Selamat Membaca...+++
"Laura, kenapa wajahmu murung begitu biasanya kau selalu ceria?"Tanya Emily pada Laura.
"Damien hari ini tidak sekolah"Jawab Laura dengan wajah murungnya.
"Kenapa dia jadi tidak sekolah?"Tanya Emily lagi.
"Aku tidak tahu"Jawab Laura.
"Apa mungkin Damien tidak sekolah karena gadis cupu itu"Sahut Keysha.
Ekspresi Laura berubah menjadi datar ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Keysha"Tidak mungkin hanya karena gadis cupu itu membuat Damien tidak pergi sekolah, apa pentingnya!! gadis itu"
Keysha tersenyum miring menatap kearah Laura"Tidak mungkin bisa saja menjadi mungkin seperti yang kita lihat kemarin, kalau gadis itu memang tidak penting bagi Damien lalu untuk apa dia repot - repot membawa gadis itu kesuatu tempat mungkin dia sekarang bersama gadis itu dirumah sakit"
Laura terdiam dia merasa kalau apa yang dikatakan Keysha ada benarnya"Tapi gadis itu penting bagi Damien, tidak mungkin dan tidak akan pernah terjadi"Gumamnya dalam hati.
"Ucapanku benar bukan"Kata Keysha yang masih tersenyum miring."Bukan ucapanmu tapi hanya tebakanmu"Ujar Laura.
"Oke terserah kau saja"Ucap Keysha menyerah.
"Kalau memang benar saat ini Damien sedang bersama gadis cupu itu biarkan saja"Kata Laura sambil tersenyum penuh arti.
Keysha melihat Laura yang tersenyum penuh arti menyadari sesuatu"Tidak biasanya seorang Laura membiarkan miliknya bersama orang lain, aku tahu pasti ada sesuatu yang sedang kau sembunyikan dibalik senyummu itu"
Laura mesih menatap Keysha dengan senyum penuh artinya"Tebakanmu memang tidak salah"
"Apa disini hanya aku yang tidak mengerti apa yang kalian bicarakan"Ujar Emily sambil menatap bingung kearah Laura dan Keysha secara bergantian.
"Kau tidak perlu tahu kau hanya perlu diam, dan lihat saja apa yang akan terjadi"Ucap Laura penuh teka - teki.
Emily semakin bingung ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Laura. Ia melihat Keysha dan Laura asik berbicara tanpa menghiraukan dia tanpa Keysha dan Laura ketahui Emily menampilkan sedikit senyum miringnya."Disini bukan aku yang tidak mengerti tapi kau yang tidak akan mengerti dengan alur cerita ini, Laura"Ucapnya dalam Hati.
"Apa kau akan membully nya lagi"Tanya Keysha.
"Tentu saja aku akan membully nya lagi tapi menunggu waktu yang pas"Jawab Laura.
"Tenang saja aku akan membantumu untuk membully nya"Ujar Keysha.
"Kau memang sahabat yang baik, Keysha"Ucapnya sambil bertos ria dengan Keysha.
Emily masih menatap mereka berdua dan menyembunyikan ekspresi jahatnya"Kalian berdua teruslah seperti itu, sampai saatnya nanti tiba"
"Aku lupa ada sesuatu yang ingin aku katakan pada kalian berdua"Ujar Laura sambil menatap kearah Keysha dan Emily.
"Apa itu?"Tanya Emily penasaran.
"Aku dan Damien akan dijodohkan"Jawab Laura tidak lupa ia menampilkan ekspresi bahagianya.
Emily merasa terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Laura barusan"Kau dan Damien dijodohkan, bagimana bisa."
"Aku hanya mengatakan pada ayahku dan ayahku mengabulkannya, ayahku juga sudah mengatakan tentang perjodohan ini kepada kedua orang tua Damien"Jelas Laura yang masih menampilkan ekspresi bahagianya.
"Apa Damien akan menyetujui perjodohan ini?"Tanya Keysha pada Laura.
"Setuju atau tidak dia harus tetap menerima perjodohan ini"Jawab Laura dengan wajah kesalnya.
"Kalau dia tetap tidak mau bagiamana"Ujar Emily.
Laura menatap tajam Emily"Damien hanya milikku dan dia hanya boleh bersamaku suka atau tidak suka dia harus tetap menerima perjodohan ini aku akan menghalalkan segala cara aga membuat dia mau menerima perjodohan ini"
Emily tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini"Ternyata kau memang sudah gila!! Laura. Hanya karena obsesimu untuk memiliki Damien kau rela menghalalkan segala cara untuk memilikinya. Ku pastikan itu tidak akan pernah terjadi"
***
Ayana saat ini sedang duduk diatas kasurnya sambil memandang kearah jendela kamarnya.
"Akhirnya aku bisa bebas dari bau rumah sakit untung saja aku dapat meyakinkan dokter kalau aku sekarang sudah merasa sehat dan akhirnya aku bisa pulang"Ucapnya lega. "Apa? Damien tidak khawatir karena aku pergi begitu saja meninggalkan rumah sakit"Pikirnya.
Ayana menjadi merasa bersalah karena pergi begitu saja tapi ia tidak ingin merepotkan Damien terus menerus jadi ia memilih pergi dari rumah sakit itu dan memutuskan ia hanya beristirahat dirumah.
"Maafkan aku Damien kalau aku pergi diam - diam tanpa sepengetahuanmu"Gumamnya lirih. "Mungkin besok aku harus minta maaf pada Damien setelah itu aku harus menjauhinya"Lanjutnya.
Ayana teringat sesuatu dan tatapannya berubah menjadi sendu ketika ia memegang kalung yang ada dilehernya. "Aku harap kalung ini pemberian dari orang lain, bukan kau El."
"Tapi entah kenapa kalung ini sama persis seperti apa yang aku mimpikan, tidak mungkin kan itu kenyataan itu pasti hanya mimpi. Aku harus menemui El besok untuk memastikan semuanya. Baiklah sekarang lebih baik aku tidur dan beristirahat"Gumamnya lagi.
***
"Akhirnya aku bisa kembali kerumah sakit"Gumam Damien sambil berjalan menuju ruangan Ayana. "Aku harap Ayana akan suka dengan makanan yang kubawa"Melihat sebuah plastik yang ia pegang ditangannya sambil tersenyum cerah.
"Ayana aku membawakan sesuatu untukmu"Ujar Damien membuka pintu ruangan tempat Ayana dirawat ketika ia masuk keruangan itu ia tidak melihat Ayana dikasurnya. Ia meletakkan makanan yang ia bawa diatas meja ia masih bingung kenapa Ayana sudah tidak ada lagi dirungannya dan ruangan ini telah rapi. Damien segera keluar dari ruangan itu dan ia langsung menuju tempat administrasi.
"Suster, Pasien yang bernama Ayana Zevaana diruangan Mawar No 12 mendadak tidak ada diruangannya"Ujar Damien dengan wajah paniknya.
"Pasien yang bernama Ayana 3 jam yang lalu telah pulang, karena pasien bersikeras ingin pulang kerumah"Jelas Suster itu kepada Damien.
"Apa dia menitipkan sesuatu pada suster seperti alamat rumahnya?"Tanya Damien lagi.
"Dia tidak menitipkan apapun"Jawab Suster.
"Terima kasih sus"Ujar Damien dengan wajah lesu. Damien berbalik meninggalkan tempat administrasi ia berjalan dengan wajah lesunya sambil memikirkan Ayana "Sial, kalau tahu begini aku tidak akan meninggalkannya"Gerutu Damien dalam hati.
Damien terus berjalan dan akhirnya ia telah sampai diparkiran dan masuk kedalam mobilnya, ia masih berdiam memikirkan Ayana dan tidak beranjak dari parkiran itu. Damien dengan kesal memukul stir mobilnya"Arghh, aku tidak tahu dimana Ayana tinggal. Bagaimana aku tahu kalau keadaannya sekarang baik - baik saja atau sebaliknya" Damien memijit dahinya yang mulai berdenyut sakit"Mungkin hanya disekolah aku dapat mengetahui dimana alamat rumah Ayana" Damien terdiam sejenak dan menghela napasnya "Mungkin sekarang aku harus pulang, semoga saja Ayana sekarang baik - baik saja dan besok aku harus segera mengetahui alamat rumah Ayana"
Setelah mengucapkan itu Damien menyalakan mobilnya dan ia melesat pergi meninggalkan parkiran rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD GIRL [TAMAT]
Teen FictionTidak mudah bagi Ayana Zevaana bertahan di sekolahnya mengingat ia selalu mendapat bully, ejekan dan juga hinaan oleh para siswa dan siswi. Sampai suatu ketika Ayana tidak sengaja menabrak Kakak kelasnya di depan perpustakaan sekolah dan Ayana meny...