SelamatMembaca...+++
"Damien, sejak kapan kau ada disini?" Tanya Ayana.
Damien tersenyum kearahnya, senyum itu membuat kadar ketampanan Damien bertambah, Damie yang saat ini menggunakan kaos berwarna abu-abu lengan pendek dan celana jeans berwarna hitam sobek dibagian lutut, ia menggunakan sneakers hitam dan terakhir jam tangan yang melekat ditangan sebelah kiri dan Ayana tahu semua yang melekat pada tubuh Damien pasti harganya mahal dan bermerk.
"Baru saja aku ingin mengetuk pintu dan kau telah membukanya" Damien menatap Ayana yang sepertinya juga ingin bersiap ingin pergi "Sepertinya kau ingin pergi kesuatu tempat melihatmu yang telah rapi begini" Sambungnya.
"Aku hanya ingin pergi ketaman, lebih tepatnya taman bermain dimana disana banyak anak kecil" Jelas Ayana pada Damien.
"Sebenarnya kedatangan aku kesini juga ingin mengajakmu pergi sekaligus menebus kesalahanku yang meninggalkanmu sendirian dipasar malam waktu itu dan kebetulan kau sekarang sudah siap dan juga ingin pergi, jadi sekalian saja aku ikut denganmu pergi ketaman dan bermain bersama anak kecil" Setelah mengatakan itu Damien menampilkan senyuman yang memperlihatkan deretan gigi putihnnya yang berjejer rapi.
Yang Damien katakan itu benar, ia mengajak Ayana pergi karena untuk menebus kesalahannya tapi bukan itu saja ia juga ingin mempunyai waktu berdua saja dengan gadis itu. Mengingat kejadian tempo malam lalu membuat Damien ingin marah karena Ayahnya menelponnya dan berakhir dengan ia berada dirumah dan terjebak dalam perdebatan panjang.
Ayahnya tahu kalau pada saat itu ia bersama Ayana pasti ada seseorang yang memberi tahu informasi itu pada Ayahnya, mungkin bisa saja mata-mata Ayahnya yang ditugaskan untuk mengintai segala aktivitasnya.
"Kau sungguh ingin ikut!" Ujar Ayana memastikan "Ditaman itu kebanyakan anak kecil loh" Sambungnya.
Damien mengangguk meyakinkan "Aku tetap akan ikut dan kebetulan aku juga suka sekali dengan anak kecil"
Ayana menatap kearah belakang Damien sepertinya Damien membawa mobilnya. "Apa kau tidak keberatan kalau hanya jalan kaki? Karena jarak rumahku ketaman lumayan dekat"
Damien terkekeh pelan apa gadis ini mengira ia akan menolaknya, tentu saja dia tidak akan menolak, jalan kaki sekalipun akan ia turuti asalkan itu bersama Ayana.
"Tentu saja tidak, apa kita berangkat sekarang?" Tanya Damien.
Ayana mengangguk tanda mengiyakan ucapan Damien, tidak lupa ia mengunci rumahnya terlebih dahulu. Setelah itu mereka berjalan meninggalkan rumah Ayana serta mobil Damien.
Disepanjang jalan menuju taman tidak sedikit Ayana menerima tatapan sinis terutama para gadis bukan para gadis saja ada beberapa pria yang kadang menatapnya dengan tatapan mencemooh.
Apa yang dipakai olehnya saat ini tidak cocok untuknya, sehingga ia diberi tatapan seperti itu, tapi hanya pakaian seperti ini yang pas dan nyaman untuknya.
Apa ini tentang masalah pakaiannya ataukah tentang pria yang disampingnya saat ini. Tentu saja para gadis menatapnya sinis karena kini ia sedang berjalan beriringan dengan seorang pria tampan bukan hanya tampan tapi juga terkenal dengan anak orang terkaya urutan tiga di Indonesia.
Ayana menundukkan kepala, kadang Ayana benci dengan semua tatapan itu. Seperti semua orang jijik setiap kali melihatnya, padahal ia sama seperti mereka tidak ada yang berbeda.
Sepertinya itu salah, tentu saja ia berbeda sangat berbeda malahan. Para gadis itu memiliki tubuh yang langsing sedangkan ia mempunyai tubuh yang gemuk, gadis itu mempunyai wajah yang cantik sedangkan wajahnya penuh dengan bekas jerawat dan berminyak, gadis itu selalu memakai pakaian high class bukan sepertinya yang hanya memakai dress lusuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD GIRL [TAMAT]
Teen FictionTidak mudah bagi Ayana Zevaana bertahan di sekolahnya mengingat ia selalu mendapat bully, ejekan dan juga hinaan oleh para siswa dan siswi. Sampai suatu ketika Ayana tidak sengaja menabrak Kakak kelasnya di depan perpustakaan sekolah dan Ayana meny...