Rain(y) Rei | -14-

89 10 0
                                    

Dulu saat sedih, aku selalu bingung ingin meminjam pundak siapa. Tapi sekarang tidak lagi, karena kau sudah ada di depanku. Karena itu terimakasih.

Rainylia Lilian Putri

Now playing : Don't leave me alone - Anne Marie.

Silahkan di play lagu yang di mulmed gengs. Emang agak nge beat dan kurang cocok sama suasananya. Tapi untungnya, liriknya cocok.

Happy Reading 😁

Rei menilik gadis dalam dekapannya. Ia masih setia mengusap rambut basah Rain dengan handuk.

Sungguh, ia sangat bingung hari ini.

Tadinya saat dirinya baru selesai mandi, pintu rumahnya digedor-gedor dengan heboh.

Lalu saat ia membuka pintu, Rain berdiri dengan air mata kemana-mana dan sudut bibirnya sedikit sobek. Tentu Rain langsung ia bawa ke dalam pelukannya.

Tiba-tiba Rain bilang ingin meminjam kamar mandi. Dan saat gadis itu di kamar mandi, Bi Sum datang sambil membawa beberapa tas. Katanya itu tas sekolah Rain. Juga seragam besok dan beberapa baju lain.

Lalu saat ia mengantar tas itu, Rain hanya bilang taruh saja di depan pintu kamar mandi. Dan setelah itu tidak ada lagi suara dari gadisnya.

Rei sampai cemas karena yang terdengsr hanyalah suara shower yang menyala.

Dan berakhirlah seperti ini. Rain terkena flu dan Rei sibuk menghangatkannya.

"Kamu tuh kenapa, Rain?" tanya Rei sembari mengusap rambut basah di hadapannya dengan handuk.

Yang di tanya masih mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Masih enggan untuk menjawab.

Rain hanya menggerakkan kepalanya sedikit. Kembali mencari posisi  ternyaman di bahu kekasihnya. Kemudian ia merapatkan jaket hitam Rei ke tubuhnya. Sambil sesekali menyerulut coklat panas yang sudah Rei buat untuknya.

"Mama lagi pergi. Nanti malem baru balik." Setelah dirasa cukup, Rei berhenti mengeringkan rambut Rei. Handuknya ia singkirkan kesamping. Tapi tangannya masih setia mengusap kepala Rain.

"Kamu kenapa? Aku gak ngerti kalo kamu gak ngomong, Rain."

"Mama." Rain membuka suara. Menarik perhatian Rei yang tengah mendekapnya.

"Bilang mau nikah lagi. Aku gamau. Mama bilang aku egois. Katanya Ayah gapernah jadi suami yang baik tapi aku bantah. Trus aku ditampar dua kali."

Rei meringis pelan. Kepala Rain pasti berdenging karena tamparan keras itu. Karena tadi gadisnya sempoyongan dengan memar du pipinya, makanya ia tau.

"Karena kesel sekaligus marah, aku pergi ke rumah kakak. Bukannya ngejar kayak waktu pertama kali, Mama malah nyerapahin aku. Malah sempet denger katanya gak usah balik sekalian."

Rain terkekh geli. Sungguh miris sekali memang. Coba saja Ayah ada disini. Pasti semuanya tidak akan begini.

"Kamu disini aja dulu. Nanti aku minta tolong Bi Sum buat nganterin barang kamu."

Rain(y) Rei (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang