Tasya pergi dari taman. Menuju ruangan kepala sekolah. Ya hanya disitu tasya bisa menangis tanpa ada yang mengganggu. Toh om riza yang sekarang menjadi kepala sekolah sedang ada urusan. Jadi ruang kepala sekolah sepi.
Tasya masuk ke ruang kepala sekolah. Lalu duduk di lantai sambil memeluk kedua kakiknya yang di tekuk.
Tasya menangis sejadi jadinya.Tanpa tasya sadar pintu ruang kepala sekolah terbuka. Masuk randy dan sasa kedalam ruangan itu.
Randy dan sasa sedih melihat tasya yang menangis tersedu sedu seperti itu.
Randy jongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh tasya. Randy langsung memeluk tasya. Sasa tidak cemburu karena dia tau tasya adalah sepupu randy dan sekarang tasya butuh pelukan untuk menenangkannya.
"Sya lo haru kuat. Lo gak boleh kayak gini. Ngerti?"
Tasya tau suara itu,tasya juga tau randy memeluknya. Tasya tidak menolak toh randy juga keluarganya. Tasya sadar di dalam pelukan randy nyaman. Baru kali ini randy memeluknya,karena jika bertemu tasya selalu bertengkar dengan randy.
"Lo tunjukin ke si adit bahwa lo gak lemah. Lo tunjukin kalo lo bisa kuat tanpa dia. Lo bisa bahagia tanpa dia. Cowok brengsek kayak dia gak pantes lo cintain"
Tangisan tasya semakin keras. Tasya terisak. Dia tidak tau harus bicara apa yang jelas hatinya sangat sakit.
"Nangis sya. Keluarin segala kesakitan lo. Tapi janji lo gak akan nangisin cowok kayak dia lagi"
Tasya hanya mengangguk
Seulas senyum terukir di bibir sasa. Sasa kagum melihat kekasihnya yang bersikap layaknya kakak yang menasehati adiknya.
********
Tasya duduk di samping adit. Sepanjang pelajaran mereka hanya diam. Tasya selalu berusaha tersenyum dan memperlihatkan wajah ceria. Tasya tau adit selalu melirik ke arahnya.
Bel pulang sekolah berbunyi,tasya memasukkan bukunya ke dalam tas.
Teman sekelas tasya yang duduk di depan tasya,dia sudah mulai dekat dengan tasya. Mereka juga sering mengobrol. Namanya vera orangnya baik dan ramah.
Vera berbalik ke arah bangku tasya.
"Sya lo kenapa? Mata lo sembab banget. Abis nangis? Masa sih lo nangis" Tanya vera
"Gak papa kok,gue cuman sakit tapi gak keliatan lukanya. Ya jadi mungkin nangis yang nandain betapa sakitnya luka gue. Eh btw kok jadi drama sih hahaha" Tasya tertawa seperti tidak ada apapun.
"Oh ya udah gue balik duluan oke"
Tasya hanya mengangguk. Vera berjalan keluar kelas
Saat tasya hendak berdiri adit mencekal tangan tasya.
"Ada apa?" Tanya tasya jutek
Kini tasya yang galak dan jutek kembali. Tasya yang sudah agak berubah pada adit kini kembali lagi sikapnya yang dulu.
Adit berdiri dari duduknya kemudian menatap mata tasya sangat lekat namun tasya tidak menatap adit.
"Sya aku mohon dengerin penjelasan aku. Hati aku sakit sya liat kamu tersenyum palsu kayak gitu seolah menandakan kamu sangat sakit dan hati aku juga sakit sya"
"Apa lo bilang? Seolah menandakan gue sangat sakit?LO PIKIR GUE GAK AKAN SAKIT LIAT LO PELUKAN TERUS DICIUM SAMA SI FARA HAH? PUNYA OTAK LO? MIKIR! HATI GUE SAKIT LIAT LO KAYAK GITU SAMA SI FARA DAN LO? HANYA DIAM SAAT DIPERLAKUKAN KAYAK GITU SAMA SI FARA! LO ANGGAP GUE APA HAH?!" Bentak tasya
Adit mengenggam tangan tasya berusaha menenangkan namun tasya malah menamparnya.
"Sya aku cinta sama kamu. Kamu pacar aku sya. Kamu satu satunya orng dalam hati aku" Kata adit dengan nada lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
My Galak Girlfriend (END)
Teen Fiction(WORK ACAK-ACAKAN) (PROSES REVISI) - Julukan untuknya yang membuat menantang.