Now playing : Rockabye - Clean Bandit ft. Sean Paul & Anne-Marie
☔
Tidak pernah asa obat untuk luka yang tidak terlihat. Kalaupun ada, sudah terlambat menyembuhkannya.
-Dirgatta Reihansel Wijaya-
☔
Rei yang baru saja merayakan ulang tahun ke 9 nya melangkah ragu-ragy untuk masuk ke dalam rumah. Hari inu tamat sudah riwayatnya.
Mendapat nila 70-an saja sudah di pukuli sampai segitunya. Bagaimana jadinya kalau dia dapat nilai 60 ke bawah? Ivander pasti akan benar-benar menghabisinya.
"Rei, kenapa? Kok murung gitu mukanya." Ivanka menghampiri Rei yang mengedarkan pandangannya takut-takut.
"Kenapa?" tanya Ivanka lagi. Ia bergerak mengelus kepala Rei dan berlutut dengan susah payah demi menyejajarkan tingginya dengan sang anak.
"Harusnya Mama gak berlutut. Kasian adek," gerutu Rei seraya mengelus perut Mama. Ia membungkuk, berbisik pelan di depan perut besar itu.
"Hai adek, baik-baik ya. Sebentar lagi kita ketemu," kemudian Rei mengecupnya.
"Kamu belum jawab pertanyaan Mama Rei," kata Ivanka cemberut sambil mencubit pipi Rei gemas. "Ayo cerita, Rei kenapa?" Mama mengusap wajah Rei kecil setelahnya.
Yang di tanya menundukkan kepalanya takut. Entah kenapa Rei mendadak merasa sesak.
"Takut, Rei takut," katanya sembari memainkan jari. "Nilai ulangan matematika Rei enam puluh. Papa pasti marah dan mukul lagi."
Mama tersenyum miris. Tangannya mengelus kepala Rei. Untuk kali ini saja, ia harus bisa melindungi Rei dari kekejaman Ivander. Sekali saja.
"Nanti Mama bantuin ya. Hari ini Rei gak akan di apa-apain sama Papa."
Cepat-cepat Rei menggeleng kuat. Kepalanya mendongak ke atas dan matanya menatap horor.
"Jangan! Nanti Mama di pukul Papa juga kayak kemarin-marin."
Senyum Ivanka terlihat semakin miris. Ternyata Rei tau kalau Ivander memukulnya juga. Padahal ia sudah berusaha menyembunyikan hal itu rapat-rapat.
Tapi untuk kali ini Ivanka yakin Ivander tidak akan berani memukulnya. Kehamilannya sudah jalan 9 bulan.
Ivander benar-benar tidak akan berani memukulnya. Karena nyawa yang hidup di dalam perut Ivanka adalah anaknya sendiri.
"Tidak, sayang. Papa gak akan berani mukul Mama. Percaya deh."
Ragu-ragu Rei mengangguk. Banyak pertanyaan melintas di benaknya. Seperti, apakah perkataan Mama benar? Tapi Rei coba mempercayai kata Mamanya.
"Sudah sana ke kamar," suruh Ivanka.
"Rei sayang Mama," ucap Rei kemudian mengecup pipi Ivanka.Ya, berdoa saja semoga hari ini tidak terjadi apa-apa. Terutama pada Mama dan adiknya.
☔
Sentakan kuat di tangannya memaksa Rei membuka mata. Matanya yang di hantam cahaya lampu yang menyilaukan mengerjap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain(y) Rei (COMPLETED)
Novela JuvenilRainylia Lilian Putri tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berubah setelah menabrak malaikat tak bersayapnya ditengah hujan. Dirgatta Reihansel Wijaya. Seorang kakak kelas yang dinginnya melebihi es kutub selatan, datar seperti triplek, dan...