Bab XXI - Cerita di Bawah Panggung

2.7K 1K 89
                                    

Kesha menegang saat Niko menciumnya. Di bibir. Dengan nuansa yang super serius, sedikit tegang, dan penuh degupan.

Niko memukul setir mobil. "Gue bego!"

Kesha diam. Masih shock dengan apa yang tadi Niko lakukan.

"Maaf, Kes. Nggak seharusnya gue maksa lo. Nggak seharusnya gue setir perasaan lo. Lo mau suka sama Leon atau enggak, seharusnya itu hak lo. Maaf gue lancang..."

Kesha mengangguk kikuk. "Nggak apa-apa.."

"Maaf juga udah lancang cium lo."

"Udah jangan dibahas," kata Kesha singkat, mencoba menghindari topik tersebut.

Apakah Kesha marah? Sesungguhnya tidak. Ia hanya terkejut dibuatnya.

Astaga.

Seharusnya hubungan persahabatan antara Kesha dan Niko, tidak disertai ciuman di dalamnya. Tapi... Kesha paham, hubungan persahabatan antara dirinya dan Niko, sudah tidak semurni dulu. Kesha merasa, Niko sudah menyukainya. Sementara ia sendiri, masih dibuat bimbang.

Kesha tau Niko sangat baik. Seharusnya, Kesha bisa menyukainya.

Tapi bagaimana dengan Leon? Meski Kesha tau dia telah bersama Gwen, tapi kadang, Leon menunjukan gelagat bahwa dia ingin dengan gadis itu. Dan itu sukses, membuat Kesha mabuk kepayang dan terbayang hingga kini.

"Gue.... Ntar berangkat sendiri aja nonton konsernya,'' kata Kesha singkat.

Niko menatap sahabatnya dengan tatapan kecewa. "Kenapa? Lo nggak ijinin gue anter lo?"

"Iya, nggak apa-apa. Gue sendiri aja.''

"Lo marah?"

Kesha menghela nafas. "Lo nggak usah terlalu posesif bisa nggak sih sama gue? Gue bisa jaga diri, Niko. Lo tenang aja," katanya, sedikit kesal.

Niko tersenyum. Ada guratan kecewa di wajahnya. "Oke kalau lo maunya gitu."

Ada rasa bersalah di dalam dada Kesha. Tidak seharusnya ia sekasar itu pada Niko.

Tapi....

Ah, entahlah.

Gadis itu terlalu bingung dengan perasaannya sendiri.

Hingga mobil Niko melaju kembali, dan setelah saling diam satu sama lain, mobil Niko mendarat mulus di depan rumah Kesha.

"Makasih," kata Kesha lirih.

Niko mengangguk. "Hati-hati ya nanti," katanya.

Gadis itu tersenyum, lalu segera melepas seatbelt, dan keluar dari mobil secepat kilat.

**

Leon:
Nanti gue jemput lo, ya.

Kesha:
Ok.

Leon:
Tunggu di rumah lo jam set7.

Kesha:
Yap.

Selain itu, ada satu pesan lagi. Dari Niko.

Niko:
Kalau nanti ada apa-apa, hubungi gue ya.

Kesha:
Siap. Maafin gw ya tadi.

Niko:
Santai.. Mungkin emg gue terlalu berlebihan. Sorry kalau lo risih.

Kesha:
Ngga gitu... Bukan gitu maksudnya..

Tanpa terasa, rasa lelah Kesha terhadap segala hal mendadak sirna, digantikan dengan terpejamnya mata dan berlari ke alam mimpi.

Aku suka tidur. Karena dengan tidur, segala beban sirna.

Dan kadang aku benci bangun. Karena dengan bangun, segala masalah dalam hidup akan bangkit. dan kita akan dipaksa lagi untuk melalui semuanya.

Enemy's SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang