Selamat Membaca...+++
"Baik pelajaran hari ini cukup sampai disini dan kalian semua boleh pulang"Ucap Pak Yanto setelah itu beliau beranjak pergi meninggalkan kelas.
Sebagian Siswa dan Siswi bersorak bahagia karena kelas sudah berakhir.
Tiba - tiba saja ada seorang Siswa yang berlarian menuju kelas XI-IPA yaitu kelas Ayana.
"Kalian semua jangan ada yang pulang dulu karena didepan sekolah kita ada tawuran"Ucap Siswa itu dengan napasnya yang tidak beraturan.
Seketika kelas itu menjadi heboh mendengar kabar itu. Sebagian Siswa langsung keluar dari kelasnya untuk melihat tawuran itu.
"Malas banget lama - lama diam dikelas, mending kita kekantin"Ucap salah satu Siswi.
Setelah mengucapkan itu beberapa Siswi berjalan meninggalakan kelas dan menuju kekantin.
Sedangkan Ayana hanya berdiam didalam kelas sambil melamun tanpa disadari Ayana sedari tadi Nathaniel melihat kearah Ayana terus menerus. Perlahan Nathaniel mendekat kearah Ayana dan ia dengan pelan menepuk bahu Ayana.
Ayana menengok kebelakang"El, Kau membuatku kaget"Ujar Ayana terkaget.
Nathaniel tersenyum menatap Ayana"Maafkan Aku membuatmu kaget"Ucapnya dan duduk dikursi disebelah kanan Ayana. "Ku lihat Kau hanya terdiam dan melamun, Kau melamunkan apa?"Tanya Nathaniel.
Dengan cepat Ayana menggeleng"Tidak Aku tidak melamunkan apapun, Aku hanya malas berbicara"
Nathaniel terdiam sejenak ia sangat mengenal Ayana pasti saat ini ada sesuatu yang sedang dipikirkannya"Kau tidak bisa berbohong padaku"
Ayana menghela napas percuma saja ia membohongi Nathaniel"Aku kemarin dicopet!"Ujarnya pelan.
"Kau dicopet!! Kenapa bisa?"Tanya Nathaniel.
"Aku kemarin kesupermarket untuk membeli keperluanku tetapi ketika aku pulang kerumah tiba - tiba saja ada preman yg memegang pergelangan tanganku dan ia ingin mengambil tasku tetapi... "
Nathaniel menatap Ayana dengan ekspresi penasarannya"Tetapi apa? "Tanyanya lagi.
"Tetapi Alvaro tiba - tiba saja datang membantuku"Lanjut Ayana.
Nathaniel terdiam mencerna apa yang dikatakan Ayana sejak kapan seorang Alvaro menolong seseorang setahunya Alvaro itu hanya bisa membully orang. "Serius, Alvaro membantumu!" Ucap Nathaniel ragu.
"Untuk apa Aku berbohong dia benar - benar membantuku, walaupun akhirnya tasku tetap dirampas"Jelas Ayana.
"Kau tidak terluka kan karena kejadian itu"Tanya Nathaniel menatap Ayana dengan ekspresi khawatirnya.
Ayana tersenyum meyakinkan"Tenang saja Aku tidak terluka"
"Kau yakin"
"Iya, Aku tidak terluka, jangan tunjukkan wajah khawatirmu itu karena tidak ada yang perlu dikhawatirkan"Ujar Ayana.
Nathaniel terus menatap Ayana mencari kebohongan dimatanya tapi Nathaniel sangat yakin sekali kalau masih ada sesuatu yang sedang disembunyikan Ayana.
Ayana beranjak dari kursinya"El, sepertinya Aku ingin ke toilet"Setelah mengatakan itu Ayana berjalan keluar kelas.
Nathaniel menatap Ayana yang berjalan keluar kelas dengan ekspresi tidak terbaca"Aku tahu Kau pasti berbohong padaku"Ucapnya dalam Hati.
Disepanjang jalan menuju toilet Ayana terus memikirkan Nathaniel disatu sisi ia tidak ingin membuat Nathaniel terlalu mengkhawatirkan keadaannya sedangkan disatu sisi ia merasa bersalah berbohong pada Nathaniel.
"Maafkan Aku El kalau Aku membohongimu Aku hanya tidak ingin Kau terus mengkhawatirkanku"Gumam Ayana dalam Hati.
Setelah sampai ditoilet ia langsung masuk kedalam toilet itu dengan terburu - buru sehingga Ayana menabrak seseorang dan orang itu pun terjatuh sambil mengaduh kesakitan.
