Aku terhenyak sesaat. Mata Al menatapku tajam, setajam elang. Aku menundukkan mataku. Mata ini belum halal menatapnya.
Al..Subhanallah..begitu tampan..sangat tampan dengan hidung mancung, alis tebal dan bibir tipisnya, yang nyaris tanpa senyum. Rambutnya hitam legam, kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Tubuhnya sangat atletis. Tinggi dan proporsional. Al begitu mirip artis dibanding pengusaha.
" Aku..ada waktu... sekarang..., ada yang ingin Bu Yasmin bicarakan? " tanya Al kepadaku dengan suara sangat datar dan dingin. Sedingin salju. Tak terlihat senyum di sana. Benar-benar dingin.
Aku tak menatap Al. Ada rasa sungkan saat berbicara dengannya. Aku malah menatap mata Tania yang ada di sampingnya, aku tak sanggup menatap mata Al. Haruskah aku menanyakan hal sepele itu pada Al?bagaimana jika Al tidak mengakui bahwa ia yang mengirimi bunga putih itu setiap hari? Sungguh aku akan malu..sangat malu.
Apakah mungkin Tania berbohong? Rasanya tidak mungkin. Tania polos, aku mengenal dekat Tania. Kata Tania, Al yang mengirimi bunga putih. Melihat dari gelagat Al, rasanya juga tidak mungkin, mengingat ia bukan tipe romantis dan sangat dingin. Al sangat Cool. Jika bukan Al, lalu... siapa?
"Duh..bagaimana ini? " aku berkata dalam hati dan begitu bingung. Aku sedikit melamun. Aku kebingungan untuk berkata-kata. Al masih ada dihadapanku.
" Bu Yasmin..., " Al membuyarkan lamunanku. Ia berdiri tak jauh dariku dengan Tania di sampingnya.
Aku tergagap seketika.
" Oh ..iya..iya Pak Al..., mohon maaf ...tidak ada apa-apa pak..., " kata-kataku terdengar agak gugup. Lidahku terasa kelu. Aku sungguh grogi.
" Maaf..sudah menyita waktu bapak...," ucapku akhirnya. Aku tak berani menanyakan hal itu secara langsung. Hal yang sangat sepele. Benar-benar sepele, kalaupun benar Al yang mengiriminya, seharusnya aku tidak usah Geer. Apabila aku benar-benar tidak suka di kirimi bunga ya..abaikan saja. Tutup perkara. He..he..he. Tapi kenyataannya, aku sangat suka bunga, terlepas siapa pengirimnya.
Al kemudian tersenyum tipis dan mengangguk. Hey..ia tersenyum. Aneh. Ia kemudian pamit kepadaku. Al menggandeng tangan adiknya menuju mobil. Tania melambaikan tangannya ke arahku sebelum masuk ke dalam mobil. Aku balas melambai pada Tania. Ups..jangan sampai aku salah melambaikan tangan ke arah Al. Bisa Geer dia. Apa ga kebalik aku yang geer sama dia? He..he..he..
Senyum Tania sangat indah. Huh.. Senyum Tania atau Al.. astagfirullah...aku memohon ampun pada Allah. Hatiku sungguh sangat rapuh.. ya Rabb tolonglah hamba... jagalah hati ini...Aamiin.
Sementara itu... sesuatu berkecamuk di dalam hati Al. Al tersenyum sendiri.
Di dalam mobil Ferari, tanpa sepengetahuan Yasmin, Al tersenyum sangat bahagia. Ia menatap kagum pada Yasmin yang sangat cantik. Al sebenarnya sudah jatuh hati pada gadis itu. Bukan hanya wajah Yasmin yang sangat cantik, tapi pada kepribadian Yasmin yang jauh lebih cantik. Hati Yasmin baik dan tulus. Cantik seperti bunga putih.
Tania selalu bercerita tentang Yasmin siang dan malam. Awalnya Al cuek saja dan tidak peduli siapa Yasmin, tetapi semakin lama, Al semakin penasaran pada sosok Yasmin yang selalu saja diceritakan Tania. Bahkan diidolakan Tania. Siapa Yasmin sebenarnya? Tania menyebut Yasmin..Yasmin dan Yasmin. Al bosan mendengarnya.
Al melamun, teringat kembali.
Semua ini berawal dari supir Tania yang sakit. Al terpaksa mengantar Tania. Tepat.. saat itu Al jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat pertama mengantar Tania, Al melihat Yasmin yang begitu anggun dalam balutan jilbab dan pakaiannya yang menutup aurat. Yasmin bagaikan bidadari. Benar-benar bidadari. Yasmin tersenyum saat sedang menyapa Tania. Senyum tulus pada muridnya.
Al tersentak saat Tania yang ada di sampingnya menatapnya. Tania bingung dengan sikap kakaknya yang melihat Yasmin.
Ternyata Tania benar. Yasmin sungguh istimewa. Al memandang Yasmin diam-diam dari dalam mobilnya, tanpa sepengetahuan Yasmin.
Di depan Yasmin ia berpura-pura dingin. Padahal sebenarnya jantungnya berdetak kencang. Memang benar Al yang mengiriminya bunga putih melalui Tania. Tapi mengapa Al mengingkarinya?Entah kenapa? Ia tak sanggup..jika Yasmin tahu Al menyukainya dan Yasmin menolaknya. Hati Al akan hancur. Biarlah ...cinta ini Al pendam sendiri. Demi dirinya dan demi Tania. Al tidak sanggup untuk ditolak.
Sikap Al yang seolah MEMBENCI Yasmin, sudah Al tunjukkan dengan bersikap datar dan dingin. Padahal jauh di lubuk hatinya, Al benar-benar BENCI alias BENAR-BENAR CINTA. Kenapa pada Yasmin? Bukan gadis lain. Entahlah...gadis ini berbeda dengan gadis lain yang mengejar-ngejar dirinya dan kekayaannya saja.
Diam-diam Al memotret Yasmin dari dalam mobilnya tanpa sepengetahuan Yasmin. Biarlah Yasmin mengira ia membencinya. Hati Al terasa sakit. Sungguh sakit. Diam-diam Al berdoa semoga Yasmin mencintainya. Semoga
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Bunga Putih
General FictionSeorang gadis bernama Yasmin dan berasal dari kota hujan, Bogor. Yasmin bersyukur terlahir dari keluarga yang harmonis. Yasmin merasa sebagai anak " tunggal" dan perempuan satu-satunya dari keluarga Sastrohadiasuwiryo, karena adik perempuannya s...