Hari itu, mereka resmi berpacaran. Bahkan Gilang sudah memutuskan hubungan dengan Talia. Ia sadar bahwa selama ini yang dicintainya Della, bukan Talia.
Setelah keluar dari tenda dengan rambut yang acak-acakan dan tubuh yang lemas, berbagai ledekan membuat telinga mereka berdengung.
"Habis lo apain tuh cewek Lang?" sindir Farhan.
"Apaan sih," kali ini Della berbicara.
"Ada yang baru jadian nih hmm," sindir Syifa, Farhan menatapnya.
"Han, kode tuh," ujar Kaila. Membuat mata Syifa dan Farhan bertemu. Lalu memalingkan wajah. Syifa mendadak cemberut disana.
"Aelah, Han. Cewek kalau udah gitu tuh, dia butuh kepastian." lanjut Firman yang berpegangan tangan dengan Reisha.
"Berisik," jawab Farhan dingin.
"Gue gak mood," Syifa tiba-tiba masuk ke tenda, entah dia marah atau kenapa. Yang jelas wajahnya terlihat murung.
"Samperin njir masa tuh cewek marah lo nggak samperin? samperin sana," paksa Fauzan. Farhan menurut, ia mengikuti Syifa.
Syifa yang terlihat sedang menangis itu dihampiri Farhan.
"Syif, lo kenapa?" tanya Farhan. Bahkan Syifa nggak menggubris sama sekali. Tangis mengalahkan semuanya.
Tiba-tiba Farhan menarik wajah Syifa sangat dekat dengannya.
"Syifa, dengerin gue. Maafin gue, gue salah. Gue nggak sadar kalau lo butuh kepastian dari gue juga," lirih Farhan.
"Mestinya lo sadar dari dulu, Han! Lo nggak pernah mikirin perasaan gue! Lo nggak pernah tau gue berharap banyak ke lo! Gue disini masih nunggu lo, Han. Tapi apa? Mana hasil nya?!" bentak Syifa.
Farhan semakin sakit, ia merasa bersalah. Dipegangnya tangan cewek itu berusaha menenangkan, tapi...
"Syifa tangan lo panas? Lo sakit?" refleks Farhan memegang kepala Syifa. Syifa menggeleng.
"Tangan lo aja dingin, jadi panas kalau lo nyentuh kulit gue," ujar Syifa. Namun tangan Farhan biasa saja, nggak dingin sedikitpun.
"Lo sakit, Syifa. Mending lo istirahat, lo bawa kompres?" tanya Farhan. Syifa mengangguk. "Ada di tas gue, Han. Tolong," titah Syifa.
Farhan mengacak tas Syifa untuk mencari, justru ia dikagetkan dengan salah satu obat yang Syifa bawa.
"L-leukimia...Syifa..." tiba-tiba air matanya jatuh. Ia bahkan nggak tau kalau Syifa punya penyakit separah itu. Bahkan ketika ia membuka surat dokter, Kanker yang diidap Syifa sudah Stadium 2.
Leukimia atau bisa disebut Kanker Darah menyerang tubuh gadis itu. Farhan berusaha untuk tidak menangis di depan Syifa. Ia mengompreskannya kepada Syifa setelah menemukannya.
"Gue tau lo sebenernya udah tau, Han." lirih Syifa. Detik itu juga, Farhan tak kuasa menahan tangisnya. Ia memeluk Syifa dengan erat.
"Gue bakal bahagiain lo Syif, gue janji, gue cinta sama lo, dan please terima gue jadi cowok lo mulai sekarang," ucap Farhan. Syifa pun ikut menangis, nggak seharusnya ia berharap banyak pada Farhan.
"Gue cuma cewek penyakitan, Han. Gue nggak pantes buat lo, gue cewek lemah, bahkan gue nggak punya apapun. Gue nggak sempurna, apa yang lo liat dari gue?" tanya Syifa.
Farhan membungkam mulut Syifa, "Jangan pernah lo bilang gitu ke gue, gue nggak pernah mandang fisik lo, kesetiaan gue jauh lebih berharga Syif. Hargai gue, gue sayang sama lo," jawab Farhan. Syifa mengangguk.
"Apa maksudnya lo ngangguk, Syif?" tanya Farhan. "Gue mau, Han."
Antara Bahagia dan Sedih, Farhan dan Syifa resmi berpacaran sekarang. Namun Syifa meminta satu hal kepada Farhan. "Jangan sampai yang lain tau gue mengidap kanker, Han. Gue belum siap,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif #1
Teen FictionDella dan Gilang yang harus merasakan manis pahit nya kehidupan cinta, merasakan indahnya hubungan asmara, meskipun selalu saja ada konflik diantara mereka. Mampukah mereka bertahan?