Pergi

144 3 0
                                    

Malam ini,adit sedang mengemasi barang-barangnya karena dia besok akan keluar dari rumah sakit sekaligus akan pindah dari ibu kota.

Bukan tanpa alasan dia memilih pindah. Alasan yang pertama adalah karena dia harus menjaga mamanya dan alasan yang kedua tentu saja untuk menghindari tasya.

Rasanya menghindar adalah jalan terbaik saat ini. Walaupun ada harapan untuk adit meminta maaf,tapi rasanya sia-sia karena tasya mungkin tak akan mau bertemu dengannya apalagi memaafkan adit.

Adit sedikit menyesal telah menceritakan kejadian yang sebenarnya pada tasya. Namun jika dia menyembunyikannya lebih lama maka itu malah membuat tasya semakin membencinya.

Pintu ruangan adit tiba-tiba terbuka secara keras. Sontak adit menoleh ke arah pintu.

Di luar pintu berdiri randy dengan sorot mata tajamnya. Dia seakan ingin membunuh adit detik itu juga.

"Ada urusan apa lo kesini?" Tanya adit santai

"Cih! Kalo bukan karena urusan ini bersangkutan sama tasya,gue gak sudi liat muka pembunuh kayak lo" Balas randy

Adit diam mematung. Sudah dia kira bahwa randy pasti akan mengetahui kebenaran ini dengan cepat.

"Gue gak ada hak buat menjelaskan apapun. Lo pasti udah tahu semuanya kan?" Ujar adit

Tanpa basa basi randy memukul adit dengan membabi buta. Dia rasanya sudah hilang kesabaran menghadapi lelaki brengsek seperti adit.

Setelah menyakiti tasya,adit juga adalah anak dari orang yang membunuh orang tua tasya.

Tak cukupkah rasa sakit yang tasya terima dari orang ini? Setimpal rasanya jika adit mati di tangan randy.

"Gue akan bunuh lo bajingan!"  Ancam randy

Terdengar suara riuh dari luar ruangan. Para pasien serta pegawai rumah sakit menghampiri ruang rawat itu.

Beberapa satpam mencoba menarik randy menjauh dari adit. Namun sangat sulit karena randy terus menerus memukul adit dan adit hanya diam tanpa perlawanan.

5 orang satpam akhirnya berhasil memisahkan randy dan adit. Randy berontak mencoba melepaskan cengkraman para satpam itu.

"Ini rumah sakit mas! Bukan tempat pukul memukul!" Teriak salah satu satpam.

Randy berhasil melepaskan cengkraman tangan para satpam itu. Dia berdecih lalu pergi begitu saja menembus kerumunan orang yang menonton. Sedangkan adit masih diam menatap punggung randy yang berjalan menjauh. Adit tahu bahwa dia salah,rasanya pantas jika dia dipukul seperti tadi. Namun,secercah harapan kecil agar ada orang lain yang mengerti posisinya,bukan orang lain tepatnya,adit berharap tasya bisa mengerti posisinya walau nyatanya itu mustahil.

'Darah seorang pembunuh mengalir dalam dirinya' adit sadar akan hal itu. Mau mengelak bagaimana pun sudah tak bisa,kenyataan bahwa ayahnya sendiri yang merencakan untuk membunuh orang tua gadis yang sangat dicintainya.

Lalu sekarang apa? Haruskah adit meratapi nasibnya bahwa dia anak dari seorang pembunuh atau dia harus melanjutkan hidupnya? Melanjutkan hidup? Rasanya sulit. Setelah semua direnggut darinya. Keluarga yang tak bisa dia banggakan lagi dan gadis yang dicintainya yang tak bisa kembali bersama lagi.

*****

Tasya menatap kosong pemandangan di balkon kamarnya. Inikah rasanya jatuh sejatuh jatuhnya? Entah mengapa kesedihan selalu menghampirinya. Yang bisa tasya percaya sekarang adalah bahwa setelah kesedihan pasti akan ada kebahagian yang menanti.

"Sya" Panggil kemal

Tasya menoleh lalu tersenyum tipis lalu menghampiri kemal yang sudah duduk di tempat tidurnya.

My Galak Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang