Rain(y) Rei |-12-

116 10 11
                                    

Kenapa aku jatuh cinta padamu? Entahlah, tolong jangan ditanyakan. Karena sejujurnya aku sendiri tidak tau juga alasannya.

Dirgatta Reihansel Wijaya

Now playing: Cinta - Vina Panduwinata.

Silahkan di play gengs lagunya, mungkin menambah kesan + perasaan saat membaca.

Selamat membaca 😁

M

arah? Bahkan kata murka belum cukup untuk mendefinisikan perasaannya sekarang.

Rain benar-benar sudah gila. Sungguh.

"Kak, jangan marah. Itu urat lehernya putus lho." Rain menepuk-nepuk pelan lengan Rei. "Ntar kalo putus beneran busa repot."

Rei menghembuskan nafasnya kasar. Sebisa mungkin tidak menunjukkan kemarahannya pada Rain.

"Kamu pikir aku marah? Ini udah keterlaluan tingkat dewa. Kamu kalo gak lapor, aku yang lapor. Masa kamu mau diem terus? Ini aja harus opname seminggu. Besok-besok mau seberapa? Kamu pikir di--"

Rei berhenti menyerocos seperti bebek. Cubitan Rain di pinggangnya tidak sakit tapi cukup membuatnya terdiam sesaat. Wajah Rain yang tertekuk itu terlihat menggemaskan di matanya.

"Cerewet banget sih, ih." Rain melepas cubitannya. "Jangan apa-apain Lala, kak. Aku gak kenapa-napa. Kalo mau bales, biarin Tuhan aja yang ngelakuin."

Rei benar-benar tidak percaya, kaget, sekaligus kesal. Ingin sekali tangannya menghancurkan sesuatu.

"Kak, kak." Suara Rain membuatnya mengalihkan pandangan. Menatap gadis itu bingung.

"Kenapa? Kamu sakit? Apanya yang sakit?"

Rain tertawa renyah. "Bukan sakit, aku mau ngasih tau sesuatu ke kakak."

Otomatis kening Rei mengerut. "Apa?" tanyanya.

"Ntar cepet tua kalo marah mulu. Makanya tarik napas biar tenang kak. Atau gak coba senyum, kalo senyum ntar gantengnya nambah."

Rei baru saja ingin menyentil kening Rain, tapi tidak jadi saat gadis itu tersenyum.

Akhirnya Rain tersenyum seperti biasanya. Tidak menangis seperti tadi malam.

Eh? Tunggu. Ia baru menyadari sesuatu.

"Rambut kamu kenapa?" Telunjuknya menunjuk kening Rain tang tertutup poni.

"Ini?" tunjuk Rain. "Waktu itu rambut depanku di gunting Lala terus berantakan. Sama susternya di rapiin tadi. Aku jadi punya poni." Rain menyengir lebar dan memainkan poninya.

"Trus susternya baik kak. Rambutku di kepangin. Lucu ya." Rain menunjukkan rambutnya yang terkepang 2. Tersenyum manis dan itu terlihat lucu di mata Rei.

 Tersenyum manis dan itu terlihat lucu di mata Rei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rain(y) Rei (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang