SelamatMembaca...+++
Malam pun tiba, Ayana tengah duduk bersandar diruang tamu sambil memikirkan apa saja yang terjadi dihari kemarin dan hari ini. Lagi dan lagi semua itu seperti mimpi yang padahal kenyataan, tapi kenyataan itu membuat dia akan mendapat masalah lebih banyak dan lebih besar lagi.
Ia masih sulit percaya jika Alvaro menyatakan perasaan padanya, ia sangat tidak yakin kalau Alvaro serius mengatakan itu. Apa ada sesuatu yang membuat Alvaro nekat melakukan tersebut bahkan dihadapan semua siswa dan siswi.
"Apa tujuanmu sebenarnya Alvaro? Aku tidak mengerti denganmu saat ini. Kau yang membenciku malah menyatakan rasa suka padaku." Gumam Ayana sambil menatap lurus kedepan dengan tatapan sendu.
"Ini rasanya mustahil, tidak mungkin kau menyatakan perasaanmu pada gadis sepertiku, bahkan aku tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan para gadis yang mengejarmu." Ayana bergumam lagi.
Satu lagi yang menganggu pikiran Ayana yaitu ucapan Damien tadi siang sukses membuat ia memilih untuk bolos dan berdiam diri diatas rooftop sekolah sampai bel pulang. Karena jika kembali kekelas ia tidak mungkin fokus dengan materi yang disampaikan jika pikirannya yang awalnya mulai tenang kembali kacau.
Bahkan sampai saat ini ucapan Damien terus saja terngiang ditelinganya, ia mencoba untuk melupakan semua yang terjadi hari ini serta ucapan Damien tapi kepalanya seperti dipaksa untuk terus mengingat semuanya.
"Damien kau boleh marah, kau boleh menjauh tapi jangan pernah benci padaku."
Tanpa sadar air mata Ayana menetes, ia hanya takut kalau Damien berubah membencinya, ia tidak ingin hal itu terjadi.
"Damien, aku tidak marah atas ucapanmu tadi siang. Tapi tolong, jangan pernah membenciku, aku tidak ingin orang yang membenciku semakin bertambah banyak."
Tok... Tok...
Suara ketukan terdengar dipintu rumah Ayana otomatis tatapan Ayana yang semula lurus kedepan beralih menatap kearah pintu. Ayana berdiri dan berjalan mendekat kearah pintu untuk mengetahui siapa orang yang tengah mengetuk pintu rumahnya.
"Untuk membuka pintu untuk seseorang saja kau lama sekali."
Ayana terkejut mendengar suara barusan tapi lebih mengejutkan lagi ketika melihat sosok Alvaro sedang berdiri didepan pintu rumahnya dengan wajah angkuhnya, ia tidak mengerti untuk apa malam begini Alvaro datang kerumahnya.
"Kunci pintu rumahmu dan ikut aku sekarang." Perintah Alvaro pada Ayana yang masih diam mematung.
Ayana menggeleng pelan tanda berarti ia tidak mau "Maaf Alvaro ini sudah malam dan aku tidak bisa."
Alvaro perlahan mendekat kearah Ayana dengan tatapan yang sulit diartikan membuat Ayana waspada dan sedikit demi sedikit melangkah mundur kebelakang.
"Kau tahu seorang Alvaro tidak menerima penolakan. Jadi, kau menurut saja dan jangan menolak."
Ayana kembali menggeleng pelan dengan kepala menunduk "Maaf, aku tidak bisa Alvaro."
Alvaro diam sambil menatap Ayana yang masih menunduk. Tiba-tiba Alvaro menarik pergelangan tangan Ayana otomatis membuat tubuh Ayana membentur dada bidang Alvaro. Tangan Alvaro dengan gesit menutup pintu rumah Ayana, refleks ia langsung menggendong tubuh berat Ayana ala bridal style untuk menuju motornya untuk mencegah gadis itu kabur dan kembali masuk dalam rumahnya.
Ayana diperlakukan seperti itu otomatis meronta dilepaskan tapi sayang Alvaro tidak perduli dan tetap menggendong dirinya dan saat ini ia telah duduk diatas motor Alvaro dengan Alvaro yang ada disebelahnya sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD GIRL [TAMAT]
Teen FictionTidak mudah bagi Ayana Zevaana bertahan di sekolahnya mengingat ia selalu mendapat bully, ejekan dan juga hinaan oleh para siswa dan siswi. Sampai suatu ketika Ayana tidak sengaja menabrak Kakak kelasnya di depan perpustakaan sekolah dan Ayana meny...