Selamat Membaca...+++
"Sepertinya, mereka telah mengetahui Aku ada didalam"Gumam Damien. "Tapi mereka tidak akan bisa mendobrak pintunya"Lanjutnya.
Reno menggeram frustasi karena sedari tadi ia mendobrak pintu itu tetapi pintu tersebut tetap tidak mau terbuka"Arghh, Sial! Masih tidak bisa didobrak"
"Sudahlah berhenti saja dari tadi Kita bertiga berusaha mendobrak pintu itu tetap saja tidak mau terbuka"Sahut Calvin.
Leon memandang ke arah Reno dengan ekspresi lelahnya"Kali ini Aku setuju apa yang Calvin katakan, Aku lelah mendobrak pintu ini terus - menerus"
"Lebih baik kita pergi saja dari sini sebelum ada yang melihat kita" Calvin memberikan saran.
"Kita bisa menangkap Damien lain kali"Sahut Reno.
Reno menatap pintu itu dengan wajah penuh amarah"Lihat saja Damien Aku akan menangkapmu nanti, ayo kita pergi dari sini sebelum ada orang yang melihat kita"Ajaknya.
Mereka bertiga segera beranjak pergi meninggalkan ruang guru karena mereka tidak ingin Siswa dan Siswi yang ada disekolahan ini melihat mereka.
Damien mendengar tidak ada lagi kegaduhan didepan pintu tersebut "Sepertinya mereka sudah pergi"Gumamnya. "Aku harus cepat keluar dari sini dan membawa Ayana kerumah sakit".
Damien dengan perlahan menarik tubuh Ayana sehingga posisi tubuh Ayana seperti duduk dipangkuan Damien setelah itu mengangkat tubuh Ayana ala bridal style. Ia berjalan menuju pintu keluar dan ia dengan cepat membawa Ayana menuju ke mobilnya yang berada diparkiran sekolah. Sesampainya diparkiran Damien langsung merebahkan Ayana didalam mobil setelah itu ia menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.
Tidak jauh dari tempat Ayana dan Damien. Laura bersama kedua temannya juga sedang berjalan ingin menuju parkiran, tapi seketika terhenti karena Laura melihat Damien menggendong Ayana dan setelah itu pergi entah kemana.
"Dari ekspresi Damien tadi semua orang juga pasti tahu kalau dia sangat mengkhawatirkan gadis cupu itu"Ujar Emily sambil menatap Laura.
"Kemarin Damien membantunya dan sekarang Damirn menggendongnya lalu selanjutnya entah apa lagi yang akan terjadi"Sahut Keysha.
Laura menatap kedepan dengan penuh kebencian"Dasar gadis licik!, rupanya hukuman tadi masih tidak mempan untukknya. Lihat saja nanti dia akan habis ditanganku"
Keysha menatap Laura"Dengan senang hati Kami akan membantumu untuk menghabisinya"
Emily bergidik ngeri ketika mendengar ucapan kedua temannya itu"Kalian berdua berhenti berkataan seakan - akan kalian berdua ingin membunuhnya"
Laura menatap ke arah Emily dengan senyum miringnya"Aku memang ingin membunuhnya"
Emily terkejut ketika mendengar yang Laura katakan"Kau bisa masuk penjara dan dikeluarkan dari sekolah ini kalau sampai Kau membunuhnya"
"Tidak ada yang berani mengeluarkannya dari sekolah ini Ayah Laura kan donatur paling banyak disekolah ini dan dia tidak mungkin masuk penjara Ayahnya pasti akan membantunya untuk menutupi kasus pembunuhan itu"Jelas Keysha pada Emily.
Emily menatap sinis kepada dua temannya"Orang kaya dan kekuasaanya. Kalau kalian berdua terutama Kau Laura"Ujarnya sambil menunjuk "Jika kalian berdua sampai membunuhnya Aku tidak ingin ikut campur"Lanjutnya.
"Kau tenang saja Emily Aku tidak mungkin membunhnya paling tidak Aku akan menghukumnya sampai dia masuk rumah sakit"Jelas Laura pada Emily.
"Terserah, lebih baik sekarang kita pulang"Ajak Emily.
Mereka bertiga melanjutkan perjalanan mereka yang sempat terhenti tadi menuju parkiran.
Tanpa Laura dan kedua temannya sadari tepat dibelakang mereka Nathaniel juga melihat kejadian tadi dengan penuh tanda tanya.
