Bab IX - Another kiss with him

10.2K 863 52
                                    

Pagi ini, gerbang sekolah terbuka lebar menyambut mereka. Di sekolah mereka, diadakan semacam kegiatan kerja bakti hari ini. Semua murid mengeluh, karena seharusnya mereka masih menikmati liburan mereka yang indah, sembali berguling di kasur atau menikmati indahnya pagi dengan ponsel di tangan masing-masing. Tapi kenapa pihak sekolah menyebalkan, mengadakan acara kerja bakti di tengah libur seperti ini? 

Sama halnya dengan Kesha, pagi ini, dia menjejakkan kakinya dengan sangat malas, dengan kain yang ia bawa dari rumah tuk membersihkan kelas nanti.

"Kes!"

Kesha terlunjak. Ah, ternyata Dara. "Lo ngapain sih? Gue kaget tau, jantungan!"

"Lo kaget karena lo belum seratus persen bangun, Kes. Muka lo aja masih muka bantal!"

"Jadi lo kagetin gue buat bangunin gue?"

Dara meringis. "Yoi, coy!"

"Untung gue tambah bangun ya. Coba kalo jatohnya gue pingsan, sekarat..."

"--terus mati, terus gue sama Niko layat sebagai sahabat yang sediiih banget sambil bawa foto lo dan karangan bunga paling depan," lanjut Dara.

Kesha menggeleng melihat kelakuan temannya itu. "Ada ya, layat sahabatnya kok senengnya kayak dapet undian!"

"Yaaa kan persahabatan kita penuh drama, Kes!"

Sebenarnya, Kesha baru dekat dengan Dara di SMA ini. Sebelumnya, sahabat Kesha hanyalah Niko. Teman lainnya, seakan hanya lewat dan silih berganti. Hanya Niko, yang selalu ada dan menemani.

Kebetulan, Niko pernah satu kelompok dengan Dara, sehingga mereka dekat. Dan berawal dari situlah, Dara masuk ke lingkaran pertemanan mereka.

"Niko mana ya?" tanya Dara.

"Gak tau. Gue telpon juga gak diangkat. Mungkin dia masih tidur kali, ya?"

"Kebo tuh! Hmm.. Sepi gitu kalo gak ada Niko."

Kesha mengulum senyumnya. Kadang dia curiga, kalau Dara menyukai Niko. Tapi tiap ditanya, Dara selalu mengelak. 

"Lo ngapain senyum-senyum gitu? Pasti lo mikir enggak-enggak?" tebak Dara.

"Ih, suudzon!" Kesha menoyor kepala Dara pelan. 

"Serius Kes.. Gue tuh biasa aja sama Nikooo. Tapi Niko tuh asli, ganteng banget. Makanya gue pengen supaya dia berubah jadi cowok, siapa tau gue bisa jadi pacarnya."

Memang, siapapun paham kalau Niko super-tampan. Hanya saja, masalah 'kebanciannya' yang kurang bisa dikontrol. 

"Kadang ya, Kes, gue sampai bawa dia ngegym. Terus kadang, gue kasih liat dia model-model seksi biar rada bangun gitu hormonnya," celoteh Dara.

"Eh?" Kesha terkejut mendengar pengakuan Dara.

Dara melanjutkan kisahnya. "Tapi itu worth it, Kes. Membuahkan hasil!"

"Oh ya? Perasaan Niko masih biasa-biasa aja," sanggah Kesha.

"Nggak, Kes. Beda, asli. Kejantanannya makin ke--"

"DARA IH!" Kesha menggeleng. "Nggak usah dilanjut. Makin ngaco, lo, ngomongnya!"

Dara meringis, sementara Kesha berdiri, hendak berjalan meninggalkan Dara. "Kes, mau kemana?"

"Pergi!" balas Kesha sembari tetap berjalan, tanpa  mengindahkan otak sinting Dara yang makin miring saja. 

*

Kesha dan Niko masih sibuk membersihkan kaca, berbeda dengan Dara yang mendapat tugas di lapangan untuk mencabut rumput.

"Enak ya kita, nggak di lapangan, jadi nggak kena panas," ucap Niko.

Enemy's SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang