Selamat Membaca...+++
"Aku tahu sekolah ini atas milikmu tapi kau tidak bisa mengeluarkan kami sesuka hatimu" Marah Emily tidak terima.
Damien menatap Emily dengan wajah datarnya "Bahkan dengan mengeluarkan kalian bertiga dari sekolah ini masih tidak sebanding dengan rasa sakit yang telah diterima Ayana selama ini akibat ulah kalian"
Emily tersenyum miring mendengar ucapan Damien "Sejak kapan seorang Damien begitu mati-matian membela seorang gadis, bahkan gadis rendahan seperti dia tidak pantas untuk dibela"
"Jaga ucapanmu!" Bentak Damien dengan nada tinggi.
Semua orang didalam kelas menjadi terkesiap mendengar bentakan Damien.
"Aku mencintainya dan kau tidak berhak mengatakan gadisku seorang gadis rendahan. Kalian bertiga harus pindah dari sekolah ini atau kalian akan tahu akibatnya" Bentak Damien lagi. "Terutama kau Emily kau tidak ingin bukan aku menyuruh Ayahku untuk memutuskan kerja sama perusahaan Ayahmu" Tunjuk Damien kearah Emily dengan tatapan tajam.
Emily terdiam termangu mendengar ucapan Damien ia tidak habis pikir mengapa Damien mencintai gadis cupu itu, bahkan Damien begitu mati-matian membela gadis itu. Sampai Damien mengeluarkan mereka dari sekolah ini hanya gadis itu lebih parahnya lagi Damien mengancam akan memutuskan kerja sama perusahaan Ayahnya Damien dengan Ayahnya.
Sedangkan Damien tersenyum kemenangan ketika melihat Emily diam tidak dapat berkutik lagi "Sebelum kalian pergi dari sekolah ini, kalian bertiga harus minta maaf terlebih dahulu pada Ayana" Ujar Damien sambil menunjuk kearah Ayana.
Laura mengepalkan kedua tangannya ketika Damien menyuruh dirinya dan kedua temannya untuk meminta maaf kepada gadis cupu itu. Kesabaran Laura telah habis sudah cukup ia menerima dua kenyataan pahit pertama ia dikeluarkan dari sekolah ini dan kedua Damien mengatakan bahwa ia mencintai gadis cupu itu didepan dirinya dan didepan semua orang.
"Damien, aku tidak keberatan kalau kau mengeluarkan kami dari sekolah ini tapi meminta maaf padanya aku tidak akan sudi!!" Ujar Laura ambil memandang rendah ke arah Ayana.
"Orang seperti kami tidak pantas meminta maaf padanya, karena gadis itu berasal dari orang rendahan" Timpal Keysha
Damien terkekeh kecil ketika mendengar cemoohan Emily terhadap Ayana "Apa yang kau katakan tadi Keysha? Rendahan!!"
"Iya dia memang dari kelas rendahan" Cemooh Keysha lagi.
"Apa ancamanku tadi masih kurang?" Tanya Damien.
Ayana mencoba bangun dan ingin melerai pertengkaran ini, ia tidak mau hanya karena dirinya Damien mengeluarkan Keysha dan kedua temannya dari sekolah ini. Pelan-pelan Ayana berdiri dengan bertopang dimeja walaupun ia merasa tidak kuat lagi kemudian ia menatap kearah Damien.
"Dam-ien, kau tidak perlu mengeluarkan mereka dari sekolah ini. Karena yang dikatakan oleh mereka itu benar, aku hanyalah seorang gadis cupu yang berasal dari orang rendahan" Ujar Ayana lemah.
Damien langsung mengalihkan pandangannya kearah Ayana yang berdiri sambil bertopang dimeja. Dengan sigap Damien datang menghampiri Ayana dan memegang kedua bahunya agar Ayana tidak terjatuh.
Laura semakin menatap benci kearah Ayana "Dasar gadis cupu yang licik, kau memang pemain drama yang hebat. kau membuatku semakin benci dan muak kepadamu gadis rendahan" Maki Laura dalam hati.
Damien kembali menatap kearah Keysha dan kedua temannya "Kalian bertiga cepat pergi saja dari sini, aku telah muak melihat kalian bertiga" Usir Damien.
Mereka bertiga masih berdiam dan tidak beranjak dari tempatnya, Damien yang melihat itu menjadi geram "Kalian pilih saja langsung pergi dari sini atau memilih untuk meminta maaf pada Ayana terlebih dahulu"
Keysha menatap Damien dengan penuh kebencian "Kau tunggu saja Damien, aku akan membalas semua ini"
Mereka bertiga beranjak pergi tidak lupa mereka memberi tatapan kebencian kepada Damien dan Ayana tetapi tidak dengan Laura dia tetap tidak bisa membenci Damien karena obsesi dan rasa cintanya yang begitu besar.
"Gadis cupu itu telah merebut Damien dariku, suatu saat nanti aku akan membuatmu hancur gadis cupu" Tekad Laura dalam hati.
Sebagian orang didalam kelas menatap kepergian Keysha dan kedua temannya dengan iba, tetapi sebagian siswi ada yang merasa senang dengan keputusan Damien kali ini karena sekarang tidak ada lagi orang yang akan menindas mereka ataupun memerintah mereka.
"Seharusnya kau tidak perlu mengeluarkan mereka" Ucap Ayana pelan.
Damien menatap kearah Ayana dan tersenyum lembut "Mereka pantas mendapatkan itu, bahkan mengeluarkan mereka dari sekolah ini masih belum cukup"
"Apa kau bisa mencabut keputusanmu, untuk tidak mengeluarkan mereka?" Tanya Ayana polos.
Damien masih mempertahankan senyum lembutnya kepada Ayana "Sayangnya keputusan seorang Damien tidak dapat dicabut"
Damien menatap ekspresi Ayana yang merasa bersalah, entah kenapa Damien tidak suka ketika melihat ekspresi itu. Karena Ayana tidak sepantasnya harus merasa bersalah karena keputusannya.
"Kau tidak perlu merasa bersalah karena itu bukan salahmu, mereka memang pantas dikeluarkan dari sekolah ini dan sekarang tidak ada lagi orang yang akan membullymu sampai membuatmu terluka seperti ini" Jelas Damien sambil menatap wajah Ayana yang penuh luka.
Disatu sisi Ayana merasa lega setidaknya tidak ada lagi Keysha serta kedua temannya untuk membully dirinya disekolah ini tapi disatu sisi ia tetap saja merasa bersalah karena dirinya Keysha dan kedua temannya dikeluarkan dari sekolah ini.
Damien menatap Ayana serius "Kau tidak perlu memikirkan mereka lagi, aku mencintaimu jadi sudah kewajibanku untuk melindungimu dan menghukum orang yang menyakiti dirimu"
Perkataan Damien sukses membuat Ayana diam tidak berkutik, ia masih tidak habis pikir kenapa Damien selalu saja terang-terangan mengatakan bahwa Damien mencintainya "Sadarlah Ayana, mana mungkin seorang Damien mencintaimu karena gadis jelek sepertimu tidak pantas dicintai oleh orang seperti Damien"
Tanpa mereka sadari diluar kelas ada Alvaro dan Erick yang menonton kejadian tadi dari awal sampai dengan Damien yang menatap lembut Ayana.
"Aku masih belum menemukan apa istimewanya gadis itu sampai Damien selalu saja melindunginya?" Tanya Alvaro dalam benaknya.
"Sepertinya Damien memang mencintai gadis itu, bahkan dia tidak pernah membela seorang gadis sampai seperti ini" Ujar Erick sambil menatap kearah Damien dan Ayana.
Alvaro masih tetap fokus melihat Damien dan Ayana yang sepertinya akan keluar kelas "Aku tidak perduli" balas Alvaro datar.
Damien berjalan membopong Ayana keluar dari kelas karena keadaan Ayana saat ini tidak memungkinkan untuk sekolah lebih baik sekarang Ayana diantar kerumah agar ia bisa istirahat. Ketika diluar kelas tatapan Damien dan Alvaro bertemu mereka berdua menatap tajam satu sama lain. Dengan cepat Alvaro memutus tatapan itu dan pergi menuju kelasnya.
Erick melihat Alvaro yang beranjak pergi meninggalkannya "Hey, kau tunggu aku" setelah mengatakan itu dengan cepat Erick berlari menyusul Alvaro.
+++
Bagaiman chapter ini menurut kalian, maaf kalau update nya ngaret karena author yang sibuk:v. Tapi diusahain bakalan updatenya cepat. Terima kasih telah menunggu cerita ini update, ditunggu vote dan sarannya untuk cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NERD GIRL [TAMAT]
Teen FictionTidak mudah bagi Ayana Zevaana bertahan di sekolahnya mengingat ia selalu mendapat bully, ejekan dan juga hinaan oleh para siswa dan siswi. Sampai suatu ketika Ayana tidak sengaja menabrak Kakak kelasnya di depan perpustakaan sekolah dan Ayana meny...