c o m p l e t i o n

1.3K 172 5
                                    

Chaeyoung menatap orang-orang yang mengelilinginya dengan tatapan kosong. Tangannya masih setia memegangi perut. Membuat Tzuyu, Changbin, Kate, dan beberapa orang di sana mencelos, mencoba memahami posisi Chaeyoung yang saat ini pasti sangat tertekan.

"Anak aku gak apa-apa, kan? Mereka masih hidup, kan?"

Bungkam, tidak ada yang berani menjawab pertanyaan Chaeyoung. Karena faktanya mereka sendiri belum tau hasil pemeriksaan.

"Tzu, mereka masih hidup, kan?" Tzuyu memeluk Chaeyoung dengan erat, ia menangis. Sudah tidak tahan melihat keadaan Chaeyoung sekarang.

Tak lama kemudian Eunwoo muncul dari balik pintu dengan senyuman tipis. Tzuyu yang mengetahui itu segera melepaskan pelukannya lalu kembali ke posisi semula.

"Bayi kita..." pertahanan Chaeyoung runtuh, ia menangis sejadi-jadinya saat Eunwoo memeluknya dengan erat.

"Jangan nangis, sayang. Gak ada hal yang perlu kamu tangisin, okay?" Eunwoo mengusap rambut istrinya dengan penuh sayang, mencoba untuk menenangkan.

"Bayi kita?"

"Mereka baik-baik aja. Aku bener-bener berterimakasih sama kamu, makasih karena udah menjaga bayi kita sampe sekarang, makasih karena nggak biarin mereka pergi, makasih karena udah jadi kuat demi anak kita. Makasih, sayang..."

"Kak..."

Tangisan yang semula memilukan kini berubah menjadi mengharukan, rasa syukur kepada Tuhan terus terucap dari semua orang yang berada di dalam maupun luar ruangan.





🍭🍭



"Lisa?"

"Eh? Kak Jisoo?"

"Kamu ngapain di sini?" tanya Jisoo sedikit heran melihat Lisa mendadak gugup. Ia menoleh ke ruangan di sebelahnya lalu mengangguk paham. "Mau nengokin Chaeyoung, ya?"

"Ah? Eng—"

"Yuk, masuk. Kebetulan aku juga lagi mau periksa keadaan Chaeyoung." Jisoo tersenyum lalu menarik tangan Lisa, dan tangan satunya yang tengah memegang laporan dipakai untuk membuka pintu.

Lisa sedikit berontak, mencoba melepaskan pegangan Jisoo yang terasa semakin mengerat.

"Lepasin, Kak..." Lisa mencicit, membuat Jisoo seketika menatap tajam ke arahnya.

"Kamu harus ngakuin perbuatan kamu Lisa! Kamu hampir aja bunuh dua bayi yang gak punya dosa!" suara Jisoo meninggi, membuat semua orang menoleh dan memperhatikan mereka dengan tatapan bingung. "Aku tau. Jus nanas yang aku pesen malah kamu kasihin ke Chaeyoung, kan? Aku liat semuanya! Aku tau waktu kamu ngasihin minuman itu, aku tau waktu Chaeyoung teriak minta tolong! Aku tau kamu sengaja bawa aku ngejauh biar gak nolongin Chaeyoung, kan?"

Lisa tersentak, merasa bodoh karena permainannya kurang rapi.

Sibuk dengan lamunnya, Lisa sampai tak sadar jika pintu sudah terbuka dan menampakkan Eunwoo di sana, "Minta maaf sama Chaeyoung sekarang atau lo gue seret ke penjara."

Lisa menunduk. Tak berani untuk sekedar mendongak atau menatap Chaeyoung yang kini tengah menatapnya dengan tatapan terluka.

"M-maafin gue..."

"Kenapa? Kenapa kamu tega nyakitin bayiku?"

"G-gue khilaf. Gue minta maaf. Gue bener-bener gak bisa mikir waktu itu. Gue tau gue salah, gue hampir jadi pembunuh cuma gara-gara ambisi gue sama Eunwoo. Maafin gue Chaeyoung, maaf." Lisa berlutut sambil terisak.

Sebelum memberikan jus yang sudah diberikan obat pelemah kandungan, Lisa memang sangat marah dan berambisi untuk menghabisi Chaeyoung karena sudah berani merebut Eunwoo, pangeran yang ia gilai sejak SMA dulu.

Namun, saat melihat Chaeyoung merintih kesakitan dengan darah yang terus mengalir di antara kakinya, rasa bersalah itu mulai menghantam Lisa. Meski ia meninggalkan Chaeyoung dengan angkuh, tubuhnya tetap gemetar karena perasaan salah.

Dan melihat Chaeyoung menangis histeris karena takut kehilangan bayinya, saat itu lah Lisa benar-benar dihantui dosa.

"Bangun."

Lisa mendongak, tidak percaya dengan respon yang diberikan oleh Chaeyoung, "Lo gak marah?"

"Siapa bilang? Aku marah, banget malah. Tapi apa gunanya? Yang penting sekarang kedua anak aku selamat dan kamu! Jangan pernah muncul di hadapan aku atau Kak Eunwoo lagi!"

"Gue janji! Gue gak bakal gangguin kalian lagi." setelah berkata begitu, Lisa membungkuk sebagai permintaan maaf lalu keluar dari ruangan Chaeyoung dengan perasaan lega.

Eunwoo tersenyum, kalau bukan karena Chaeyoung yang menahannya untuk memenjarakan Lisa, mungkin sekarang gadis itu sudah mendekam di balik jeruji besi.





●●●




Setelah kurang lebih tiga hari berada di rumah sakit, akhirnya Chaeyoung di izinkan untuk pulang. Tentu saja calon ibu itu merasa senang, bau rumah sakit membuatnya mual.

"I'm home!" pekik Chaeyoung senang.

"Welcome, Chaeyoungiee!"

Kejutan!

Semua orang terdekat Chaeyoung ada di sini. Orang tua Changbin, orang tua Eunwoo, orang tua Chaeyoung, Eric, Naeun dan Myungsoo, Tzuyu, Mingyu, Changbin, dan juga Kate, semuanya berkumpul untuk menyambut kedatangan Chaeyoung.

"Nih, minuman khusus buat bumil. Pasti capek, kan?" Eric memberikan segelas minuman pada Chaeyoung.

"Bukan jus nanas, kan?" Chaeyoung menyipit curiga.

"Yeu, suudzon amat. Bukan, lah!" Eric mendengkus. Mengundang gelak tawa dari semua orang yang hadir di sini.

Dalam hati Chaeyoung dan Eunwoo bersyukur, bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk merasakan kebahagian.

GEHEIMNIS; [Son Chaeyoung X Cha Eunwoo] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang