B A G I A N • 6 •

9.4K 844 21
                                    

Assalamualaikum. Selamat malam semua 😊😊

Untuk kesekian kalinya aku mau minta maaf, karena aku sering banget salah pencet yang akhirnya bikin ke-up bagian yang sebenernya lagi tahap editing 😥😥
Walaupun setelahnya masih banyak typo yang bertebaran hihihi 😄

Jadi mohon pengertian temen-temen kalau semisal aku salah pencet lagi 😅 Karena memang aku lebih sering ngetik pake hp. Dan mungkin itu yang jadi penyebab aku sering salah pencet hehe :v

Intinya aku minta maaf.
Maaf bangett 🙏🙏

Dan aku juga mau ngucapin makasih buat temen-temen yang udah ingetin aku saat ada typo dalam cerita ini. Salah satunya asmanean. Makasih banyak. 😍😍

Udah sih cukup itu aja. Kasian kalian harus baca kecerewatanku ini hehe.

Jangan lupa baca basmallah dulu ya. Dan jangan lupa vote dan komen.

Terimakasih 💕💕

***

"Bisakah kita mengobrol sebentar?"

Albar mencoba keberuntungannya, walaupun sepertinya dia sudah bisa menebak jawaban apa yang akan Nadhifa katakan. Tapi, tak ada salahnya mencoba bukan? Mungkin saja Nadhifa sedang ingin mengobrol, sehingga ajakan Albar itu Nadhifa terima.

"Maaf," jawab Nadhifa singkat.

Albar menganggukkan kepalanya mencoba mengerti. Mungkin Nadhifa sudah memiliki janji di tempat lain.

"Sebenarnya aku cuma mau minta maaf." Albar membuka percakapan kembali saat sadar mereka saling terdiam untuk beberapa saat. "Maaf buat sikap Ferly waktu itu," tambahnya.

"Udah aku maafin."

"Makasih Dhif."

Nadhifa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Aku juga ngucapin makasih karena kamu udah nolongin mamaku."

"Itu udah jadi kewajiban aku, menolong orang lain selama aku bisa menolongnya."

Albar tersenyum kagum mendengar jawaban Nadhifa yang bisa dikatakan cukup bijak. Karena tak semua orang akan menjawab demikian saat kita mengucapkan terimakasih.

Albar melirik Nadhifa yang masih menundukkan kepalanya. Lalu beralih melihat jemari gadis itu yang ternyata sedang melakukan gerakan-gerakan kecil.

Tapi tunggu...

Dia ketakutan?

Albar memutuskan untuk melihat wajah Nadhifa. Dan dia mendapati raut wajah cemas tercetak jelas disana.

"Apa aku bikin kamu takut?"

Nadhifa balas menatap Albar. Lalu menggelengkan kepalanya secara cepat.

"Ng-- Nggak kok."

Albar mengerutkan keningnya. Penasaran akan jawaban gadis di hadapannya.

"Aku cuma gak nyaman aja ngobrol sama laki-laki. Apalagi cuma berdua," ucap Nadhifa tak sepenuhnya jujur. Karena selain hal itu menjadi alasan terbesarnya, terdapat juga alasan lain yang tak bisa Nadhifa ungkapkan secara langsung kepada Albar. Yakni tentang dirinya yang tidak ingin berurusan lagi dengan Albar dan Ferly. Walaupun sepertinya hal itu tidak mungkin. Melihat saat ini Nadhifa mengajar Risma mengaji dan bertempat di rumah Risma. Tentu kesempatan bertemu Albar akan semakin besar.

Takdir Bertasbih [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang