Rain(y) Rei | -10-

106 9 5
                                    

Hukum karma dan hukum timbal balik itu berlaku di dunia. Maka dari itu jangan mengusik jika kamu tidak ingin diusik.

Rainylia Lilian Putri

"Idih, gak gitu," bantah Rain. Ia tertawa mendengar celotehan anak-anak basket tentang dirinya.

Sebagian besar memang kenyataan dan sebagiannya lagi hanya bercandaan. Tetap saja rasanya jengkel walau hanya candaan. Tapi ia tetap menanggapinya dengan tawa.

"Rain kalo tidur di kelas suka ngorok kenceng banget," kata Zach, teman kelas Rain.

"Idih, nggak!" bantah Rain lagi.

"Cantik-cantik tukang ngorok," balas Andra sambil tertawa.

Otomatis semua orang ikut tertawa. Termasuk Rei yang tampak sangay menikmati semua fakta dan candaan tentang Rain.

"Udah, kasian anak orang di gangguin mulu. Balik sana, coach udah manggil tuh," suruh Rei dengan tangan menunjuk coach mereka.

"Iya deh, kapten kalo udah ngomong mah bisa apa?" kata Andra dengan senyum mengembang. Tebakannya memang akan terjadi dan pasti terjadi.

Sontak saja semua orang langsung bersorak. "Cie kapten!" "Ululu, perhatiannya mantap bosque!" dan lainnya.

Puas menceng-cengi Rain dan Rei, mereka langsung pergi. Tau kalau mereka tetap di situ, Rei pasti akan melakukan sesuatu. Tentu dengan tawa menggelegar yang mengiringi langkah mereka.

Rei memandangi Rain sebentar dan langsung dibalas dengan senyuman gadis itu.

"Kenapa kak?" tanya Rain. "Lucu ya?" sambungnya sambil menusuk-nusuk pipi sendiri.

Rei hanya tersenyum samar lalu menggeleng pelan. "Hh...iya in." Ia menyentil kening Rain lalu pergi.

"Kak Rei kayaknya agak gila ya hari ini," gumam Rain seraya duduk.

"Aku denger Rain!" teriak Rei. Membuat Rain langsung bergidik. "Dasar telinga vampir," cibirnya.

Rain memainkan handphonenya sembari menunggu Rei. Ekspresinya hari ini tidak seceria kemarin-kemarin. Entah kenapa perasaannya tidak enak.

"Eh, Rain!"

Rain terhenyak dan langsung menoleh. Lamunannya sampai buyar karena panggilan itu. Kepalanya memiring melihat salah satu teman Lala berdiri di hadapannya.

"Lo dipanggil Lana tuh. Katanya temuin dia di lorong ujung dua belas IPA," kata teman Lala.

Sesaat, Rain sempat ragu untuk pergi. Benarkah ini memang Lana yang memanggilnya atau hanya akal-akalan saja? Tapi semua pikiran negatifnya ia tepis jauh-jauh.

"Yaudah, makasih ya," katanya.

"Iya, lo tenang aja. Gue gak jahat kok. Sebenernya gue juga gak suka Lala." Gadis itu tersenyum samar pada Rain."Gue duluan ya Rain," pamitnya. "Oh ya, semangat ya."

Sebelum gadis itu pergi, Rain sempat memandangi matanya. Mencari-cari setitik kebohongan di sana. Tapi seperti tidak ada.

Rain(y) Rei (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang