B A G I A N • 14 •

6.5K 587 5
                                    

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak. Dan selamat membaca 💕💕💕

***

Selama dua hari berada di Bali, tak hentinya Albar memikirkan keadaan Nadhifa yang saat ini entah bagaimana.

Ingin rasanya dia bertanya pada ibunya bagaimana kondisi gadis itu. Namun, tingginya rasa malu yang ada pada dirinya membuat Albar hanya bisa berharap keadaan Nadhifa segera membaik, tanpa tau bagaimana perkembangannya.

Andai saja Albar bisa izin dalam pertemuan ini, mungkin Albar sudah melakukannya dari kemarin. Sehingga dia bisa pulang dan bertemu gadis itu tanpa sepengetahuan orang tuanya, alias sembunyi-sembunyi. Karena jika sampai orang tuanya mengetahui dia menemui Nadhifa, Albar yakin orang tuanya akan menganggap dia memiliki perasaan lebih pada gadis itu. Walaupun sebenarnya, itu benar adanya. Namun untuk saat ini, Albar tidak ingin seorang pun tau tentang perasaannya itu.

Memang, Albar sudah bertekad untuk menghilangkan perasaan itu dan lebih fokus kepada pencariannya selama ini. Namun nyatanya, hal itu sangat sulit Albar lakukan. Dan usahanya selama dua bulan kemarin, yang secara mati-matian menahan hasrat untuk tidak melakukan interaksi dengan Nadhifa. Bahkan berusaha menghindari gadis itu agar dia bisa menghilang perasaannya, ternyata tidak membuahkan hasil apa-apa. Karena perasaan yang dia miliki tetaplah sama.

Albar meletakkan cangkir kopi miliknya. Lantas mengambil ponselnya dari saku celana, membuka cemera dan mengabadikan hamparan langit jingga yang tampak mempesona.

Indah, batinya sambil mengukir senyum tipis memperhatikan layar ponselnya yang tengah menampilkan gambar senja.

Teringat akan sesuatu, diapun membuka salah satu aplikasi pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teringat akan sesuatu, diapun membuka salah satu aplikasi pesan. Mengetikan kata 'Mama' dalam kontak pencarian. Dan mengirim gambar senja yang baru saja diabadikannya setelah menemukan kontak ibunya-Risma.

Tak berselang lama, ada balasan masuk dari Risma.

Kenapa kamu gak ajak mama sih? Mama kan juga pingin liburan di Bali

Albar menyenderkan punggungnya di kursi. Kemudian mengetikkan balasan untuk ibunya itu.

Ngapain aku ajak mama? Kan aku disini lagi kerja bukan lagi liburan

Itu sama aja liburan. Buktinya kamu sekarang lagi santai-santai sambil liatin sunset.
Lain kali kalau kamu ada kerjaan di luar kota, mama mau ikut!

Emangnya boleh sama papa?

Bolehlah, kan papa mama ajak juga. Apa susahnya

Yayaya terserah mama

Albar menunggu balasan dari sosok Risma. Namun selama beberapa menit berselang, tak kunjung ada balasan. Membuat Albar memutuskan untuk menegguk kopi miliknya yang tinggal setengah, kemudian beranjak dari duduknya untuk kembali ke kamar.

Takdir Bertasbih [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang