Della masih diam, rasa kecewa nya masih ada. Apalagi memori ketika Gilang meninggalkannya, rasanya sakit jika terus menghantui pikirannya.
Ia butuh liburan saat ini. Entah kenapa rasanya ia ingin mencari kesenangan atau kesibukan semata untuk menenangkan dirinya.
Della meraih HP nya dan seperti biasa notifikasi Whatsapp nya banjir oleh group chat. Seketika grup hangat ketika Rian sudah bisa hidup seperti biasa karena dukungan teman-teman pastinya.
Aretha mengajak mereka ke Disneyland. Ia seperti tergila-gila dengan tempat itu. Karena memaksa, maka yang lain pun setuju, daripada nggak ada tujuan main sama sekali.
Tiba-tiba HP nya berdering pertanda ada telfon masuk. Terpampang jelas nama di layar HP nya.
Farel is calling.
Tanpa ragu Della mengangkat telfon. Kenapa? Karena Farel masih tetap sahabatnya, waktu itu Della kalut oleh emosi, maka dari itu kata-kata menyakitkan keluar dari mulutnya.
"Halo, ada apa Rel?"
"..."
"Seriusan lo? Terus gimana? Yaudah gue dateng kesitu deh,"
"..."
"Oke sama-sama, see you,"
Della segera mengganti baju dan menyisir rambut tanpa make up, karena bagaimanapun Della lebih cantik jika terlihat Natural.
Farel meminta nya untuk ke rumah sakit karena keadaan Claire yang sedang tak baik. Della buru-buru mencari taksi dan segera pergi.
Setelah sampai, dilihatnya Farel sedang duduk, menunggu hasil pemeriksaan dokter terhadap istri nya itu.
"Ada apa Rel?" tanya Della yang baru datang dan duduk di samping cowok itu. Farel menatap Della, matanya memerah.
"Claire...anak gue..."
"Mereka kenapa?" tanya Della menatap Farel dengan serius. Farel menggeleng dan tertunduk, lagi. Della yang mengerti memutuskan untuk menunggu Farel tenang.
Tak lama, dokter keluar dari ruangan dan memanggil Farel untuk bicara berdua. Della masuk ke ruangan memakai baju khusus untuk melihat keadaan Claire.
Claire menangis, matanya memerah. Entah apa yang dialami nya saat ini, karena Farel baru mengabarinya.
"Della..." lirih Claire. Sorot matanya memperlihatkan bahwa cewek itu benar-benar seakan merasakan rasa sakit yang luar biasa.
"Lo kenapa?" tanya Della. Claire nampak sesenggukan dan meminum air putih untuk tenang.
"Gue keguguran,"
Della kaget, pantas Farel dan Claire nampak sangat terpukul. Kandungan yang telah mereka jaga baik-baik akhirnya malah keguguran.
"Lo yang sabar.." kata Della menenangkan Claire yang masih menangis, mengangguk mewakili kata-kata terima kasih nya.
"Gimana lo sama Gilang?" tanya Claire lalu menutup mulutnya seakan ia keceplosan. "Maaf, Del..."
"Nggak apa-apa kok, emang udah nggak bisa lagi kayaknya, gue terlanjur capek sama sikap nya yang posesif nya kelebihan," ucap Della sambil tersenyum miris.
Moodbreaker? Gilang Rio Samudera.
***
Faiz nampak mondar-mandir karena datang terlalu tepat waktu ke taman Oxford. Mereka janjian jam 9 dan sekarang sudah jam setengah 10.
"Kampret emang gue punya temen kayak lo semua anj," ucap Faiz yang kesal menunggu. Akhirnya Ardhan datang bersama Zaki.
"Ni kembar dateng berdua terus, nempel mulu dah kayak adik berkakak," ucap Faiz.
"Tolol lu, pake typo segala lagi, kalau adik udah tentu punya kakak, tapi kalau kakak belum tentu punya adik," jelas Zaki.
"Yang gitu doang lo berdua mah dipermasalahin lol emang," timpal Ardhan. Mereka pun menunggu dan menunggu.
