tidak butuh waktu lama untuk gadis maniak stroberi itu masuk ke alam mimpinya.
🍓🍓
"Lo kenapa?" Tzuyu mengernyit, dari awal Chaeyoung masuk kelas sampai sekarang saat mereka sudah menginjakkan kaki di kantin, si Son terus menampakan raut wajah garangnya, "Eh, lo mau pesen apa? Gue pesenin, deh."
"Samain aja."
Lima menit kemudian Tzuyu datang dengan dua mangkok bakso di tangannya.
Ini bukan sembarang bakso, bakso satu ini bisa bikin mood Chaeyoung baik lagi. Terbukti sekarang si maniak stroberi itu senyum sumringah sampai lesung pipinya terlihat jelas.
Tzuyu bersyukur dalam hati, meskipun ia harus rela adu jambak dengan Kakak kelasnya, Pinky, demi mengembalikan mood sang bayi macan. Senyum sumringah sahabatnya itu cukup untuk membayar semua usahanya.
Ya, Tzuyu memang sesayang itu pada Chaeyoung.
"Makasih..." Chaeyoung tersenyum lebar, mengusap perutnya yang sedikit membuncit. "Eh, tapi rambut lo kok berantakan, sih?"
"Biasa, biar cepet dapetin baksonya." Tzuyu tersenyum manis, membuat kedua sudut bibir Chaeyoung ikut terangkat ke atas juga.
Gadis Son mengulurkan tangannya, memeluk dengan erat si gadis Chou tanpa mempedulikan tatapan para murid yang mungkin beberapa dari mereka mengira jika mereka berdua itu ekhem, memiliki hubungan spesial.
"Ce, itu ada Kak Eunwoo." tunjuk Tzuyu pada gerombolan kelas dua belas. Di sana ada Eunwoo, Mingyu, Junhoe, Jaehyun, dan juga Jungkook.
Chaeyoung melotot, gadis itu refleks menarik tangan Tzuyu agar ikut berdiri. "Ayo kabur!"
"T-tapi bakso gue?"
"Aduh! Yaudah gue kabur sendiri aja. Bye, Tzu!"
"Chaeyoung kebelet, ya?" Mingyu duduk di samping Tzuyu, menepuk bahu pacarnya pelan karena sempat melongo memperhatikan Chaeyoung yang berlari.
"Gak tau, abis liat Kak Eunwoo dia langsung kabur."
Semua otomatis langsung menatap Eunwoo dengan tatapan, 'Lo apain Chaeyoung?'
"Abis gue hukum, dia telat."
Dan semua pun mengangguk paham.
Lari sejauh yang kamu bisa, hindarin aku semau kamu. Tapi kamu harus inget, kamu gak bakal bisa lepas dari aku, Chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEHEIMNIS; [Son Chaeyoung X Cha Eunwoo] √
FanfictionSejauh apapun kamu pergi, jika Tuhan mengizinkan kita untuk bersama, maka aku percaya kamu akan kembali. ©meyuuli, 2018