Tasya tersandung saat berlari menuju ke rumahnya. Sikunya mengeluarkan darah. Dia hanya menunduk sambil menangis.
Tasya benci dirinya yang sekarang. Ini bukan dirinya. Tasya benci saat dia harus menunduk untuk menyembunyikan tangisnya. Dia bukan orang seperti itu,tasya adalah orang yang akan menengadah menantang semua orang. Bukan malah menunduk menyembunyikan tangis.
Saat lemah seperti ini tasya selalu teringat masa SMP-nya. Dulu dia lemah sehingga banyak orang yang merendahkannya. Tasya sangat benci dirinya yang lemah.
Adit. Alasan dirinya selemah ini. Tasya merutuki dirinya karena mengenal cinta yang membuatnya lemah. Andai dia tak mengenal adit dan tidak mengenal cinta. Mungkin saat ini tasya masih menjadi orang yang kuat,orang yang selalu menantang semua orang yang menyakitinya.
Entahlah,saat tadi air matanya mengalir begitu saja. Tasya tak bisa untuk hanya sekedar melawan,air matanya keluar dengan sendirinya.
Jika mengenal cinta bisa menjadikannya lemah seperti ini. Tasya berharap tak pernah mau mengenal cinta.
Sementara randy yang mengejar tasya menghembuskan nafas lega saat melihat tasya duduk di trotoar.
Randy mempercepat langkahnya menuju tasya. Dia tau,tasya pasti sedang menangis sekarang,bisa dilihat dari wajahnya yang menunduk.
Randy berjongkok di depan tasya,mengelus rambutnya lembut. Tasya mendongak saat merasakan seseorang mengelus rambutnya.
"Gue kira kesedihan gue akan berakhir setelah gue gak terlalu mikirin tentang mama sama papa. Tapi kenapa masalah datang terus,ran. Gue gak sekuat diluar,hati gue yang hancur semakin hancur" Ujar tasya dengan isakan
Randy mendekap tasya. Dia tahu bagaimana perasaan tasya saat ini. Mengenai masalah adit dan tasya,nara sudah menceritakannya pada randy dan kemal.
Tasya menatap sendu randy. Manik matanya kembali mengisyaratkan kesedihan.
Bisa kalian rasakan,bagaimana rasanya saat kalian disakiti oleh pacar kalian sendiri, lalu orang tua kalian meninggal,dan sekarang orang yang masih kalian cintai menyakiti kalian lagi.
"Lo tau gimana rasanya saat gue masih belum sepenuhnya bisa nerima kenyataan bahwa orang tua gue meninggal tapi gue berusaha buat kuat dan sekarang orang yang masih gue cintai bersikap kayak gitu sama gue. Usaha gue buat gak terus berlarut dalam kesedihan langsung runtuh,ran" Kata tasya
Tasya menangis dengan sesegukan. Dia tau mungkin adit marah karena tasya memutuskan hubungan mereka. Tapi untuk saat ini saja tadinya tasya ingin melepas sedikit kesedihannya.
Namun,sepertinya takdir tak memberi kesempatan untuk tasya melepas kesedihannya malam ini.
"Dengerin gue. Untuk saat ini dan seterusnya. Jangan pernah dengerin atau menanggapi apapun yang bikin lo sedih. Abaikan semuanya. Lo hanya perlu jalan lurus dan jangan memperdulikan apapun yang buat lo sedih" Bisik randy
Tasya mengangguk dalam dekapan randy. Kakak sepupunya ini memang selalu punya cara untuk menenangkan tasya.
Randy melepaskan pelukannya,dia menghapus air mata yang mengalir di pipi tasya.
Saat randy hendak membantu tasya untuk berdiri. Tak sengaja dia menyentuh siku tasya yang berdarah. Dia pun dari tadi tak menyadari bahwa siku tasya berdarah.
"Sya,siku lo berdarah" Panik randy
Sekedar info bahwa randy orangnya selalu panik jika melihat orang terdekatnya berdarah. Tapi jika orang lain yang berdarah dia sih bodo amat.
"Tadi jatoh. Gue sebel,kenapa sih kalo gue lari sering jatoh" Gerutu tasya dengan bibir yang maju beberapa centi
Randy terkekeh. Dia tahu tasya berusaha menyembunyikan kesedihannya,randy akan membantu tasya untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Galak Girlfriend (END)
Novela Juvenil(WORK ACAK-ACAKAN) (PROSES REVISI) - Julukan untuknya yang membuat menantang.