s e c h s;

1.9K 305 19
                                    

"Long time no see, Cha Eunwoo."

"Gak usah basa basi. Gue tanya, lo apain cewek gue?" Suara Eunwoo benar-benar terdengar sangat mengintimidasi. Chaeyoung sampai mendongak, menatap Eunwoo yang tengah menatap Yibo dengan tatapan dingin.

Ah, Chaeyoung jadi teringat dengan pertemuan pertama mereka.

Sadar dengan tatapan Chaeyoung, Eunwoo menarik tengkuk gadis itu, menyembunyikan Chaeyoung dipelukannya. Gadis maniak stroberi itu sudah tidak tahan ingin mengomel sebenarnya, tapi entah kenapa aroma tubuh Eunwoo malah membuat Chaeyoung menjadi rileks, ia malah ngusel layaknya kucing sekarang.

"Gue cuma bantuin dia, tadi dia digangguin Changkyun." jelas Yibo.

"Beneran lo digangguin tadi?" tanya Eunwoo mencoba memastikan.

Chaeyoung mengangguk pelan sebagai respon, ia lebih memilih untuk lanjut bermanja didada bidang milik Eunwoo dibanding ikut masuk kedalam percakapan mereka.

Eunwoo sendiri tidak keberatan, justru ia merasa senang, tapi si tunggal Cha itu jauh lebih senang jika hanya berdua saja, tidak ada pengganggu seperti sekarang ini.

Dan cara satu-satunya supaya bisa berduaan itu dengan membawa Chaeyoung menjauh dari Yibo, kan?

"Pacar, ya? Menarik."















"Kak?" Chaeyoung menusuk pelan pipi tirus Eunwoo dengan jari telunjuknya.

Chaeyoung jadi gemas, setelah di bawa kesini, Eunwoo malah diam seribu bahasa. Apa laki-laki itu tengah merajuk? Jika iya, apa alasannya?

"Lo ngapain ke sini?"

Finally.

"Tadi gue ke bioskop, terus main dulu sebentar. Pulangnya pesen ojol, eh, pas di depan jalan sana motor si Abangnya mogok. Dari pada disuruh dorong mending nunggu aja. Gak tau kenapa malah jalan k earah sini terus digangguin, untung ada Kak Yibo sama Kak Eunwoo." jelas Chaeyoung serinci mungkin.

"Kenapa gak ikut dorong aja?"

"Males."

"Keliatan, sih." gumam Eunwoo. Yah, Chaeyoung memang tipikal perempuan yang ogah ribet.

"Ngomong apa?!" Chaeyoung berkacak pinggang lalu mencubit tangan Eunwoo sekuat yang ia bisa. Memangnya ia terlihat semalas itu apa?

"Aduh!" Eunwoo meringis, cubitan Chaeyoung membuat tangannya memar.

Merasa sedikit bersalah, Chaeyoung lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya, benda kotak persegi panjang itu diserahkan pada Eunwoo, "Nih, enak tau. Maaf tadi udah nyubit..."

Eunwoo menerimanya lalu tersenyum tipis. Chaeyoung memang sesuka itu pada buah stroberi.

"Lo mau pulang, apa ikut balapan?"

"Balapan? Gue gak bisa naik motor sama mobil. Gimana caranya? Didorong gitu?"

"Ya, bareng gue, lah. Sebentar doang, abis itu gue langsung anter lo pulang."

Chaeyoung berpikir sebentar sambil melihat keadaan sekitar. Di sini banyak orang, kebanyakan dari latar belakang yang sama, sepertinya. Di sini juga ada perempuan, tapi pakaian mereka membuat Chaeyoung malu sendiri, terlalu terbuka.

Ini beneran dunia lo ya, Kak?









"Cewek lo, Bos?" goda Moonbin, salah satu teman Eunwoo, saat melihat Eunwoo menggenggam erat tangan Chaeyoung.

"Iya."

Satu kata dari bibir Eunwoo membuat semua temannya bersorak heboh. Jarang sekali memang ada yang membawa pacar ke tempat ini.

Chaeyoung menatap mereka dengan tatapan bingung. Ini sudah kedua kalinya Eunwoo memperkenalkan Chaeyoung sebagai gadisnya. Sebenarnya apa maksud dari semua itu? Apa Eunwoo tidak tau jika hal sekecil itu bisa membuat Chaeyoung terbawa perasaan?

