" Maaf..tadi Bu Yasmin berkata apa ? " tanya Al kepadaku. Al melihatku dengan matanya yang teduh. Tidak seperti biasanya, tatapan Al tak setajam elang. Tatapannya ramah dan bersahabat.
Aku tadi bertanya kepada Al tentang kondisi Tania, tapi pikiranku sendiri melamun. Menghayal jadi putri lagi. Aduh..aku malu bingits kalau sampai ketahuan Al dan Bu Indah... bisa-bisa wajahku merah seperti kepiting rebus.. he...he..he
.Aku tergagap dan tentu saja menjawab dengan gugup... ketahuan deh..malunya aku.
" Oh ..i ..iya.. bagaimana kondisi..Ta.. Tania ..se..seka..rang? " Aku terlihat malu karena ketahuan aku mengagumi taman bunga putih di rumah Al. Terus aku menghayal jadi putri lagi. Ih..benar-benar malu -maluin.
"Alhamdulillah, Tania sudah lebih baik..., " jawab Al santai. Al tersenyum manis padaku, sepertinya Al tahu aku suka bunga di tamannya.
" Alhamdulillah kalau sudah baik..., " ucapku pelan. Tapi Al mendengar perkataannku dan kembali tersenyum.
Kini tatapan Al intens menatapku. Aku pura-pura mengalihkan pandangan ke lantai atau tempat lain. Bu Indah yang ada di sampingku ikut tersenyum juga. Al sungguh keterlaluan deh..
"Duh Al ..., stop deh ...,jangan tersenyum dan menatap kepadaku terus..," ucapku dalam hati. Aku benar-benar malu. Astagfirullah ..ada Bu Indah lagi. Hello pemirsah..help me..ih..lebayyy ya akyu
Aku melirik ke arah Bu Indah. Bu Indah tersenyum. Sesekali ia menatapku dan Al bergantian. Apa yang Bu Indah pikirkan ya? Entahlah.
Kami bertiga terdiam sejenak. Suasana cukup hening. Kemudian Al berbicara untuk mencairkan suasana.
" O ya.., jika bu Yasmin dan Bu Indah mau menengok Tania...bisa ke kamarnya Tania..nanti bisa di antar oleh Mba Yuana..Bagaimana?" ucap Al menawarkan dengan ramah. Al kemudian melihat ke arah Bu Yuana memberi kode. Lalu Al kembali menatapku. Lagi.
Aku mencoba mengalihkan perhatiannya dengan berbagai cara . Ia sepertinya suka menggodaku. Wajahku yang putih terasa panas.. jangan-jangan aku salah tingkah dan wajahku merona..duh..aduh.. bagaimana ini?
Bu Yuana yang berada tak jauh dari Al mengangguk ramah padaku, dan Bu Indah. Baru saja kami akan beranjak dari tempat duduk dan akan menuju kamar Tania. Terdengar suara teriakan Tania dari lantai 2. Teriakan Tania begitu histeris. Tania berteriak-teriak dan terdengar..Prang... pecahan kaca.
Al segera berlari ke atas. Langkahnya sangat cepat. Al melompati 2 tangga sekaligus. Kami bertiga mengikuti Al dari belakang. Tania mengamuk sekarang. Entah apa penyebanya?
Tania berhalusinasi. Kamarnya yang indah hancur berantakan. Pecahan kaca ada di mana- mana dan tangan Tania terluka. Darah mengucur dari tangan kanannya.Melihat darah mengucur dari tangan Tania. Bu Yuana kemudian berlari mencari kotak P3K. Ia segera kembali dan membalut luka Tania.
Al segera memeluk erat Tania dan menenangkannya. Ajaib...Tania langsung diam dan tenang. Aku melihat Al begitu sayang pada Tania. Benar apa yang dikatakan Tania, Al sangat sayang Tania. Tania akan tenang di dekat Al.
Aku benar-benar menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri. Tak terasa air mata meleleh di pipiku.
Aku teringat Kak Ahmad. Alangkah indah kasih sayang Al kepada Tania. Kasih sayang adik dan kakak.Ku lihat sekeliling kamar Tania, semuanya hancur bak kapal pecah..tapi ada satu benda berukuran segi empat yang tidak hancur. Sebuah lukisan yang sangat indah. Seorang lukisan gadis cantik berkerudung ungu muda. Gadis dalam lukisan itu sangat cantik. Aku mendekati lukisan itu dan melihat dengan jelas dari dekat. Aku seperti terhipnotis.
Aku ternganga dan sangat kaget saat sudah berada sangat dekat, sekitar 1 meter. Lukisan itu terpasang di dinding dekat Tania dan Al duduk.
Gadis dalam lukisan itu adalah AKU
Ya..itu lukisanku.. Benar-benar telihat nyata dan indah. Aku hampir jatuh pingsan.Siapakah yang melukis aku seperti itu?
Secantik itukah aku?Sungguh..siapa pun yang bisa melukis seperti itu..pastilah sangat berbakat. Aku termenung menatap wajahku sendiri yang sedang tersenyum indah. Latar belakang lukisanku adalah sekolah tempatku mengajar.
Aku..sungguh...terharu. Tidak hanya aku. Ibu Indah juga terpukau oleh keindahan lukisan itu.
" Wah.. Cantik.., Bu Yasmin sangat cantik.., " Bu Indah berdecak kagum.
Ternyata tidak hanya satu lukisan...ada banyak sekali lukisan diriku besar dan kecil. Semuanya terbingkai rapi dalam pigura mewah berwarna gold. Semuanya terpasang di dinding. Lukisan ini aman dari amukan Tania. Semua lukisanku dan lukisan Al..
" Siapa yang melukis ini semua?" Ucapku lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Bunga Putih
General FictionSeorang gadis bernama Yasmin dan berasal dari kota hujan, Bogor. Yasmin bersyukur terlahir dari keluarga yang harmonis. Yasmin merasa sebagai anak " tunggal" dan perempuan satu-satunya dari keluarga Sastrohadiasuwiryo, karena adik perempuannya s...