33

7.9K 706 199
                                    

Segala bentuk typo dan teman-temannya, tolong di maklumi.

Happy reading all...

Jangan lupa spam komen dan vote kalo mau fast update terus wkwk

Jangan lupa spam komen!!

REVISI

⚠WARNING KERAS⚠
HARDWORDS⛔
RATED🔞

__Dimohon kebijakannya dalam memilih bacaan yang sesuai dengan usia__

LOVE A GAY

Jimin tidak langsung pulang ke apartement. Pria itu baru saja dihubungi oleh sang ayah untuk datang ke rumah utama keluarga. Sebenarnya Jimin malas, tapi ini semua harus segera diselesaikan kalau ia mau pernikahannya lancar.

Jimin langsung masuk kedalam ruangan ayahnya, mengabaikan sang ibu yang menyapanya di ruang tengah. Jimin membuka pintu ruangan ayahnya dan masuk menemui sang ayah.

"Kau sudah datang, Jimin?" Tanya tuan Park yang sudah duduk dengan gagah di kursi kebanggaannya.

"Ada apa ayah menyuruhku datang?" Tanya Jimin dengan nada tajam.

Tuan Park merubah raut wajahnya menjadi serius. "Kau sudah tau kan kalau ayah tidak akan pernah menyetujui hubunganmu dengan Kang Seulgi." Tanya sang ayah membuat Jimin menggertakan giginya.

"Aku akan tetap menikahi Seulgi dengan atau tanpa restu ayah. Ibu sudah merestui kami dan itu sudah cukup untuk modal ku menikahi wanitaku." Jawab Jimin tegas.

Tuan Park terkekeh sinis. "Kang Seulgi memberimu apa sampai membuatmu menentang ayahmu sendiri, hah? Apa yang sudah wanita itu berikan? Apa dia rela menjadi jalangmu agar kau -"

"AYAH!" Jimin berteriak marah mendengar kata-kata kotor sang ayah tentang wanitanya.

"Aku tidak masalah ayah setuju atau tidak dengan hubunganku dan Seulgi. Tapi jangan pernah ayah mengolok-olok wanitaku dengan umpatan kotor seperti itu. Kau melukai hatiku, ayah." Sambung Jimin.

Tuan Park menatap tajam ke arah anaknya. "Menikah dengan Shin Yerin maka kau akan tetap ku anggap sebagai anak dan pewaris utama rumah sakit keluarga kita."

Jimin terdiam. Pria itu tidak mampu menentang ucapan sang ayah, Walau sebenci apapun Jimin dengan ayahnya, ia tidak akan sanggup kalau harus keluar dari anggota keluarga Park.

"Kang Seulgi bukan pendamping yang cocok untukmu, Jimin. Kau harus buka kedua matamu, wanita itu tidak jelas bibit-bebet-bobot nya. Dia tidak akan pernah masuk kriteria menantu keluarga Park."

"Yang aku cintai Kang Seulgi bukan Shin Yerin. Jadi buat apa aku menikahi wanita yang tidak aku cintai. Apa ayah akan tetap menerimanya kalau posisimu ada di posisiku?" Ujar Jimin.

"Ayah hanya ingin yang terbaik untukmu, Jimin. Sekali lagi ayah katakan -Kang Seulgi tidak cocok untuk menjadi pendampingmu. Dia bukan wanita baik-baik."

"Ayah salah. Kang Seulgi adalah wanita yang sangat tepat untukku. Dia bahkan terlalu sempurna untuk pria banyak kekurangan sepertiku. Kalau bukan karena Seulgi, mungkin aku akan tetap menjadi Park Jimin yang membenci wanita." Ujar Jimin tajam.

"Park Jimin turuti kata-kata ayahmu dan jangan membangkang. Menikah dengan Shin Yerin. Pernikahan kalian akan diadakan minggu depan. Kau tidak memiliki hak untuk menolak atau kalau tidak wanita sialan itu akan kehilangan kebahagiaannya." Ancam tuan Park.

Jimin menggertakan giginya. Kedua tangannya terkepal erat menahan emosi. "Jangan coba-coba mengacamku, ayah. Aku tidak akan takut." Ujar Jimin penuh penekanan.

Pria itu membalikan tubuhnya berniat keluar dari ruangan sang ayah, namun ucapan yang keluar dari mulut ayahnya barusan membuat langkahnya terhenti seketika.

"Shin Yerin -menikah dengan dia atau aku akan melenyapkan Kang Seulgi. Sekeras apapun kau melindunginya, dia akan tetap merasa sakit nantinya. Lebih baik turuti apa kata ayahmu dan lepaskan wanita itu sebelum aku yang melepaskannya dia darimu dengan paksa."

Jimin menahan geraman emosinya. Air mata mulai keluar dari pelupuk matanya. Ancaman ayahnya tidak pernah main-main, dan sekarang yang Jimin khawatirkan adalah keselamatan Seulgi dan Seuljoon.

"Pikirkan baik-baik sebelum kau menyesalinya, Park Jimin. Ingat, semua ancaman ku tidak pernah main-main. Kau tetap membangkang maka wanitamu dan adiknya yang menjadi korban. Jadi kau pilih kebahagiaan sesaat mu atau keselamatan wanitamu."

Jimin diam. Pria itu tidak berbalik kehadapan tuan Park dan memilih keluar dari ruangan ayahnya itu. Jimin pusing memikirkan segala ancaman yang ayahnya berikan. Otaknya terlalu penuh untuk memikirkan jalan keluarnya.

"Jimin-ah, apa yang ayahmu bicarakan? Dia tidak melakukan macam-macam kan?" Tanya nyonya Park begitu Jimin melewati ruang tengah kediaman keluarga Park.

Jimin diam tidak menjawab pertanyaan ibunya.

"Jimin-ah.." Panggil nyonya Park lagi, tapi tidak di-indahkan oleh putranya.

Jimin memilih pergi dari rumah keluarganya. Ia hanya ingin pulang lalu menenangkan pikirannya. Jimin hanya butuh menenangkan diri dan memikirkan jaln keluar ter-aman.

Seulgi kembali memuntahkan isi perutnya di closet kamar mandi kamarnya dan Jimin. Sudah tiga kali dirinya bolak-balik ke kamar mandi hanya untuk megeluarkan isi perut yang hanya terisi air.

Wanita itu mengusap wajah nya dengan air. Seulgi merasa tubuhnya sangat lemas dan tak bertenaga. Ini sudah jam sembilan malam tapi pria-nya masih juga belum pulang.



.

.

.


SEBAGIAN PART DI UN-PUB .

JIKA INGIN BACA KESELURUHAN CERITA BISA ORDER E-BOOK NYA.

ORDER E-BOOK : 085319382024 (whatsapp) 

[2] Love A Gay [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang