B A G I A N • 30 •

5.9K 509 48
                                    

Seorang laki-laki sibuk mengamati sekeliling. Berusaha memfokuskan matanya mencari sosok seorang gadis yang tengah berada di antara keramaian orang-orang yang tengah berjoget dalam keadaan remang-remang.

Laki-laki itu sangat yakin, jika gadis yang tengah dicarinya berada disini. Karena hampir setiap hari, gadis itu slalu datang kesini untuk mencari pelampiasan akan kehidupannya yang katanya begitu dia benci. Laki-laki itu memang tak sepenuhnya tau, bagaimana yang sebenernya dialami oleh gadis itu hingga selalu berakhir di tempat yang penuh kemaksiatan ini. Namun saat tau satu permasalah yang tanpa sengaja dia dengar dari bibir gadis itu, membuat laki-laki itu akhirnya tak tega jika harus meninggalkan gadis itu seorang diri disini.

Sorot matanya akhirnya menemukan gadis itu. Dan dengan segara laki-laki itupun berjalan mendekat ke arah gadis itu dengan langkah lebarnya.

"Bego! Ayo pulang!" sentak laki-laki itu kepada seorang gadis yang tengah menumpukan kepalanya di atas bartender dengan keadaan mabuk berat. Bahkan untuk berdiri saja, gadis itu sudah tidak mampu. Membuat laki-laki itu mendengus kesal dengan tingkah perempuan itu, dan dengan terpaksa diapun merangkul gadis itu berjalan meninggalkan keramaikan.

"Sialan! Kenapa lu cerita hal itu ke gue sih, kampret!" maki laki-laki sangat kesal karena harus tau kenyataan yang membuat dirinya tidak tega dengan gadis yang tengah berjalan di sampingnya itu.

Saat sudah sampai di dalam mobil miliknya. Laki-laki itupun menatap ke arah gadis yang duduk di kursi sebelahnya. Menatap dengan tatapan iba akan kondisi perempuan tersebut.

Laki-laki itu tak habis pikir, bagaimana bisa hal seperti ini disepelekan begitu saja. Bahkan ditutupi dari semua orang termasuk orang tuanya.

Arg sialan! maki laki-laki itu dalam hati.

"Semoga orang tua lu bisa segara tau keadaan lu." gumam laki-laki itu.

"Lu harus sembuh."

***

Setelah berjalan sekitar 50 meter, langkah kaki Nadhifa dan Faisa akhirnya terhenti di sebuah gundukan tanah. Sebuah gundukan tanah yang di atasnya terdapat sebuah batu nisan bertuliskan nama seorang perempuan.

Nadhifa pun berjongkok, lantas membawa tangannya mengelus batu nisan tersebut, yang seketika membuat hatinya terguncang kerinduan. Rindu akan sosok putri kecilnya yang telah pergi meninggalkannya.

Ya... Nadhifa sudah memiliki buah hati. Buah hati yang kali itu menjadi harapan yang terang dan besar dalam hidup Nadhifa, persis seperti nama yang diberikannya untuk putri kecilnya Kirana Baahirah. A.

Saat itu usia Kirana baru sekitar 2 bulan. Namun karena kelengahan Nadhifa yang tak tau jika putrinya mengalami demam tinggi, membuat Kirana akhirnya tak bisa tertolong lagi.

Sungguh saat itu Nadhifa sangat terpukul. Bahkan rasa terpukul yang dia rasakan saat itu, melebihi terpukulnya saat harus menerima kenyataan bahwa dirinya hamil di luar nikah. Sungguh sangat menyakitkan. Seakan dia kehilangan semua harapannya. Dan hal itu membuat Nadhifa sempat menyalahkan dirinya yang tak becus menjaga buah hatinya, hingga merenggang nyawa dan pergi meninggalkannya menghadap Sang Pencipta.

Memang saat tau dia harus hamil diluar nikah, dia sempat ingin menggugurkannya. Karena saat dia menceritakan perihal kehamilannya kepada pacarnya, dia langsung diputuskan, tanpa memikirkan betapa hancurnya dirinya saat itu--hamil, tak ada status pernikahan, dan tak ada seorangpun yang mau bertanggung jawab.

Namun Nadhifa mengurungkan niatnya. Karena dia sadar, bahwa janin yang tengah dikandungnya tak bersalah. Dan menggugurkannya sama saja menambah dosa yang telah dia lakukan. Membuat gadis itu akhirnya tetap mempertahankan janinnya, walau dia harus berjuang seorang diri, tanpa ada seorang pendamping. Bahkan tanpa ada sanak sodara yang tau, termasuk orang tua dan kakaknya.

Takdir Bertasbih [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang