Now playing : Human -Christina Perri
Happy Reading gaes.
☔
Aku tidak mengerti, kenapa kamu yang sudah berjanji akan tetap di sini, pergi begitu saja tanpa sebuah penjelasan berarti.
Rainylia Lilian Putri
☔
Rain mengerjap. Mendapati rasa pusing menghantam kepalanya ketika memaksa membuka mata. Rain beranjak duduk, mengumpulkan kesadarannya untuk melihat jam.
Sudah pukul 6 pagi dan Rei tidak membangunkannya.
Mungkin Rei tidak mrmbangunkannya karena mengira kalau dirinya masih demam dan tidak bisa pergi ke sekolah.
Itu yang Rain tanamkan di pikirannya dari tadi.
Kejadian kemarin malam membuat Rain dengan optimis mengesampingkan segala prasangka buruk yang ada di dalam kepalanya.
Rei sudah berjanji tidak akan meninggalkannya. Jadi, janji itu susah pasti tidak akan di langgar.
Nah, kalau begitu, mari kita siap-siap. Rain sudah tidak sabar ingin bertemu Rei di sekolah dan menunjukkan kalau dirinya sudah sembuh.
"Ayo semangat Rain! Ayo mulai hari ini dengan senyuman!!!" kata Rain semangat pada dirinya sendiri.
☔
"Yo pacarnya kapten!"
Rain mendelik kaget. Hampir saja menjatuhkan semangkuk mie ayam yang baru ia beli karena teriakan menggelegar dari manusia paling hyperactive di dunia ini.
Siapa lagi kalau bukan Andra.
"Ayo sini duduk." Andra menggerakkan tangannya memanggil Rain. Menepuk-nepuk tempat sebelahnya yang merupakan sebelah Rei.
Rakin membalas ajakan Andra dengan senyuman. Kakinya melangkah mantap ke tempat Rei dan anak-anak basket berada lalu duduk dengan nyaman seperti biasa.
Namun setelah duduk, Rain mendapati kejanggalan.
Rei tetap duduk dengan tenang dan hanya fokus pada baksonya. Seakan-akan tidak menyadari kehadiran Rain di sana.
"Makan semuanya," kata Rain pada semua orang dengan pandangan yang masih tertuju pada Rei.
"Kapten, lagi marahan ya? Kok lo jadi kayak es gitu tiba-tiba?" tanya Bryan.
Rei tetap diam. Tidak menjawab pertanyaan Bryan juga tidak menoleh sedikitpun ke arah Rain yang menatapnya bingung.
"Kak, sehat?" tanya Rain ragu.
Masih tidak ada tanda-tanda bahwa Rei akan menoleh ke arahnya. Dan Rain mengira kalau Rei sariawan.
Ia tetap saja berpikir positif. Padahal dalam hatinya, Rain takut sekali dengan perubahan sikap Rei yang drastis ini.
"Sst." Andra mengikut Rain. Membuat gadis itu menoleh ke arahnya. "Kalian bedua lagi perang dingin? Perasaan tadi dia baik-baik aja. Gak kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain(y) Rei (COMPLETED)
Teen FictionRainylia Lilian Putri tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berubah setelah menabrak malaikat tak bersayapnya ditengah hujan. Dirgatta Reihansel Wijaya. Seorang kakak kelas yang dinginnya melebihi es kutub selatan, datar seperti triplek, dan...