2 bulan ini, Della mulai melupakan Gilang. Della bahkan lupa segalanya, ia mulai mencari kehidupan baru. Tanpa Gilang tentunya.
Della memutuskan untuk melanjutkan sekolah di London.
Keputusan itu tentu nya sudah bulat. Orang tuanya terkejut ketika Della meminta tiba-tiba untuk kembali ke London.
Teman-teman sekolah, bahkan Iqbal yang sudah jauh pindah ke Indonesia memohon kepada Della agar berubah pikiran. Hasilnya nihil, Della tetap akan pergi ke London mencari kehidupan baru disana.
Jika memang itu demi kebaikan Della, mereka bisa apa? Mereka hanya bisa pasrah dengan keputusan Della. Orang tuanya memesan tiket untuk Della ke London seminggu lagi.
Seminggu, ya... Satu minggu itu mereka beri untuk teman-teman Della yang ingin menghabiskan waktu nya. Sementara keperluan lainnya diurus oleh orang tuanya.
Hari ini, Della diajak camping di puncak oleh teman se-geng nya untuk dua hari. Tentu ditemani Iqbal juga karena papa Della yang suruh. Takut terjadi apa apa.
Ready, guys.
~^^~
Hari ini Gilang diajak Talia untuk pergi ke Mall. Banyak yang diinginkan cewek super manja itu.
Gilang sudah beberapa kali mengingatkan Talia untuk tidak manja di depan semua orang atau bahkan jangan manja sedikitpun. Talia tidak mendengarkan, itulah type cewek yang sangat tak disukainya.
Jujur, dia menyesal.
Kembali teringat sosok Della saat itu. Tiba-tiba terlintas di pikirannya, Gilang salah. Dia baru menyadari siapa yang benar-benar tulus.
Hubungannya dengan Talia sudah mendekati ke arah yang lebih serius, namun tak salah kah apabila Gilang memutuskan sebaliknya?
Namun Gilang buang jauh-jauh pikiran buruk itu. Mengapa disaat Talia melakukan suatu kesalahan, pikirannya selalu tertuju pada Della. Si somplak overload katanya.
Tak sadar di Mall, Gilang menangkap sosok Della dengan teman-temannya sedang tertawa ria. Mereka belanja untuk ke puncak nanti seperti bahan-bahan mentah dan camilan.
Talia beberapa kali memanggil nama nya namun Gilang tak menggubris. Matanya tertuju pada Della. Talia langsung melihat kearah itu, lalu memarahi Gilang.
"Gilang kamu liat siapa sih? Della? Kamu ngapain liat dia, kamu tunangan aku!" bentak Talia. Beberapa orang di sana nampak melihat kegaduhan mereka berdua.
"Talia stop bikin aku malu disini! Kamu gabisa diajak sabar ya? Aku capek sama kelakuan kamu kayak gini! Kita udahan!" jawab Gilang. Talia terkejut, bahkan dia hampir menangis. Gilang menarik tangan Talia ke mobil bahkan Talia belum membeli satu barang pun.
"Gilang aku gak mau..." rengek Talia.
"Kalau lo gak mau udahan, kita break. Lo bisa pilih salah satu. Break atau kita selesai,"
Kata-kata Gilang berhasil menusuk hati Talia. Talia hanya terus menangis, apalagi panggilan aku-kamu yang biasanya mereka pakai sudah Gilang ganti.
Gilang mengantar Talia pulang. Setelah menurunkan Talia di depan rumah nya Gilang langsung melajukan mobil nya tanpa berkata apapun kepada Talia.
Pikiran Gilang semakin kacau, hingga mobilnya di belokkan ke sebuah bar. Ia hanya ingin pikirannya rileks sebentar. Gilang langsung memesan hot cappuccino kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif #1
Teen FictionDella dan Gilang yang harus merasakan manis pahit nya kehidupan cinta, merasakan indahnya hubungan asmara, meskipun selalu saja ada konflik diantara mereka. Mampukah mereka bertahan?