Pagi hari sekali,tasya pulang ke rumahnya untuk bersiap berangkat ke sekolah.
Tasya menghembuskan nafas kasar. Randy dan kemal pasti ada di rumahnya. Karena memang sejak orang tua tasya meninggal,mereka memutuskan untuk tinggal di rumah tasya.
Sekarang dia hanya berharap bahwa randy dan kemal belum bangun. Bukannya tidak mau bertemu,tapi tasya tak ingin ucapan randy dan kemal semalam menjadi kenyataan.
Tasya tidak mau jika randy dan kemal mengacuhkannya. Walaupun tasya juga salah karena telah berkata seperti semalam. Harusnya dia tak mengatakan itu.
Tasya takut randy dan kemal tidak akan peduli lagi padanya. Sekarang hanya randy dan kemal yang tasya punya. Om dan tantenya sedang sibuk bekerja di luar kota.
Setelah menguatkan hati,tasya membuka pintu rumah. Keadaan rumah masih sepi,itu artinya randy dan kemal belum bangun.
"Eh non tasya dari mana aja?" Tanya pembantu tasya
"Stts jangan berisik bi,nanti ketahuan randy sama kemal" Bisik tasya
Pembantu tasya menggerakkan tangannya seolah mengunci mulut.
Berjalan mengendap-ngendap ternyata lumayan sulit apalagi harus menaiki tangga.
Tasya bernapas lega saat sudah sampai di kamar. Akhirnya dia sampai di kamar sebelum randy dan kemal bangun.
Tasya bersiap secepat mungkin. Rasanya dia seperti seorang maling di rumahnya sendiri.
Selesai bersiap,tasya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi. Dia hanya bisa berdoa semoga randy dan kemal tidak keluar kamar,walau kemungkinannya sangat kecil.
Tasya menuruni tangga sambil melihat sekeliling. Saat sampai di ruang tamu,tasya mematung. Sudah ia kira bahwa randy dan kemal pasti sudah bangun.
Randy dan kemal sedang bermain ponsel dengan baju seragam yang sudah mereka pakai. Sepertinya mereka sedang menunggu sarapan.
Tak ada cara lain,tasya hanya bisa pasrah menerima apapun yang terjadi.
Pembantu tasya memberitahu bahwa sarapan sudah siap pada randy dan kemal. Otomatis tasya berlari terlebih dahulu menuju meja makan.
Tasya duduk dengan santai sambil memainkan ponselnya. Seolah tak peduli pada randy dan kemal yang duduk di depannya.
Randy dan kemal pun bersikap sama. Mereka hanya melirik tasya sebentar lalu memakan sarapan dalam diam.
Tasya hendak mengambil pisau untuk memotong buah,tapi pisau itu justru mengenai tangannya. Darah segar mengalir dari jari telunjuk tasya.
Pembantu tasya buru-buru mengambil kotak P3K untuk mengobati tasya. Tasya meringis sambil menatap kemal dan randy yang seolah tak melihat apapun.
Dia sungguh ingin menangis,bukan karena lukanya tapi karena sikap randy dan kemal yang hanya diam sambil memakan sarapan. Ucapan mereka semalam benar,mereka tidak akan memperdulikan tasya lagi. Dan sekarang terjadi.
"Duh non,hati-hati lain kali" Nasehat bibi
Tasya sesekali meringis karena perih. Randy dan kemal masih tetap melanjutkan sarapannya.
"Udah lah bi! Cowoknya bisa ngurus dia!" Sentak randy
"Biarin aja dia ngelakuin apapun" Tambah kemal
Setelah mengucapkan itu,randy dan kemal pergi begitu saja. Tasya menatap nanar punggung mereka yang semakin menjauh.
"Sebaiknya non minta maaf sama den randy dan den kemal" Saran bibi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Galak Girlfriend (END)
Teen Fiction(WORK ACAK-ACAKAN) (PROSES REVISI) - Julukan untuknya yang membuat menantang.