Rain(y) Rei | -8-

129 15 1
                                    

Percayalah, aku akan tetap bersamamu walaupun mereka menjauhimu. Bahkan, jika seisi dunia ini menjatuhkanmu.

Dirgatta Reihansel Wijaya

"Kak, seriusan udah mau masuk? Mumpung belum bel balik aja kak. Kakak baru sembuh loh," kata Rain meyakinkannya.

Bujukan Rain yang entah sudah berapa kali terdengar membuat Rei mengusap wajahnya kasar dan mendelik kesal.

"Rain, kamu udah ngomong itu berkali-kali dari kita berangkat sampe sekarang. Gak capek apa?"

"Enggak," jawab Rain polos.

"Aku udah sembuh. Ini cuman sakit kecil doang. Gamungkin terus-terusan absen cuman karena sakit kecil ini," ujar Rei.

"Tau ah gelap." Rain mendengus mengembungkan pipinya sendiri.

Rei memang makhluk paling keras kepala di dunia. Tidak ada yang bisa menyangkal fakta itu.

"Udah sana masuk," pinta Rei pada Rain.

Ia menyempatkan diri untuk menyentil kening Rain sebelum pergi lebih dulu ke kelasnya.

"Idih, nyebelin," cibir Rain pelan.

"Aku denger Rain!" teriak Rei sebelum akhirnya benar-benar menghilang dari pandangannya.

"Etdah," desis Rain pelan.

Kelas Rei, 12 IPA,

"Gela-gela kapten!"

Rei menutup telinganya yang pengang. Berkat Andra, sahabat satu-satunya yang paling hyperactive di dunia ini, ia melatih kesabarannya.
Melatih diri untuk tidak melempar barang ke sahabatnya ini.

"Berisik pe'a." Tangannya bergerak menoyor kepala Andra.

"Cielah, kapten baru sembuh udah galak aja," cibir Andra.

Rei menggidikkan bahunya. "Ndra, gue ketemu pria tua satu itu, dua hari yang lalu."

"Haah?!!! Astoge! Aku tercengang!"

Kali ini teriakan Andra lebih kencang. Banyak pasang mata yang langsung menoleh ke arah mereka. Juga membuat Rei menendang kakinya.

"Nyesel gue cerita sama lo," kata Rei.

"Idih bocah. Cerita aja belom, gimana sih. Buruan cerita, mumpung gue yang ganteng ini mau dengerin."

Rei mengerling kan matanya jengah. Andra memang selalu percaya diri. Atau lebih tepatnya terlalu percaya diri.

"Yah gitu. Dia jelek-jelekin Mama dan bilang pengen nikah sama selingkuhan nya."

Andra memicingkan matanya. Ia sudah bisa menebak kalau Rei pasti melakukan sesuatu.

"Trus? Lo pukul?" tanya Andra pada Rei.

Mau dijawab apa lagi? Rei mengangguk-anggukkan kepalanya. Memang benar kalau ia memukul pria tua itu.

"Si dodol!"

Rain(y) Rei (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang