Kesha melirik ponselnya, setelah bel istirahat kedua berbunyi. Para siswa berhamburan keluar, begitupun dengan guru yang masih merapikan lembaran-lembaran kertas.
Ada satu pesan, dari Leon.
Leon:
Kes, dimana?Kesha:
Masih di kelas. Baru aja bel, kan?Leon:
Gue mau tunjukin lo sesuatu.Kesha:
Apa?Leon:
Gue jemput lo di kelas, ya. Habis itu, kita ke kantin bareng.Kesha:
Gue nggak laper.Leon:
Gue ajak lo ke kantin bukan untuk makan. Tapi untuk tunjukin lo sesuatu.Kesha:
Apa?Leon:
Nggak usah banyak tanya. Gue udah di depan kelas lo. Cepet keluar!Kesha:
Wkwkwkwk. Mager :vKesha sengaja membalas demikian. Karena memang nyata, dirinya sungguh malas keluar kelas.
"Kes, ada Leon di luar!" kata Dara, yang semula hendak keluar, namun berbalik lagi ke kelas demi memberitahukan kabar tersebut pada Kesha.
"Terus?"
"Dia nungguin lo. Cepet gih keluar!" Dara menunjuk kearah pintu.
"Males, Daar.. Pengen di kelas aja."
Dara menghela nafas. "Udah lah, nggak ada Gwen inih. Nggak akan ada yang usik lo di kantin lagi, kok."
Kesha menggaruk rambutnya, kemudin mengikat rambutnya dengan karet gelang yang ada di pergelangan tangannya. Berantakan, namun masih saja manis, itulah ciri khas Kesha.
"Biarin, Dar, kalau dia nggak mau keluar!"
Deg.
Leon masuk ke dalam kelas IPS, tepatnya kelas Kesha. Dan lelaki tersebut, kini berjalan mendekat ke arah bangku Kesha dan Dara.
"Leon?" Kesha tercengang.
"Kenapa?" tanya Leon. "Gue baik, kan, samperin lo ke kelas?"
Bimo--teman sekelas Kesha yang super jahil--, menyahut. "Parah lo, Kesh, sok jual mahal! Padahal Leon ganteng banget, loh! Mumpung lagi jomblo, abis tersakiti Gwen, kan?"
Glek. Mulut Bimo memang terkadang tak bisa diatur.
Omongan Bimo, rupanya memancing pertanyaan warga kelas Kesha.
"Le, emang beneran, ya, Gwen kayak gitu?" tanya Putri.
Andin ikut menimpali, "Le, ceritain, dong!"
Dan komentar-komentar serta ragam pertanyaan lain berdatangan.
"Le, Gwen sampai hamil?"
"Bukan sama lo, kan?"
"Gwen nggak bersyukur emang, ya!"
"Lo kurang memperhatikan Gwen, kali. Jadi dia kurang perhatian!"
Kesha menggigit bibirnya. Kasihan dengan Leon, yang kini sudah berwajah pucat dan enggan tuk bicara.
Akhirnya dengan gamblang, Kesha berdiri, kemudian merekatkan jemarinya pada jemari Leon. "Ayo, keluar," bisik Kesha.
Mereka pun bergandengan tangan, keluar kelas, diiringi suara riuh dan tepuk tangan teman-teman sekelasnya.
"Makasih, udah nyelametin gue," kata Leon, setibanya mereka di luar kelas, sembari berjalan menyusuri koridor.
Kesha meringis. "Gue minta maaf, ya. Karena gue nggak keluar kelas, lo jadi samperin gue... Akhirnya, banyak netizen yang berkoar, kan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy's Slave
Fiksi RemajaJika kakaknya, berbahagia karena memiliki kisah yang indah dengan sahabat sekaligus tetangganya... Akankah hal ini terjadi pada sang adik? Kesha Ayu Shakira dan Leon Bima Iskandar. Keduanya saling bermusuhan. Bahkan generasi sebelumnya--alias mama...