Aretha datang dengan bando Mickey mouse. Ia nampak tak sabaran, Aretha terlalu menyukai tempat-tempat seperti Disneyland.
"Lama banget sih kebiasaan," keluh Aretha sambil meminum air mineral yang ia bawa.
"Gue yang lebih dulu dateng dan paling te-pat wak-tu, jadi lo nggak usah ngeluh," timpal Faiz. Aretha berdecak kesal.
"Tuh, Della sama Rian dah dateng," kata Zaki. Della hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Dellaaaaaaaa! Akhirnya gue bisa liat lo ceria lagi kayak dulu!" ucap Aretha. Rian terkekeh begitu juga Della.
Akhirnya mereka mengobrol dan bercanda sejenak sambil menunggu yang lain datang. Della menceritakan bagaimana awal nya ia bisa jadian dengan Rian hingga sekarang.
"Ah gue curiga nih sama lo berdua, udah 'gituan pasti," ucap Ghina polos. Rian hanya menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah teman-teman nya itu.
"Udah dateng semua kan? Yaudah kenapa diem mulu disini? Nggak berfaedah, mending langsung jalan yuk!" ajak Ridho.
"Tumben pikiran autis lo nggak muncul, udah les kejiwaan lo Dho?" ejek Hilman.
"Omongan lo botak," timpal Ridho sambil menjitak kepala Hilman yang membuat cowok itu meringis.
"Autis akut emang si beke ini," balas Hilman sambil memicingkan matanya.
"Lo juga kan beke b*ngsat lebih beke dari gue," timpal Ridho lagi. Sekarang dua cowok itu malah saling mengejek.
"Heh heh, kalau terus gitu kapan mau berangkat kampret?" ucap Azil menengahi. Akhirnya kedua cowok itu berhenti dan saling membuang muka membuat kesan lucu di dalamnya.
Ketika sampai di Disneyland, Aretha yang lebih bersemangat. Aretha memang suka Disney, bahkan semua film nya sudah ia tonton.
Mereka menghabiskan waktu hingga malam hari. Mereka duduk sejenak sambil menunggu Puncak acara di Disneyland, yaitu menyalakan kembang api yang akan muncul tepat di atas menara.
"Yaampun gue nggak sabar banget nih," ucap Aretha.
"Ribut mulu sih lo kayak nggak pernah ke tempat ginian aja," ucap Panca.
"Norak lo Tha," ucap Raka.
"Apa sih lo semua risih bangett, ini lagi cebong ikut-ikutan," sindir Aretha pada Raka.
"Apa lo bilang tadi?" Raka menggelitik cewek itu hingga tertawa keras tanpa memperdulikan orang-orang disekitarnya.
"Hahaha, hmmppp...udah..kaaa!!" Aretha semakin menyerah. Raka menghentikan aksi nya. Dilihatnya cewek itu kewalahan.
"Puas?" kata Raka. Aretha memasang wajah memelas meminta maaf sambil terkekeh sedikit.
Suatu saat, mereka bakal rindu momen-momen kayak gini.
***
"Arrrggghhhh!"
Gilang semakin banyak pikiran. Ia benar-benar nggak bisa melupakan Della. Sekalipun ia mencobanya, ia merasa sangat tersiksa.
Dilihatnya album foto nya dengan Della. Mulai dari ketika masih memakai seragam SMA, ketika camp bersama dengan teman-temannya di Indonesia, juga foto Della dan dirinya dengan latar belakang Oxford.
Gilang nggak akan menyerah untuk mendapatkan cewek itu kembali apapun caranya, meskipun kabar bahwa Della dan Rian jadian, itu bukan penghalang untuk berjuang.
Ia yakin, Della masih mencintainya. Entah dari mana rasa yakin yang kuat itu, suatu saat Della bakal kembali padanya.
Pasti...
***
Kira-kira, apa Della bener-bener kembali sama Gilang?
Atau malah hubungan keduanya semakin buruk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif #1
Teen FictionDella dan Gilang yang harus merasakan manis pahit nya kehidupan cinta, merasakan indahnya hubungan asmara, meskipun selalu saja ada konflik diantara mereka. Mampukah mereka bertahan?