B A G I A N • 17 •

6.2K 590 46
                                    

Assalamualaikum.
Masih ada yang menunggu cerita ini? Aku harap masih ada ya...

Dan aku mau ngucapin makasih buat temen-teman yang udah berkenan untuk membaca, bahkan memberikan vote dan komen di cerita ini. Walaupun masih banyak kekurangan dan kegejean disini hehe. Dan aku harap temen-temen bisa bertahan hingga cerita ini berakhir.

Oh ya satu lagi, semoga temen-temen gak merasa terphp karena tangan aku yang sering salah pencet publish hehe 😅😅 maapin ya :v

***

Sudah lima hari ini Nadhifa mendapatkan teror dari seseorang. Teror yang Nadhifa sendiri tidak tau dari siapa dan karena apa. Karena Nadhifa merasa tak pernah merusak hubungan yang dimaksudkan dalam setiap surat yang tertulis disana. Apalagi menjadi seorang pelacur? Tentu dia tak pernah melakukan hal demikian.

Memang... saat Nadhifa masih duduk di bangku SMA, dia pernah berpacaran dengan salah satu seniornya di sekolah. Bahkan hubungannya itu terjalin 2 tahun lamanya. Namun dia tak merebut seseorang itu dari siapapun. Karena saat itu mereka sama-sama pertama kalinya berpacaran dan belum pernah berhubungan dengan siapapun sebelumnya.

Dan mengingat kejadian itu, membuat Nadhifa hanya bisa meruntuki kebodohannya. Karena telah memilih jalan yang jelas-jelas telah dilarang oleh Allah SWT. Bahkan dia mengabaikan nasehat kakaknya yang berulang kali mengingatkannya, bahwa apa yang dilakukkannya tidaklah benar. Namun entah lah, mungkin diusianya yang saat itu masih berumur 15 tahun membuat dia begitu mudah terjerumus dengan cinta yang tak semestinya. Ditambah lagi teman dan juga lingkungan sekolahnya yang tampak mendukung. Membuat gadis itu akhirnya ikut terpengaruh.

Apalagi seseorang yang mengajaknya berpacaran juga tak hentinya meyakinkan dirinya, bahwa tidak akan berbuat melebihi batas dan akan selalu mengingatkan dalam hal kebaikan. Dan itu semua dibuktikan dengan dia yang tidak pernah menyentuhnya dan selalu mengingatkannya perihal sholat, puasa, dsbnya. Tentunya diperlakukan seperti itu, membuat Nadhifa akhirnya luluh dengan bualan tersebut dan melanggar apa yang telah Allah SWT tetapkan.

Padahal sebenarnya, itu semua merupakan tipu muslihat yang setan lakukan untuk menjerumuskan manusia. Membalut sebuah keburukan dengan tindakan yang seakan-akan benar.

Dan saat ini Nadhifa baru menyadarinya.

"Kita lapor polisi ya, Dek?"

Nadhifa menghentikan gerakan tangannya yang tengah membungkus kembali paket di hadapannya saat mendengar ucapan Faisa. Lantas menatap kakaknya itu secara seksama, memastikan jika yang didengarnya memanglah benar.

Seolah paham dengan ekspresi yang ditunjukkan adiknya, Faisa mengulang kembali kata-kata itu.

"Kita lapor polisi, agar kita tau siapa yang udah tega ngirimin ini semua sama kamu."

"Kakak gak mau kamu stres karena terus-terusan dapet paket yang sama sekali gak manusiawi," sambung Faisa.

"Kita lapor ya?" bujuk Faisa sambil merangkul bahu Nadhifa, menatap lekat pada sosok adiknya, memberikan keyakinan agar adiknya setuju dengan saran yang dia ajukan.

Namun sebuah gelengan kepala dari Nadhifa membuat Faisa hanya bisa menghela nafasnya.

"Kak..." Faisa menoleh.

"Anggap saja, semua kirimin ini sebagai bentuk penggugur dosa yang pernah Dhifa lakukan di masa lalu. Dan anggap saja, semua kirimin ini sebagai tempat Dhifa belajar untuk semakin ikhlas dan tabah. Dhifa masih sanggup kok Kak menerima semuanya."

"Tapi ini semua sudah termasuk tindakan kriminalitas. Dan polisi mempunyai wewenang mengusut masalah ini."

"Kak... Dhifa masih kuat."

Takdir Bertasbih [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang