Jadi..selama ini .. Aldino yang mengiriminya bunga putih. Bukan Tania?
Ada apa dengan Aldino? Apa maksudnya selama ini? Aku benar- benar dibuat bingung. Mana mungkin seorang Al yang tampan dan kaya raya tertarik pada gadis biasa sepertiku. Aku merasa tidak cantik seperti gadis lain, bahkan aku merasa minder... benar- benar minder. Wajahku biasa saja dengan jilbab panjang yang menutupi seluruh tubuhku.
Aku benar-benar tidak modis. Jauh dari modis.Aku harus segera bertemu dengan Al, membicarakan hal ini sekaligus meluruskan masalah dan mencari kebenaran ..., jangan sampai aku kegeeran.. terus terang ..aku benar- benar GeeR ( merasa diri dicintai dan khawatir terkena virus merah jambu).
Aku takut hatiku rusak. Sebagai manusia biasa aku juga mempunyai hati dan ada rasa mengagumi.Tapi ini tidak benar dan belum halal. Aku tahu itu. O ya belum tentu Al juga suka padaku. Ya ..Rabb..tolong hambaMu ini. Apakah Al bermaksud untuk mempermainkan hatiku. Oh..Astagfirullah..., aku tidak boleh suudzon pada Al.
Mungkin saja Al tidak seperti itu. Tapi mana mungkin Tania berbohong. Tania tidak mungkin berbohong. Tania gadis yang jujur dan polos. Wajahnya begitu baik dan tak mungkin berbohong.
Aku benar- benar tidak tenang. Aku harus menenangkan diri. Saat istirahat jam pertama aku beranjak ke tempat wudhu. Aku berwudhu. Air yang jernih dan dingin itu seakan menyejukkan wajah dan hatiku. Setelah berwudhu aku menggelar sajadah hijauku di lantai dan sholat dhuha 2 rakaat. Setelah selesai aku melantunkan ayat suci Alquran. Aku sholat di mushola sekolahku. Selama aku sholat dan membaca Alquran, seseorang dengan mata biru memerhatikan apa yang sedang aku lakukan.
Rupanya Tania mengikuti semua gerak gerikku..ia mengekor kemana saja aku pergi. Ia melihat aku sholat. Sepertinya Tania tertarik. Aku tersenyum saat menatap matanya.
" Apa ...ya..yang..bu gulu.. lakukan ? " tanyanya penuh rasa ingin tahu. Ia berdiri di pintu mushola.
Aku memanggilnya untuk mendekat. Ia mendekatiku, wajahnya menghadapku. Ia duduk menghadap ke arahku.
" Sholat.., " jawabku sambil kutatap matanya yang biru.
" Sholat..itu..apa..,? tanya Tania ingin tahu. Air liurnya hampir menetes kalau saja ia tak segera mengelapnya.
" Ibadah orang muslim, sebagai mahluk kita harus ibadah padaTuhan yang menciptakan kita..sebagai tanda rasa syukur kita., dan ada tata caranya juga sesuai tuntunan Rasulullah...," jawabku berusaha menjelaskan.
Tani masih terdiam. Bingung. Sepertinya penjelasanku belum begitu ia mengerti sepenuhnya. Aku cukup paham. Tania memang seperti itu.
" Aku orang Islam..., tapi aku tidak pernah sholat seperti ibu..., " ucapnya sendu.
Aku mendengarkan dengan penuh perhatian.
Rasa iba menggelayutiku." Tidak ada yang mengajariku..., " ucapnya datar kemudian. Wajahnya lugu.. matanya tidak fokus.
" Nanti akan ibu ajarkan...,"ucapku menenangkan. Ada perasaan sedih dan kasihan yang menggelayuti hatiku sekaligus bahagia karena orang seperti Tania sangat berminat untuk sholat. Aku menitikkan air mata. Tanda kebahagiaan. Orang seperti Tania juga berminat untuk sholat. Luar biasa.
Mulai besok dan seterusnya aku berjanji akan mengajari Tania untuk sholat. Tidak hanya Tania, murid- murid yang lain juga. In Sya Alloh.
Sekolah sudah bubar 2 jam yang lalu, tapi aku masih belum pulang. Aku masih menunggu di sekolah karena ada muridku yang belum dijemput. Aku harus bertanggung jawab. Aku dan Tania duduk bersebelahan di bangku coklat di depan kelas, menunggu supir Tania yang akan menjemputnya. Setelah itu aku baru bisa pulang.
Sebuah mobil mewah terlihat parkir di depan halaman sekolah. Seseorang yang Tania kenal, turun dari mobil mewah Ferari berwarna merah saga. Keluarga Tania terkenal sangat kaya raya.
Lelaki muda nan tampan keluar dari mobil itu dan seperti biasa, ia mengenakan kaca mata hitam yang merupakan ciri khas yang sudah lama dibangunnya. Al mulai menghampiri kami berdua. Al membuka kaca mata hitamnya. Matanya sama dengan Tania. Biru. Ya biru. Tapi.., mohon maaf fisik keduanya sangat berbeda. Bagaikan bumi dan langit. Al tersenyum saat menatapku. Aku terdiam. Aku menundukkan mata. Al mulai menyapaku ramah.
" Apa kabar Bu Guru Yasmin..., " sapanya penuh kelembutan.
" Alhamdulillah..., baik..., " jawabku datar dan santai.
Ia memandang aku dan Tania bergantian. Ia tersenyum sangat tampan. Tania berlari ke arahnya dan menggelayuti tangan Al.
" O ya pak Al..., ada yang ingin saya tanyakan pada anda...," ucapku datar. " Tapi..jika bapak Al ada waktu.., "
" Saya ada waktu.. kalau sekarang..., bagaimana?" Ucapnya tak kalah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Bunga Putih
Fiksi UmumSeorang gadis bernama Yasmin dan berasal dari kota hujan, Bogor. Yasmin bersyukur terlahir dari keluarga yang harmonis. Yasmin merasa sebagai anak " tunggal" dan perempuan satu-satunya dari keluarga Sastrohadiasuwiryo, karena adik perempuannya s...