12. Undangan Pernikahan

27 3 0
                                    

Tak terasa hari sudah menjelang sore. Aku dan Bu indah kemudian pamit pulang kepada Al dan Tania. Al menawarkan kepada kami untuk diantar supir, Pak Romi. Kami menolak, tapi Al tetap memaksa. Akhirnya kami pun bersedia dan akan diantarkan Pak Romi, ke rumah masing- masing

Al terlihat menatapku terus. Intens. sekilas aku melihat matanya yang biru, aku menundukkan mataku, tak berani membalas tatapannya yang begitu aneh. Dari pandangannya, Al seakan-akan tidak rela aku pulang. Tapi aku harus pulang.

Memangnya siapa aku harus tetap di sini? Tentu saja aku tidak akan mau. Aku bukan siapa-siapanya Al, dan terlebih lagi hal tersebut tidak diperbolehkan dalam agama kami dan kami bukan mahram.

Islam mengajarkan pergaulan yang indah antara lelaki dan perempuan. Tidak ada istilah pacaran, yang ada adalah taaruf dan jika keduanya setuju akan dilanjutkan dengan pernikahan. Pernikahan yang sakral dan suci.

"Ya ampun.. aku kegeeran lagi dan lagi deh..memangnya Al minta aku tinggal ? enggak pernah kan ?please deh Yasmin.. kamu jangan salting..alias salah tingkah. Bisa jadi dia menatapmu karena ada lalat di hidungmu..., "ucapku dalam hati pada diriku sendiri.

Pesona Al begitu luar biasa.. tampan...sangat tampan.. bagai pangeran yang datang dari negeri dongeng. Apakah aku sudah jatuh cinta? Wanita lain pasti akan takluk dihadapannya. Aku..tentu saja tidak.

Tiba-tiba aku membandingkan Al dan Arman dalam pikiranku yang sepertinya sudah kacau balau.

Arman tak kalah tampan dibandingkan Al. Hanya kulit mereka saja yang membedakannya. Al berkulit putih bersih sedangkan Arman berkulit sawo matang. Tinggi dan postur mereka hampir sama. Sama-sama tingginya 180 cm dan bertubuh atletis. Wajah Al oval dengan hidung mancung, mata biru dan bibir tipis sedangkan Arman berwajah agak bulat, hidung mancung, mata coklat dan berbibir tipis.

Ada sedikit perbedàan sifat, Al terlihat cool, pendiam dan tertutup sedangkan Arman bersifat ceria dan murah senyum. Arman juga humoris.

Entahlah.. dari dulu aku tidak pernah mencintai Arman sebesar rasa cinta Arman padaku. Arman yang mengejar-ngejar aku. Aku...aku... akhirnya mau menerima lamaran Arman. Hatiku masih belum bisa menerimanya. Sampai aku bertemu ...Al..tapi ...sudah terlambat. Ya terlambat ... lagi pula belum tentu Al jatuh cinta padaku. Tapi..bunga-bunga yang dikirimnya untukku lewat Tania? Apakah pertanda ?

Aku pun menerima lamaran Arman karena sifat pantang menyerahnya. Terlebih ia dijodohkan oleh orang tuaku dan teman baik kakakku, Kak Ahmad.

Aku melamun..entah sudah yang keberapa kali.. entahlah akhir-akhir ini aku sering melamun. Setan seakan menggoda imanku..

Aku...Akan...menikah..dengan...Arman

Ingatanku melayang pada hari ini. Tepat hari ini.

Aku melihat apa yang terjadi hari ini.. Tania mengamuk dan Tania melukis... diriku. Aku menitikkan air mata tanda terharu. Aku berharga di mata Tania dan aku begitu terkejut dengan bakat Tania.

Aku benar- benar baru mengetahui bahwa di balik kelemahan Tania tersimpan bakat yang luar biasa. Bakat melukis. Lukisannya indah. Al pun ternyata pandai melukis.

... Al melukis diriku. Apa maksudnya? Setelah bunga dan lukisan diriku?

Sebelum keluar kamar. Aku melihat
Tania sudah tenang sekarang, ia terlihat mengantuk dan tertidur pulas sekarang. Tidurnya terlihat begitu tenang.

Al masih duduk menemani Tania. Aku dan Bu Indah pamit pada Al. Al mengangguk pada kami. Bu Yuana kemudian yang mengantar kami keluar dan meminta Pak Romi mengantar kami. Kami diantar menggunakan toyota Alphard.

Di sepanjang jalan... aku banyak terdiam. Kejadian hari ini begitu luar biasa dan berkelebat dalam pikiranku tentang Tania..Al..Arman.. dan rencana pernikahanku dengan Arman. Pernikahanku akan berlangsung bulan depan. Tepatnya satu bulan lagi. Ya satu bulan lagi.

Aku belum memberi tahu Bu Indah. Tentang rencana pernikahanku. Rencananya besok aku akan bicara, sambil menyerahkan undangan.

Bu Indah kemudian memecah keheningan saat di dalam mobil. Ia menyenggol tanganku.

" Sepertinya...Kakaknya Tania..menyukai Bu Yasmin..., " goda bu Indah sambil tersenyum, matanya mengedip ke arahku.

Aku tersenyum saja dan menjawab.

" Ah..Bu Indah...itu tidak mungkin..," kataku sambil tersenyum.

" Aku memperhatikan..., ia melihat Bu Yasmin terus..., dan melukis Ibu Yasmin.., " ucapnya sambil tersenyum.

Sepertinya aku harus memberitahu Bu Indah tentang rencana pernikahanku ini. Tidak menunggu sampai besok.

" Bu indah..., in sya Alloh..bulan depan aku akan menikah.., " ucapku pelan. Seakan aku berkata pada diriku sendiri. Aku tidak yakin bu Indah mendengarnya.

Ternyata Bu Indah mendengarnya. Ia terlihat kaget. Matanya terbelalak kaget.

" Oh Bu Yasmin... Barakallah..., " ucapnya bahagia.

" Terima kasih bu.., " ucapku pelan

Al datang terlambat.. ya Ia datang terlambat. Hatiku akan menjadi milik orang lain. Akan menjadi milik Arman. Semua sudah kehendak Allah.

Besok undangan akan disebar...dan Al akan tahu aku akan menikah..Tania juga akan tahu. Bagaimana ya perasaan Al..? Perasaan Tania juga? Tiba-tiba hatiku terasa sakit.

Tania tidak tahu kalau aku akan pindah ke Australia setelah aku menikah dengan Arman. Aku tak tega memberitahu Tania. Tania begitu rapuh.

Keesokan harinya... aku menyebar undangan. Semua orang terkaget-kaget dengan siapa aku akan menikah. Aku akan menikah dengan Tuan Muda Arman Berliano Wahyu, pemilik perusahaan Batu Bara ternama di Indonesia. Salah satu orang paling kaya di Indonesia.

Seindah Bunga Putih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang