Kesha mematut dirinya di depan cermin. Kali ini, ia merasa lebih baik. Bukan, bukan karena ia sudah merelakan Leon pergi. Tapi kedatangan Niko lah, yang membuat senyum Kesha kembali kali ini.
Kesha mengikat rambutnya menjadi kucir kuda, kemudian menyapukan bedak tipis-tipis di wajahnya. Tak lupa, ia menyemprotkan body mist favoritnya, agar ia tampak segar dan bahagia di pagi hari ini.
Drrrt...
Niko:
See you di sekolah! Maaf nggak bisa antar pagi ini. Lagi antar Mama ke pasar, biasa. Hahahaha.Kesha:
Kangen ya, di Aussie pasti gak ada pasar?:p
Oke. See you, Nik.Dan kemudian, ponselnya bergetar lagi.
Kali ini, sosok Chandra yang menghubunginya.
Chandra:
Siap-siap. Gue otw jemput lo.Kesha:
Nggak ah.
Gue bareng Bokap aja.Chandra:
*sent a photo*
Gue udah di depan rumah lo. Dan bokap lo baru aja otw ke kantor pakai mobil.Kesha:
Grrrr.
Bentar.Chandra:
Nggak usah dandan lama-lama deh. Percuma, muka lo gitu-gitu aja.Kesha:
Bawel lo.Chandra:
Cepetan.
Dasar lelet.Dan Kesha menghela nafasnya. Sungguh, Chandra menyebalkan.
Namun kali ini berbeda. Chandra menjaga Kesha dengan baik, seperti yang dimandatkan seorang Leon. Sosok Chandra yang kasar dan pendendam pada Kesha, sepertinya sudah hilang.
Karena Chandra tau, beban hidup Kesha sudah terlalu banyak. Dan Kesha bukanlah wanita yang pantas disakiti. Melainkan, Kesha harus dijaga dengan hati.
Kesha berlari, kearah Chandra yang sudah menunggu sembari memainkan ponsel di atas CBR miliknya.
"Nih, gue udah dateng. Cepet kan?" ucap Kesha, membuka suara.
Chandra melirik. "Lelet banget. Tuh, kan, muka lo aja masih biasa. Nggak ada yang berubah. Gue jadi bingung, apa yang bikin lo lama siap-siapnya!"
"Eh lancang. Emang lo nggak liat, hari ini gue pakai bedak sama lip-tint?" Kesha menunjuk wajahnya sendiri.
Dan Chandra dengan segera, menjulurkan jemarinya ke pipi kanan Kesha.
Deg.
Gugup, menyergap gadis itu.
"Belepotan, tau! Nggak rata bedakannya! Sini gue bedakin ulang!" tandas Chandra.
Kesha menggeleng. "Nggak mau!" Gengsi, dong, kalau ia membiarkan Chandra merapikan wajahnya? Terlihat kalau Kesha belum menjadi wanira seutuhnya. Nyatanya, mengoleskan bedak pun, ia belum sempurna.
"Ya udah, sini gue rapihin dikit pake jari," kata Chandra, dan langsung mengusap beberapa bagian di wajah Kesha.
Kesha menahan nafas. Debar ini mengganggunya. Bukan, bukan debar cinta. Ini... Seperti rasa kaget, heran, dan canggung. Ternyata seorang Chandra bisa melakukan ini.
"Udah!" kata Chandra, yang langsung membuat Kesha menghembuskan nafas lega. "Eh, lo pakai liptint, ya?"
"Iya. Kenapa?Jelek, ya? Belepotan, ya?" Kesha khawatir.
Chandra terkekeh. "Nggak kok. Bagus. Wajah lo jadi kelihatan lebih hidup."
"Emang biasanya wajah gue mati?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy's Slave
Teen FictionJika kakaknya, berbahagia karena memiliki kisah yang indah dengan sahabat sekaligus tetangganya... Akankah hal ini terjadi pada sang adik? Kesha Ayu Shakira dan Leon Bima Iskandar. Keduanya saling bermusuhan. Bahkan generasi sebelumnya--alias mama...