"Spesial banget dong, ya?" Jinjin tersenyum menggoda. Chaeyoung terlihat seperti perempuan baik-baik, bisa ia tebak, seberapa istimewanya gadis yang dibawa Eunwoo saat ini. Terbukti dari respon Eunwoo yang kini tersenyum hangat, sedikit malu-malu dengan rona merah di sekitar pipinya, "Yaudah buruan siap-siap. Lawan lo kali ini si Yibo."

"Lo masuk duluan ke mobil, gue mau ngomong dulu sama mereka." mengangguk setuju, Chaeyoung lantas berjalan maju, hanya selangkah. Gadis Son itu lalu berbalik menatap Eunwoo, lagi-lagi dengan tatapan bingung. 

"Mobil Kak Eunwoo yang mana?"

"Yang warna hitam."

Sebenarnya, Chaeyoung takut dan gugup. Ini kali pertama ia menyaksikan balapan secara langsung—biasanya tidak sengaja melihat dari tv—bahkan duduk bersama si pembalap dengan mobil yang sudah menyala, tinggal menunggu komando saja.

Pegangan Chaeyoung bertambah erat pada seatbelt saat datang perempuan dengan dua bendera di tangannya. Balapan akan segera dimulai dan Chaeyoung tidak siap sama sekali.

Saat bendera di angkat, kedua mobil yang semula berdampingan itu melesat membelah jalan. Dengan kecepatan penuh.

Balapan berlangsung sengit. Eunwoo dan Yibo benar-benar lawan yang imbang. Eunwoo keluar sebagai pemenang dengan selisih yang benar-benar tipis.

"Kita menang!" pekik Chaeyoung senang saat mobil Eunwoo terlebih dahulu mencapai garis finish. Tidak sia-sia ia terus berdoa sepanjang perjalanan tadi.

Ehm, sebenarnya Chaeyoung berdoa bukan untuk kemenangan Eunwoo, tapi untuk keselamatan nyawanya sendiri. Gadis itu bahkan berjanji dalam hati tidak akan pernah mau menginjakkan kaki ke tempat terkutuk seperti ini lagi.

"Gue anter lo pulang sekarang."

"Gak turun dulu?" tanya Chaeyoung. Suara dan seluruh tubuhnya masih gemetar sampai sekarang.

"Gak usah. Balapan biar Bang Jinjin yang urus."

Untung saja saat ini Eunwoo menjalankan mobil dengan kecepatan pelan, sepertinya laki-laki itu sadar jika Chaeyoung masih takut. Gadis itu bahkan diam saja sekarang.

Eunwoo berdehem pelan lalu mengenggam tangan Chaeyoung erat, mengusapnya pelan dengan tujuan sedikit menenangkan.

Sial, ia merasa bersalah sekarang. Seharusnya tadi ia menitipkan Chaeyoung pada teman-temannya saja, mereka  tidak mungkin macam-macam.

"Makasih udah nganterin. Hati-hati di jalan, Kak." kata Chaeyoung dengan senyuman manisnya.

Syukurlah, sepertinya gadis itu sudah kembali tenang.

"Chaeng, tunggu,"

Chaeyoung menoleh dan—

Cup.

—Eunwoo mengecup bibir tebal Chaeyoung lalu tersenyum tanpa dosa.

Jangan tanya semerah apa pipi Chaeyoung saat ini. Yang jelas, Chaeyoung merasa jika pipinya akan meledak.

"Sana masuk, udah malem." Chaeyoung mengangguk lalu sedikit berlari ke dalam rumahnya.

Eunwoo menatap Chaeyoung yang mulai menjauh sampai gadis itu benar-benar hilang dari pandangannya, "Apa yang udah jadi milik gue, selamanya bakal tetep jadi milik gue. Waktu lo udah selesai, Seo Changbin."










unknown;
[send pic]
chaeyoung sama eunwoo ditempat balapan, jam 10.

"Fuck! Gue gak bakal nyerahin Chaeyoung lagi, Cha Eunwoo!"








Sementara itu,

"Loh, Mbak Chaeyoung gimana, sih. Katanya mau nungguin? Kok malah gak ada? Apa udah pulang duluan ya? Nomornya gak aktif pula. Haduh nasib saya gimana dong ini?" Changsub, sang driver ojek online yang sedang bernasib sial.

GEHEIMNIS; [Son Chaeyoung X Cha Eunwoo] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang