Sesampainya di rumah,tasya langsung mencari kotak p3k untuk mengobati luka edward. Ini pertama kalinya tasya melihat wajah edward penuh lebam seperti sekarang. Setelah mendapatkan kotak p3k,tasya menghampiri edward yang sedang duduk di ruang tamu.
Dengan telaten tasya mengobati luka edward sambil sesekali meringis melihat sudut bibir edward berdarah. Hingga tasya tak kuat lagi menahan air matanya.
"Hey,aku gak apa-apa. Kamu kenapa nangis?" Tanya edward dengan suara yang lembut.
Tasya menyudahi kegiatannya,dia menatap edward dengan berdarai air mata,seketika tasya memeluk erat leher edward.
Edward membalas pelukan tasya sambil sesekali mengusap punggung gadis itu dan tersenyum tipis saat tasya semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku gak pernah liat kamu emosi kayak tadi. Selama aku sama kamu,aku gak pernah liat kamu marah. Aku bener-bener takut tadi saat kamu emosi. Dan aku khawatir saat liat wajah kamu lebam" Ujar tasya sambil terisak.
"I'm sorry,ca"
"Kamu gak perlu minta maaf! Kamu gak salah. Aku tau tadi kamu emosi karena ucapan adit ke aku" Balas tasya.
Edward tersenyum tipis. Ia tadi memang sangat emosi,tapi jika emosinya malah membuat gadisnya takut,lebih baik tadi ia tak menunjukkan emosinya di depan tasya.
"Aku minta maaf karena membuat mu takut." Ucap edward
Ucapan edward selalu membuat tasya luluh. Dia semakin mengeratkan pelukannya dengan isakan yang masih terdengar.
"Aku bisa mati jika kamu memeluk ku sekencang ini" Gurau edward
Sontak tasya memukul punggung lelaki itu dan melonggarkan pelukannya.
"Apa kamu pernah memeluk adit seperti ini?" Tanya edward
Tasya melepaskan pelukannya,dia menunduk tak berani menatap edward. Dari sikap tasya,edward sudah mengetahui jawabannya.
"Tidak apa. Aku hanya bertanya" Ujar edward
"Hari sudah malam lebih baik kita tidur" Lanjut edward
Tasya hanya mengangguk lantas membantu edward untuk berdiri. Dia membawa edward ke kamarnya karena edward akan berganti pakaian dan kopernya masih berada di kamar tasya.
"Perlu aku bantu berjalan?" Tanya tasya ragu
Tawa edward seketika pecah,dia menatap tasya dengan masih terkekeh kecil.
"Aku masih sangat kuat untuk berjalan ke toilet ca" Kata edward
Beberapa menit tasya menunggu Edward berganti pakaian namun tak ada tanda-tanda ia akan keluar. Ketika suara air terdengar barulah tasya lega karena mungkin edward sedang mandi.
Tasya memilih memainkan ponselnya sambil menunggu. Tapi tiba-tiba suara dari jendela balkon menarik perhatiannya. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul 11 malam. Suara apa itu? Tidak mungkin kan ranting pohon? Karena seingat tasya tak ada pohon yang berada dekat dengan kaca balkon.
Setelah mengumpulkan keberanian akhirnya tasya memutuskan untuk mengecek suara yang berada dari kaca balkon. Ketika membuka kaca betapa terkejutnya dia saat tubuh besar menimpa pundaknya. Tasya tak tahu siapa,ia belum sempat melihat wajah orang itu.
"Sya"
Tubuhnya menegang seketika mendengar suara orang itu. Adit?! Dengan cepat tasya menjauh dan alhasil tubuh adit jatuh dihadapannya.
"L-lo ngapain disini?" Tanya tasya panik.
Bagaimana tak panik,tiba-tiba adit datang ke kamarnya lewat balkon dengan keadaan mabuk! Apa yang sebenarnya terjadi pada adit?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Galak Girlfriend (END)
Teen Fiction(WORK ACAK-ACAKAN) (PROSES REVISI) - Julukan untuknya yang membuat menantang.