Sudah tujuh bulan sejak kejadian mengerikan kemarin, itu artinya masa kehamilan Chaeyoung sudah memasuki bulan kesembilan a.k.a bulan yang pas untuk melahirkan.
Menurut perkiraan Dokter, sih, akhir bulan nanti. Chaeyoung sendiri tidak terlalu ambil pusing, yang penting bayi kembarnya lahir dengan selamat tanpa ada gangguan apapun.
Selama tujuh bulan itu apa yang Eunwoo dan Chaeyoung lakukan?
Tentu saja masih sama seperti sebelumnya. Hanya saja baik Eunwoo maupun Chaeyoung sendiri semakin waspada dengan segala resiko yang mungkin terjadi nanti. Lebih baik mencegah dari pada mengobati, kan?
Dan tentang perkataan Chan dulu, itu benar. Si Kembar yang ada di dalam perut Chaeyoung itu memiliki sifat yang bertolak belakang, membuat Chaeyoung terkadang bersikap manja, namun sedetik kemudian kembali bersikap seperti macan betina yang sedang sensitif.
Eunwoo, sih, hanya bisa sabar, masa iya mau marahin anaknya yang bahkan lahir saja belum. Kalau nanti mereka gak mau keluar gimana? Kan, bahaya.
"Kak, sini deh, pengen peluk." Chaeyoung merentangkan tangannya, tersenyum manis.
Eunwoo ragu, biasanya kalau sudah manja begini, dalam waktu dekat Chaeyoung akan—
"Lama. Ambilin stroberi aja sana."
—kembali menjadi galak.
🌸🌸
Chaeyoung bergerak gelisah di atas ranjangnya. Malam ini ia susah tidur. Biasanya jika sudah seperti ini ia akan memeluk Eunwoo tanpa ragu. tapi kenapa sekarang rasanya sungkan sekali?"Kenapa?" tanya Eunwoo.
"Gak bisa tidur." Chaeyoung merengek.
"Yaudah sini peluk."
Baru saja Eunwoo mendekat, dorongan kecil dari Chaeyoung membuatnya kembali ke posisi semula.
"Gak usah, aku peluk guling aja."
Eunwoo diam. Ia mengusap perut Chaeyoung dengan lembut. Eunwoo lalu mendekatkan wajahnya, mencoba mengajak si kembar kesayangannya untuk berbicara.
"Jagoan kecil Papa, jangan gitu, ya? Kasian, Mama capek pengen istirahat. Masa kalian tega, sih, biarin Mama gak bisa tidur? Udah ya, kesayangannya Papa." Eunwoo mengakhiri kalimatnya dengan kecupan lama di perut Chaeyoung.
Chaeyoung menatap Eunwoo dengan tatapan lembut, "makasih, sayang." membuat Eunwoo seketika menyunggingkan senyuman manisnya.
"Sekarang kamu tidur, ya?" Eunwoo menarik istri kecilnya ke dalam pelukan.
Baru dua jam Eunwoo berada dalam alam mimpinya, ia harus kembali terbangun karena rintihan kecil dari bibir Chaeyoung yang kini tengah memegangi perutnya.
Sontak saja Eunwoo panik, takut terjadi apa-apa. Apalagi Chaeyoung semakin merintih kesakitan seperti ini.
"Apanya yang sakit?"
"Perut aku..."
Tanpa membuang waktu lagi, Eunwoo segera mengambil kunci mobilnya lalu mengendong Chaeyoung dengan sedikit terburu-buru.
Eunwoo tidak peduli dengan kecepatan yang ia tempuh sekarang, yang terpenting adalah Chaeyoung harus segera sampai ke rumah sakit dengan segera.
●●●
"Woo, gimana sama Chaeyoung?" tanya Naeun yang baru saja sampai di rumah sakit.
"Baru pembukaan tujuh, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
GEHEIMNIS; [Son Chaeyoung X Cha Eunwoo] √
FanfictionSejauh apapun kamu pergi, jika Tuhan mengizinkan kita untuk bersama, maka aku percaya kamu akan kembali. ©meyuuli, 2018