Setelah kejadian tasya membuka identitasnya di sekolah beberapa hari lalu. Sekarang,semuanya berjalan dengan baik.
Tasya lebih tenang sekarang. Setidaknya untuk sekarang semuanya terlihat baik-baik saja.
Hari ini,semua kelas sedang free karena para guru sedang mengadakan rapat. Tasya berjalan di koridor dengan tampang galaknya. Beberapa murid yang melewati tasya tersenyum dan tasya hanya menanggapinya dengan anggukan.
Jika kalian ingin tahu bagaimana sasa. Mulai dari kemarin,sasa keluar dari sekolah. Sasa keluar karena kemauan sendiri.
Tasya memang merasa semuanya sekarang terlihat baik-baik saja. Tapi hati tasya terus menanyakan kabar akan seseorang.
Adit. Dia selalu berputar dalam pikiran begitupan hati tasya. Pikiran dan hati tasya selalu menanyakan tentang kabar adit karena memang adit tidak masuk ke sekolah sejak kejadian di lapangan beberapa hari lalu.
Tak ada kabar apapun tentang adit sampai sekarang. Sudah 4 hari adit tak masuk sekolah.
Tasya berjalan menuju gudang belakang sambil sesekali melihat ke sekeliling. Akhir-akhir ini dia sering ke gudang belakang untuk sekedar menjernihkan pikirannya yang selalu dipenuhi oleh hal tidak penting seperti adit.
Biasanya tasya akan pergi ke roftoop untuk menjernihkan pikirannya,tapi roftoop mempunyai kenangan tentang adit yang ingin tasya lupakan dalam hidupnya.
Tasya duduk di salah satu bangku lalu memejamkan mata dengan earphone yang menyumpal telinganya.
Baru saja tasya akan tertidur,suara pintu gudang yang terbuka dengan kerasa membuatnya membuka mata dan menoleh ke arah pintu gudang.
Seseorang dari balik pintu gudang berjalan tertatih dengan darah yang membuat kemeja putih orang itu menjadi berwarna merah.
Tasya menutup mulutnya melihat orang dengan baju penuh darah mendekatinya.
"Sya.." Lirih orang itu
Brak
"Adit!!" Teriak tasya
Orang itu adalah adit. Tasya tidak tahu bagaimana adit bisa seperti ini. Keadaannya sungguh mengenaskan.
Tasya berlari ke arah adit. Air mata sudah membasahi pipinya. Tasya rasanya lemas melihat adit seperti ini.
"Hei! Lo kenapa? Dit bangun!" Racau tasya
Tasya panik,dia tak tahu harus berbuat apa. Dia memang terluka saat adit menyakitinya tapi tasya lebih terluka melihat adit dalam kondisi seperti sekarang.
Tasya merogoh saku seragamnya. Dia mengambil ponselnya untuk menelpon randy.
"Halo"
"Ran tolongin gue"
"Lo kenapa?"
"Adit ren. Dia dateng ke gue dengan kondisi terluka"
"Adit? Ngapain sih lo masih peduli sama dia"
"Gue mohon ren. Tolongin adit sekali ini aja"
"Ok fine! Gue kesana"
Tasya bersyukur karena randy masih mau menolong adit walau dia tahu randy melakukannya dengan terpaksa.
"Sya.."Lirih adit
"Dit,bertahan tolong aku mohon" Pinta tasya dengan sesegukan
Adit meraih tangan tasya lalu menggenggamnya,adit sangat lemas. Untuk menggenggam tangan tasya pun rasanya sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Galak Girlfriend (END)
Teen Fiction(WORK ACAK-ACAKAN) (PROSES REVISI) - Julukan untuknya yang membuat menantang.