"Kenapa Damien jadi menggendong Ana? Apa telah terjadi sesuatu padanya? Kalau Aku tahu akan terjadi sesuatu pada Ana Aku tidak akan meninggalkannya tadi. Kau bodoh sekali El"Gerutu Nathaniel. "Maafkan Aku Ana, Seharusnya Aku tidak meninggalkanmu"Lanjutnya merasa bersalah. "Sepertinya Damien masih belum terlalu jauh, Aku harus cepat mengikuti mobil Damien"Gumamnya lagi.
Nathaniel segera menuju keparkiran setelah itu ia menaiki vespa kesayangannya dan melesat keluar dari gerbang sekolah.
Dilain tempat Damien telah sampai kerumah sakit sedari tadi ia tidak bisa tenang memikirkan kondisi Ayana, ketika melihat Dokter dan suster keluar dari ruangan Ayana ia langsung mendekati Dokter itu.
"Bagaimana keadaan teman saya, apa dia baik - baik saja?"Tanya Damien dengan ekspresi khawatirnya pada Dokter.
"Ditubuhnya banyak terdapat luka - luka dan dia harus juga harus istirahat total, tenang saja dia sebentar lagi akan siuman"Jelas Dokter itu pada Damien. "Baiklah sekarang saya permisi dulu"Lanjutnya.
"Baik, Dok"Ujar Damien.
Dokter itu tersenyum pada Damien setelah itu ia dan suster beranjak pergi meninggalkan Damien. Sedangkan Damien masih terdiam ditempatnya masih mencerna yang dikatakan oleh Dokter tadi.
Seketika Rahang Damien mengeras dan menatap kedepan dengan penuh amarah"Terdapat banyak luka!, ternyata bukan kepalanya saja yang terluka tapi tubuhnya juga. Siapapun orang yang telah melukaimu maka orang itu tidak akan ku ampuni"Ujarnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
Damien masuk kedalam ruangan Ayana dan ia melihat Ayana sedang terbaring lemah diatas kasur. Ia menarik sebuah kursi mendekat kekasur Ayana kemudian ia duduk, ia dengan perlahan menggenggam tangan Ayana.
Ia menatap Ayana dengan sendu"Aku mohon cepatlah bangun, Aku disini sangat mengkhawatirkanmu"Ujar Damien sedih. "Aku pasti akan menemukan orang yang telah membuatmu seperti ini"
Drtt.... Drtt...
"Sial! Mengganggu saja"Umpat Damien kesal. Ia segera merogoh kantongnya untuk mengambil ponselnya dan ia melihat ponselnya ternyata ada sebuah panggilan dari Ayahnya dengan cepat ia mengangkat panggilan itu.
"Sekarang Kau dimana?"Tanya Ayahnya to the point.
"Aku sedang berada dirumah sakit"Jawab Damien.
"Apa terjadi sesuatu denganmu jadi Kau kerumah sakit?"Tanya Ayahnya lagi.
"Temanku sedang sakit jadi Aku membawanya kerumah sakit"Jawab Damien seadanya.
"Kau pulang sekarang juga Ada yang ingin Ayah bicarakan dan tinggalkan saja temanmu dulu"
"Tapi Ayah Aku tidak bisa meninggalkannya seorang diri"Ujar Damien mulai marah.
"Kau pulang sekarang juga atau Kau akan tahu akibatnya"
Setelah mengucapkan itu Ayahnya langsung memutus panggilan itu, Damien menggurut kesal karena Ayahnya tiba - tiba saja menyuruhnya pulang.
"Maafkan Aku Ayana, Aku harus meninggalkanmu sebentar jika urusanku dengan Ayahku selesai Aku akan kesini lagi"Gumamnya sambil menatap Ayana.
Damien berdiri dari kursinya kemudian Damien mengecup dahi Ayana dengan pelan"Aku tinggal dulu" Damien langsung beranjak pergi meninggalkan ruangan Ayana.
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD GIRL [TAMAT]
Teen FictionTidak mudah bagi Ayana Zevaana bertahan di sekolahnya mengingat ia selalu mendapat bully, ejekan dan juga hinaan oleh para siswa dan siswi. Sampai suatu ketika Ayana tidak sengaja menabrak Kakak kelasnya di depan perpustakaan sekolah dan Ayana meny...