Rain(y) Rei | -3-

216 21 0
                                    

Hidup di dunia ini yang kejam ini membuatku mengerti. Bahwa sesungguhnya, tidak ada orang yang benar-benar baik. Sekalipun itu Ayahku sendiri.

Dirgatta Reihansel Wijaya

Now playing: U Make Me -Discofries ft. Raquel Castro.

Happy Reading gaess...

"Bi Uni, Mama kemana?"

Bi uni yang sedang sibuk memasak berjengit kaget saat dirinya dipanggil Rain. "Eh si Non, bikin kaget aja. Nyonya udah pergi dari pagi, mau kerja kayaknya."

Rain menenggak susunya sampai tandas dan mengigit roti. "Yauhah. Hwain bhwelangkhat yha Hwi!" Ia berjalan keluar, meninggalkan Bi Uni.

"Non kalo mau ngomong dikunyah dulu rotinya!" teriak Bi Uni.

Rain mengacungkan jempolnya dan membuka pagar. Walau sebenarnya acungan jempol itupun tidak bisa dilihat oleh Bi Uni yang berada di dapur.

Hal pertama yang dilihatnya setelah membuka pagar adalah seorang pemuda yang bersandar di motor CBR hitam."Lhwah! Khok hak Hwei diswini sih?"

Rei menyentil kening Rain pelan. "Kunyah dulu."

Rain mengusap keningnya sambil mengunyah. "Kok kak Rei disini sih?"

Rei menyodorkan helm pada Rain. "Gainget kemaren kata orangtua kita?"

Rain mengambil helm dari Rei. "Oh iya!" cengirnya lebar.

"Naik," pinta Rei.

Tanpa disuruh dua kali pun Rain sudah naik ke atas motor CBR hitam itu dan siap meluncurkan sejumlah pertanyaan pada Rei.

Setelah Rain duduk dengan benar, Rei memacu motornya menyapu jalanan pagi hari yang sepi.

"Kak, selamat pagi!" Rain mengawali percakapan mereka.

"Pagi," balas Rei.

"Kok kakak jadi naik motor? Bukannya kemaren jalan kaki?" Rain mulai bertanya.

Pasti ia tidak akan berhenti mengoceh nanti. Yah, kita liat saja.

"Waktu itu lagi di bengkel."

Jawaban itu membuat Rain mengangguk-anggukan kepalanya. "Kakak suka hujan gak?"

"Nggak begitu." Rei mengehela nafas. Ia tidak mengira kalau Rain akan secerewet ini.

"Kak," panggil Rain. "Kalo pulang, aku bisa jalan kaki. Kakak gausah nganterin aku ya," katanya memberitahu.

Rei diam. Untuk yang satu ini, ia tidak bisa menjawabnya. Kemarin malam dirinya sudah terlanjur berjanji pada Mamanya untuk mengantar-jemput Rain.

Tak kunjung mendapat jawaban dari Rei, Rain diam. Mungkin Rei terganggu dengan ocehannya. Akhirnya mereka malah diam-diaman sampai sekolah.

"Makasih Kak!" Rain tersenyum, melepas helm, dan memberinya pada Rei.

"Aku duluan! Semoga hari kakak menyenangkan!" Rain melenggang pergi. Sempat berbalik dan melambaikan tangannya.

Rain(y) Rei (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang