B A G I A N • 11 •

7.6K 670 14
                                    

Aku up ulang ya... Karena ada lanjutannya, jadi biar bisa dibaca secara lengkap.

Happy reading 💕💕
Jangan lupa juga buat baca apa? Yap, Al-Kahfi

***

Seperti alarm yang telah diatur sebagai pengingat. Albar tersentak karena baru sadar bahwa pikiran dan hatinya tidak sama. Pikirannya telah mengingatkan bahwa dia tidak perlu ke bawah dan menyapa gadis itu. Namun sayangnya, hatinya berkata lain. Sehingga membuatnya saat ini tengah berdiri tepat di belakang ibunya dan Nadhifa.

Risma yang mendengar panggilan dari anaknya, langsung memutar tubuhnya kemudian tersenyum pada sosok Albar.

"Katanya mau mandi?" tanyanya.

Albar mengerutkan kening kemudian menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya ini mau mandi."

"Terus?"

"Gak ada sih, Ma. Ya udah aku ke atas dulu," ucap Albar namun tetap tak beranjak dari tempatnya berdiri. Membuat Risma menghelas nafas panjang.

"Mama mau anter Dhifa ke depan dulu."

"Aku pamit dulu Bar," saut Nadhifa yang tanpa Albar sadari ternyata telah memutar tubuhnya, menghadap ke arahnya.

"Iya, hati-hati. Apa perlu aku antarkan?"

Albar melebarkan matanya saat menyadari pertanyaan yang keluar dari mulutnya. Dia sungguh tak menyangka kenapa dia bisa menanyakan hal demikian. Seolah seluruh tubuhnya memiliki kendali masing-masing yang tidak bisa dicegah oleh Albar.

Begitupun dengan Risma dan Nadhifa. Mereka tampak terkejut melihat sikap Albar. Walaupun setelahnya Risma langsung tersenyum senang. Tapi tidak dengan Nadhifa, dia tampak bingung harus menjawab seperti apa.

"Kalau gak mau gakpapa. Aku cuma menawarkan aja."

Dan itu membuat Nadhifa mengucap syukur dalam hati, lalu menganggukkan kepalanya.

"Makasih buat tawarannya Bar. Aku bisa sendiri kok."

Risma merangkul bahu Nadhifa. Lalu memberi tepukan kecil disana. "Udah ya Albar... Kasian Dhifa kalau kamu ajak ngobrol terus. Karena ini udah sore."

"Iya, Ma. Hati-hati ya Dhif."

"InsyaAllah aku bakalan hati-hati. Aku duluan, assalamualaikum," pamit Nadhifa yang langsung membawa langkahnya keluar rumah, setelah mendengar jawaban salam dari Albar.

***

"Kamu pernah ada masalah sama Dhifa?"

Pertanyaan itu menjadi penyambut Albar saat dia baru saja sampai di meja makan. Dan tanpa menjawab pertanyaan Risma terlebih dahulu, Albar menarik kursi bersebrangan dengan Risma. Kemudian mengambangkan senyum manisnya, setelah menempatkan badannya duduk di atas kursi.

"Selamat malam juga, Ma," balas Albar, membuat Risma memutar bola matanya, jengah.

"Albar... Mama lagi serius."

Albar kembali tersenyum, "Albar juga lagi serius, Ma. Aku cuma mau nyapa Mama dulu aja."

Risma tampak menghela nafasnya. Sedangkan Albar yang melihatnya malah terkekeh geli.

"Mama beneran mau denger ceritanya?" tanya Albar.

"Menurut kamu?" Risma balik bertanya, cukup gregetan dengan anak semata wayangnya itu.

Takdir Bertasbih [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang