Selamat membaca...+++
"Ini rumahmu?" Tanya Damien yang saat ini sedang duduk diruang tamu rumah Ayana.
Ayana mengangguk pelan "Iya ini rumahku, kecil dan sederhana"
"Apa aku boleh berkunjung lagi?" Tanya Damien lagi.
Ayana terdiam ia ragu untuk mengiyakan ucapan Damien tapi ia tidak enak hati mengingat selama ini Damien begitu baik kepadanya. "Ya, kau boleh berkunjung kemari"
Suasana menjadi hening tidak ada lagi yang berbicara, Damien melihat sekeliling rumah Ayana baginya rumah Ayana luasnya seperti kamarnya. "Apa kau nyaman tinggal dirumah ini?"
Ayana mengernyit bingung untuk apa Damien menanyakan itu, tentu saja rumah ini sangat nyaman bagi Ayana "Aku tahu rumahku kecil tapi aku sangat nyaman tinggal disini"
"Aku bisa mencarikan rumah untukmu yang lebih besar" Ujar Damien.
"Tidak perlu Damien. Kau tidak perlu repot-repot untuk mencarikan rumah yang besar untukku karena rumah kecil ini saja sudah cukup" Ayana tersenyum tulus.
Damien merutuki dirinya yang telah lancang menawarkan diri untuk mencarikan rumah yang besar. "Maaf kalau aku telah lancang dan membuatmu tersinggung"
Ayana tersenyum simpul "Tidak apa Damien, aku tidak merasa tersinggung dengan ucapanmu"
Damien menatap Ayana yang penuh lecet dan luka tapi ia tidak habis pikir Ayana masih bisa tersenyum dalam keadaan seperti itu.
"Kau penuh lecet dan luka dan itu harus segera diobati" Ujar Damien.
Ayana menggeleng pelan "Tidak perlu Damien, aku bisa mengobatinya sendiri" Tolak halus Ayana.
Damien tersenyum ia sudah tahu kalau Ayana pasti akan menolak "Kau selalu saja menolak"
Ayana terdiam ia bingung apa yang ingin dia katakan. Sedangkan Damien tetap saja tersenyum memandangi Ayana yang kebingungan.
"Aku mengerti kenapa kau selalu saja menolak, kau tidak perlu merasa tidak nyaman padaku. Anggap saja aku ini sebagai teman atau sebagai sahabat"
Ayana kembali terdiam, berteman bahkan bersahabat dengan Damien tidak pernah terlintas dipikirannya karena ia sadar diri bahwa ia tidak pantas berteman dengan seorang Damien Eldreda.
"Ayolah Ayana kalau kau merasa tidak pantas berteman dengan Damien lalu bagaimana perasaanmu kepada Alvaro apakah juga pantas atau tidak"Pikirnya.
"Apa Alvaro melihat kejadian tadi?" Tanya Ayana dalam hati.
Ayana menggelengkan kepalanya kenapa ia malah memikirkan Alvaro, tanpa bertanya pun ia pasti sudah tahu jawabannya. Walaupun Alvaro melihat kejadian tadi ia juga tidak akan perduli.
Damie menatap Ayana begitu intens ia menyadari kalau saat ini Ayana sedang memikirkan sesuatu sehingga membuat Ayana terdiam cukup lama.
"Ayana, apa kau sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Damien.
Dengan cepat Ayana menatap Alvaro "Tidak, aku tidak memikirkan sesuatu"
Damien mengangguk pelan ia tahu kalau sebenarnya Ayana sedang memikirkan sesuatu entah itu apa tapi ia memilih untuk diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD GIRL [TAMAT]
Teen FictionTidak mudah bagi Ayana Zevaana bertahan di sekolahnya mengingat ia selalu mendapat bully, ejekan dan juga hinaan oleh para siswa dan siswi. Sampai suatu ketika Ayana tidak sengaja menabrak Kakak kelasnya di depan perpustakaan sekolah dan Ayana meny...