Yasmin POV
Kakiku terkilir...
Arman membopongku. Arman tidak merasa berat saat menggendongku di bawah lengannya yang kuat. Dada Arman sangat bidang. Tubuhnya pun sangat atletis.
Aku malu...wajahku merona merah muda.
Arman menatap wajahku. Lama.
Aku pun menatapnya namun kemudian menunduk karena ditatap lama sedemikian rupa. Aku mengalihkan pandangan. Akumencuri pandang...dan he..he..ketahuan olehnya.Wajahku semakin merona. Subhanallah...Wajah suamiku ini sangat tampan. Aku menatapnya dari jarak yang sangat dekat. Wajah tampan dan kebaikan hatinya, membuat jantungku berdebar kencang. Apakah benih cinta sudah tumbuh di hatiku secepat ini?
Jantungku berdebar kencang .. deg...deg..deg...
Oh...Aku hendak dibawa ke mana ya?
Menurut Arman, ada sebuah kejutan lain yang sudah menungguku. Kejutan yang akan membuatku bahagia. Oh...apakah itu? Aku penasaran juga...Ternyata Arman membawaku ke sebuah ruangan. Ruangan perpaduan antara warna putih dan biru. Ruangan itu sangat besar, indah dan mewah.
Arman lalu menurunkan dan mendudukkanku pada sebuah sofa yang indah dan empuk. Aku didudukan dengan manisnya. Arman pun kemudian duduk di sebelahku.
Aku takjub melihat sekeliling ruang ini. Ruangan ini adalah sebuah ruangan perpustakaan dengan ratusan buku yang tertata rapi.
Buku-buku tertata di dalam rak-rak dengan rapi. Aku sangat suka membaca. Ternyata Arman juga suka membaca.
...dan ternyata... mataku melihat sesuatu yang indah..terpajang di dinding.Aku ada di dalam sebuah lukisan. Gambar diriku begitu indah terpajang di dinding. Di dalam lukisan itu, aku sedang tersenyum manis. Aku menggunakan pakaian biru muda. Entah dari mana Arman memperoleh foto diriku? Mungkin dari Kak Ahmad ya? Kalau bukan dia, siapa lagi?
Sebuah lukisan diriku dengan jilbab putih dan pakaian biru laut. Latar belakangnya adalah taman bunga berwarna putih. Aku terlihat bagai putri raja yang sangat cantik. Arman sangat pandai melukis. Apakah aku secantik itu?
Oh..Aku ingat, aku pernah di foto di taman bunga nusantara. Daerah puncak beberapa tqhun yang lalu.
Arman tersenyum. Ia meraih tanganku dengan lembut dan menciumnya.
" Kau..sangat cantik..., " ucapnya lembut.
Aku terkejut...
Arman yang tadi duduk di sebelahku, tiba-tiba duduk bersimpuh di depanku dan mencium tangan kananku dengan sangat lembut. Ia kemudian berdiri mencium keningku. Lama. Ia begitu memujaku.
" Sayang..., aku benar-benar mencintaimu..," ucap Arman lembut. Suaranya lembut, selembut beludru.
" Mas Arman..terima kasih...untuk rasa cintamu...," ucapku tulus. Hatiku berbunga- bunga. Ia tipe romantis rupanya.
" Apakah ... apakah , kau mencintaiku juga..? " tanya Arman padaku dengan tatapan lembut. Matanya menatap indah. Matanya berbicara.Aku membalas Arman dengan mencium tangan kanannya. Lalu aku memberanikan diri memeluknya dengan erat. Arman terperanjat dengan sikapku. Ia ternganga...
"A..ada..Aada..apa.., Yasmin sayangku...?" Tanyanya dengan bingung. Ia kaget aku memeluknya tiba-tiba.
" Aku hanya akan selalu mencintai suamiku..., selamanya...sampai ke jannahNya.. dan itu adalah Mas Arman..," ucapku lembut. Mataku menatapnya.
Arman masih terkejut melihat sikapku padanya. Ia menatapku yang bersandar di dadanya yang bidang. Tangannya mengelus kepalaku dengan lembut. Sangat lembut.
" Tentu saja..., sayang..," ucapnya sambil membalas pelukanku. Ia terdengar bahagia.
Aku mengangguk terharu. Air mata jatuh membasahi kedua pipiku. Aku bahagia. Sangat bahagia. Arman membuatku menatapku padanya. Ia menghapus air mataku dengan lembut menggunakan sapu tangannya yang berwarna biru.
" Kita akan selalu bersama, sayang. Sampai ke JannahNya...," ucapnya lembut terdengar di telingaku.
" Terima kasih, Mas Arman..,"ucapku lembut.
Arman lalu melihat kakiku yang terkilir.
" Apakah kakimu masih sakit...?"tanyanya dengan nada khawatir.
Ia menggerakan kakiku dengan hati- hati dan mengurutnya dengan minyak gosok yang entah dari mana ia dapatkan.
Ajaib...
Kakiku sudah tidak terasa sakit. Ternyata Arman pandai mengurut kaki. Kakiku kembali normal dan tidak sakit.
Lalu... Ia mengajakku menuju sebuah ruangan sebelah.
Krek..krek..krek..
Ia membukanya. Ruangan itu adalah sebuah mushola indah. Karpet hijau dan nuansa agamis sangat terasa dalam ruangan itu. Aku suka suasananya.
Terdengar suara adzan..
Arman mengajakku untuk sholat berjamaah. Suara adzan magrib berkumandang dengan indahnya.
Kami berdua sholat dengan khusyuk. Suara Arman sangat indah. Lantunan ayat Alquran bergema sangat indah. Arman adalah penghafal Alquran.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Bunga Putih
General FictionSeorang gadis bernama Yasmin dan berasal dari kota hujan, Bogor. Yasmin bersyukur terlahir dari keluarga yang harmonis. Yasmin merasa sebagai anak " tunggal" dan perempuan satu-satunya dari keluarga Sastrohadiasuwiryo, karena adik perempuannya s...