"Maaf Aku tidak sengaja menabrakmu, karena Aku terburu - buru"Ucap Ayana sambil menunduk.
Orang itu masih mengaduh kesakitan kemudian ia menatap Ayana yang menabraknya tadi.
"Kau gadis cupu itu"Ujarnya memastikan.
Kemudian Ayana menatap orang yang ditabraknya tadi dengan ekspresi kagetnya"Lau-raa, maaf Aku tadi tidak sengaja menabrakmu. Sini aku bantu Kau untuk berdiri"Tawar Ayana sambil menjulurkan tangan kanannya kepada Laura.
Laura dengan cepat menepis tangan Ayana"Aku tidak butuh bantuanmu"Ujarnya sambil berdiri. "Kenapa kaget melihatku" lanjutnya tersenyum miring.
Ayana hanya terdiam tidak berani membalas ucapan Laura.
"Kebetulan sekali Aku bertemu denganmu disini, kenapa Kau tidak berani membalas ucapanku? Apa Kau takut?"Tanya Laura sambil berjalan mengelilingi Ayana. Kemudian ia berhenti tepat dibelakang Ayana. "Kau tahu Aku ingin sekali bertemu denganmu dengan suasana yang sepi seperti ini sehingga Aku bisa membullymu tanpa dilihat oleh siapapun termasuk Damien"
"Ke-napa Kau ingin membullyku? A-pa salahku?"Tanya Ayana gugup.
Tiba - tiba saja Laura menjambak rambut Ayana dengan kencang"Kau ingin tahu salahmu! apa, salahmu! karena Kau telah merusak! persahabatan Alvaro dan Damien dan Kau membuat Damien membelamu dari pada membantu sahabatnya sendiri untuk membullymu"Ucapnya dengan penuh kebencian.
"Ta-pi A-ku tidak tahu ke-napa Damien jadi membelaku"Ucap Ayana dengan terbata - bata.
Laura lebih mengencangkan jambakannya dirambut Ayana"Jangan berpura - pura tidak tahu begitu, Kau telah mengguna - gunanya kan jadi Damien malah membelamu dulu dia tidak pernah membelamu bahkan dia hanya diam saja ketika melihat Kau dibully. Dasar gadis licik"
"Aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu"Ucap Ayana sambil menangis.
"Tidak mungkin katamu, lalu kenapa dia tiba - tiba membelamu dan bahkan dia dengan repot - repot mengantarkanmu kekelas. Aku yang lebih cantik darimu bahkan lebih segala - galanya tetapi Damien tidak pernah melirikku sedikit pun, sedangkan Kau yang tidak ada apa - apanya dia malah membelamu dan memilih persahabatannya hancur"Setelah mengucapkan itu Laura melepaskan jambakkannya dan mendorong Ayana kelantai, Laura mengambil ember yang berisi air kotor kemudian ia siram air kotor itu tepat ke arah Ayana sehingga Ayana menjadi basah kuyup. Ayana meringis menahan sakitnya ketika Air itu mengalir mengenai punggungnya yang terasa perih.
Laura melempar ember yang telah kosong itu tepat mengenai kepala Ayana "Kau pantas mendapatkan hukuman ini, jika Aku melihatmu bersama Damien. Siap - siap saja Kau akan mendapatkan hukuman yang lebih dari ini" Setelah mengatakan itu Laura beranjak pergi meninggalkan Ayana yang menangis.
"Aku tidak mengerti kenapa Laura begitu marah padaku hanya karena Damien membelaku bahkan sampai sekarang Aku juga masih tidak mengerti kenapa Damien jadi membelaku dan membiarkan persahabatannya hancur dan Aku juga tidak ingin menjadi penyebab hancurnya persahabatan mereka"Gumam Ayana sambil menangis.
Ayana berusaha berdiri dengan berpegangan diwastafel dengan perlahan ia berjalan keluar dari toilet dan menuju ke kelasnya. Disepanjang jalan Ayana memegang kepalanya yang terasa pening dan sedikit berdarah"Ayo Ayana jalan terus jangan sampai Kau akan berakhir pingsan disini"Semangatnya dalam Hati.
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD GIRL [TAMAT]
Teen FictionTidak mudah bagi Ayana Zevaana bertahan di sekolahnya mengingat ia selalu mendapat bully, ejekan dan juga hinaan oleh para siswa dan siswi. Sampai suatu ketika Ayana tidak sengaja menabrak Kakak kelasnya di depan perpustakaan sekolah dan Ayana meny...