thanks, Rian.

949 14 2
                                    

"Lo jadi gak malem ini?" tanya Aretha dibalik telfon. Della masih menyiapkan baju tidur dan beberapa camilan jika camilan disana habis oleh 7 cewek yang hobinya ngemil itu.

"Gue lagi siap-siap, bentar lagi otw kok," jawab Della. Ia membawa beberapa make-up juga ke tas nya.

Jam menunjukkan pukul 8 malam. Della menunggu taksi yang lewat di depan apartemen nya. Begitu taksi lewat, ia langsung memanggilnya dan taksi itu berhenti.

"ehm, hello? could you help me, please? Take me to this address." ucap Della pada supir taksi itu sambil memberikan alamat rumah Aretha.

"Sure, mrs." lanjut supir taksi itu. Della menaiki taksi nya dan taksi pun melaju dengan kecepatan normal.

Ketika membuka HP nya, tak sengaja ia membuka album dan melihat beberapa foto nya dengan Gilang yang bahkan belum dihapus.

"Maaf, Gilang. Harusnya nggak aku lakuin itu, bahkan aku enggan hapus foto kamu," gumam Della. Sang supir nampaknya menggeleng, mengerti dengan apa yang dikatakan Della.

"Neng, dari Indonesia?" tanya Supir itu, sampai Della terbelalak.

"Bapak juga dari Indonesia? Duh, pak, jadi nggak enak," ucap Della. Si supir nampak terkekeh.

"Nggak apa-apa, bapak juga pernah merasakan patah hati. Nanti juga terbiasa neng," kata si supir.

"Nama bapak siapa? tinggal dimana di indonesia?" tanya Della.

"Nama Bapak Yanto, bapak tinggal di Garut, bapak mah dulu kursus bahasa inggris, makanya bapak bisa sampe sini, walaupun jadi supir taksi," kata supir. Dari logat dan tempat tinggalnya, sepertinya Pak Yanto berasal dari suku sunda.

"Bapak punya keluarga?" tanya Della lagi.

"Ada, neng. Bapak punya istri dan 3 anak. Anak pertama namanya Gunawan, dia di Indonesia bersama istri dan anaknya. anak kedua masih kuliah di Oxford, namanya Faiz dan yang ketiga pendidikan SMA nya disini, namanya Amy,"

"Saya juga kuliah di Oxford loh, pak, nama anak bapak Faiz Dhya?" tanya Della. Pak Yanto sedikit terkejut.

"Eh, iya, neng temennya ya?" kata Pak Yanto. Della mengangguk dan berkata, "dia teman satu jurusan saya pak, sahabat saya malah,"

Dan akhirnya Della dan Pak Yanto saling mengobrol, hingga tak terasa sudah sampai di rumah Aretha.

"Saya pamit ya, pak? Makasih, nanti saya sering-sering nitip salam ke bapak, hehe, hati-hati ya pak," pamit Della.

"Iya, neng Della, bapak juga pamit, ya?" ucap Pak Yanto yang langsung melajukan mobilnya.

***

"Eh, Lang, lo baru dateng?" tanya Zaki yang sudah sedikit mabuk. Gilang mengangkat pundaknya dan duduk di sofa. Suasana club sangat ramai dan berisik.

"Minum yo," ajak Ardhan.

"Minum terossss," kata Hilman yang tumbang di sofa. Gilang pun menuangkan midori ke gelasnya dan meminumnya.

"Kok lo telat sih?" tanya Ridho.

"Gue kebelet pup bentar, hehe, terus mobil nya juga belum balik," jawab Gilang sambil tertawa. "Maaf bro,"

"Panca, lo nggak minum?" tanya Faiz. Panca hanya mengotak-atik HP nya.

"Gue nggak minat," ucap Panca, "gue nggak suka minum-minuman kayak gitu, gue masih hidup sehat dong,"

"Yaelah jaim amat lo, ca," kata Azil yang nampak sama mabuk nya seperti Zaki.

Gilang lagi lagi menuangkan midori ke dalam gelasnya. Dua kali, tiga kali, dan hingga akhirnya Gilang benar-benar mabuk berat.

Posesif #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang