31

6.5K 708 701
                                    

Segala bentuk typo dan teman-temannya, tolong di maklumi.

Happy reading all...

Jangan lupa spam komen dan vote kalo mau fast update terus wkwk

Jangan lupa spam komen!!


⚠WARNING⚠
HARDWORDS⛔
RATED🔞


LOVE A GAY

Jimin terbangun dari tidurnya dengan senyuman lebar merekah di wajahnya. Bagaimana tidak, kalau semalaman tadi dirinya kembali berhasil melakukan kegiatan memproses bayi bersama sang wanita tercinta –Kang Seulgi.

Pria itu menundukan wajahnya, melihat wajah damai Seulgi yang masih tidur lelap dalam pelukannya. Sungguh, Jimin tidak pernah merasakan kebahagiaan bangun pagi seperti ini.

Ini adalah kebahagiaan yang ia cari. Setelah sekian lama merenung dalam kegelapan masa lalu yang membuatnya trauma. Jimin tidak tau bagaimana kehidupannya kalau tidak dipertemukan oleh Kang Seulgi.

Setiap menit, detik, sekon –Jimin panjatkan doa sebanyak-banyaknya kepada tuhan karena sudah mengirimkan seorang bidadari cantik pembawa kebahagiaan untuk dirinya.

Pria itu sudah berjanji dengan dirinya sendiri untuk melindungi wanitanya dan juga hubungan mereka. Ia berharap semoga segala rintangan yang menghadang selalu bisa ia selesaikan tanpa merugikan pihak manapun.

Jimin tak ada hentinya menciumi seluruh wajah dan bibir Seulgi. Entah sejak kapan sesuatu yang ada pada Kang Seulgi membuatnya candu sampai tak mampu berhenti untuk menjauh dari wanitanya itu.

"Euh..." Seulgi melenguh karena merasa tidurnya terganggu. Wanita itu perlahan-lahan membuka kedua matanya dan langsung mendapat senyuman hangat dari Jimin.

"Pagi, Seulgi-ku." Ucap Jimin lalu memberi kecupan selamat pagi untuk calon istrinya itu.

Seulgi membalas senyuman Jimin. Dua tangan wanita itu mengalung di leher sang pria. Memeluknya, membuat jarak tubuh telanjang mereka tak ada celah sedikitpun.

"Badanmu masih sakit? Maaf, semalam aku hilang kotrol, Sayang." Bisik Jimin di depan wajah Seulgi. Seulgi merasakan wajahnya menghangat saat Jimin membahas kegiatan panas mereka semalam.

"Berhentilah membahas itu. Dan lepaskan aku." Seulgi memberontak dari pelukan Jimin. Wanita itu mengangkat selimutnya sampai benar-benar menutupi seluruh tubuhnya.

Jimin menarik tangan Seulgi membuat wanitanya itu kembali berbaring di pelukannya. Seulgi menjerit saat Jimin kembali menindih tubuh telanjangnya. Bahkan pria itu sudah kembali mencumbu seluruh kulit telanjangnya.

Tak ada yang tertinggal bagi Jimin. Semua yang ada pada Seulgi adalah hal yang penting untuknya.

"Kita 'main' sebentar baru benar-benar bangun ya." Ucap Jimin dengan nafas terengah. Pria itu kembali bergairah, terbukti dengan kerasnya batang pejantanannya yang menyentuh paha dalam Seulgi.

Seulgi menggeleng pelan, lalu mengangguk. Wanita itu tak ingin melanjutkan kegiatan mereka semalam. Tapi gairahnya benar-benar tidak bisa tertahankan. Tubuh nya menginginkan sentuhan Jimin. Tapi otaknya berkata sebaliknya.

"Ugh.. Jimin-ah." Lenguh Seulgi sambil mendongakan wajahnya saat merasakan Jimin mulai menggesek-gesekan ujung kejantanan pria itu di pintu vagina nya yang mulai sensitif.

Jimin sudah kehilangan kontrolnya, pria itu menekan pinggulnya, namun gerakannya harus terhenti saat mendengar pintu kamarnya terbuka oleh Kang Seuljoon yang kini sudah berada di ambang pintu dengan raut wajah bingung.

Seulgi yang sadar akan keadaan pun langsung mendorong tubuh Jimin membuat pria itu jatuh ke samping. Wajah Seulgi memerah, apalagi saat melihat adiknya memergoki dirinya hampir bersetubuh dengan Jimin.

"S.. seuljoon-ah, ada apa? Kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Seulgi. Wanita itu menaikan selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang benar-benar polos.

"Nuna, apa yang sedang Jimin hyung lakukan dengan tubuhmu. Dia mau membunuhmu? Kenapa dia menindih tubuh nuna?" Pertanyaan Seuljoon barusan membuat Seulgi kalang kabut.

Wanita itu mencubit pinggang Jimin, menyuruh pria itu agar menjawab semua pertanyaan Seuljoon.

"Seuljoon-ah, tadi itu aku sedang memeriksa nuna mu. Semalam nuna mu ini tidak bisa tidur, katanya tubuhnya sakit semua. Jadi aku berinsiatif untuk memeriksanya karena aku seorang dokter yang sangat sayang pada pasiennya." Ujar Jimin menjawab semua pertanyaan Seuljoon yang tak bisa Seulgi jawab.

Dalam hati Seulgi bernafas lega karena Jimin tidak menjawabnya dengan aneh-aneh.

"Seuljoon-ah, kau tunggu diluar sebentar ya. Jimin hyung dan nuna-mu mau membersihkan diri dulu. Kalau kau lapar, kau buat saja roti tawar di atas meja dapur. Disana juga ada beberapa macam selai dan susu." Ujar Jimin lagi.

Seuljoon mengangguk. Bocah itu keluar dari kamar Jimin –tak lupa menutup pintunya kembali. Jimin dan Seulgi sama-sama mendesah lega. Seulgi menoleh ke arah Jimin lalu memukul dada bidang Jimin.

"Lihat, adikku hampir saja memergoki kita. Kenapa kau tidak bisa sedikit saja menahan nafsu mu. Aku benar-benar tidak percaya kalau normal nya dirimu adalah seorang penggila sex." Kesal Seulgi.

"Atau jangan-jangan saat bersama mantan pacarmu dulu juga kau selalu 'melakukannya' tanpa henti? Jadi aku ini bukan yang pertama kau rasakan ya? Dasar pria penggila sex." Lanjut Seulgi.

Mata sipit Jimin membelalak saat mendengar penuturan wanitanya barusan. "Percayalah, Park Seulgi. Kau adalah wanita pertama dan terakhir yang ku hujami dengan kejantanan perkasa ku. Dan aku yakinkan kalau kau satu-satunya wanita yang merasakan hebatnya permainan ranjangku dan yang ku tanami benihku. Hanya kau dan bukan wanita lain. Aku hanya ingin anak dari rahim mu bukan wanita lain." Ujar Jimin menatap Seulgi dengan tatapan serius.

Seulgi salah tingkah. Apalagi saat melihat perubahan raut wajah pria-nya yang menunjukan kalau pria itu tengah berbicara serius. Seulgi menundukan wajahnya. Jujur, dirinya merasa terintimidasi dengan tatapan tajam Jimin.

Jimin yang sadar sudah membentak Seulgi pun langsung menarik tangan wanitanya dan membawa tubuh polos Seulgi ke dalam pelukannya. Pria itu mengecupi puncak kepala Seulgi dengan sayang.



.

.

.


SEBAGIAN PART DI UN-PUB .

JIKA INGIN BACA KESELURUHAN CERITA BISA ORDER E-BOOK NYA.

ORDER E-BOOK : 085319382024 (whatsapp) 

[2] Love A Gay [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang