B A G I A N • 34 •

5K 442 13
                                    

Maaf kalau masih banyak typo.
Jangan lupa kasi vote dan komen yaa...
Terimakasih 💕💕

***

"Kita ngapain sih, Dhif?" tanya Mira untuk kesekian kalinya.

"Gak jelas banget deh, pagi-pagi ngajak ke kampus terus keliling kaya begini." keluh Mira.

Nadhifa yang sejak tadi tidak melepas rangkulan lengan Mira, hanya menggelengkan kepalanya, tanpa mengeluarkan suara. Kakinyapun tak hentinya berjalan, menyusuri beberapa tempat yang ada di kampus. Dan Mira yang melihat tingkah Nadhifa tersebut, semakin dibuat heran.

Bagaimana tidak? Semua yang Nadhifa lakukan sama sekali tidak seperti biasanya. Mulai dari menelfonnya ba'da subuh, lalu mengajaknya ke kampus padahal tidak ada kepentingan apapun, hingga berkeliling beberapa tempat di kampus tanpa tau tujuan.

"Gue capek," Mira langsung menghentikan langkahnya.

"Satu tempat lagi ya, Kak?" bujuk Nadhifa yang lantas dibalas gelengan kepala oleh Mira.

"Please..."

Mira mengusap peluh yang ada di wajahnya, lalu menghela nafasnya yang terasa berat, karena hampir satu jam lebih dia berkeliling menemani Nadhifa.

"Lu gak capek apa?"

"Enggak."

"Gila! Gue aja udah capek banget Dhifa." dengus Mira seraya menormalkan deru nafasnya. 

"Lagian lu tuh aneh banget, ditanya dari tadi sebenernya ada apa jawabnya gak ada apa-apa mulu. Udah ah lepasin ini." Mira menarik lengannya. "Gue mau ke kantin." lalu melangkah meninggalkan Nadhifa menuju kantin.

Mira sudah tak sanggup lagi berkeliling, dia sudah sangat haus, perutnyapun sudah meronta ingin diisi makanan.

"Maaf, Kak" ucap Nadhifa ikut melangkah menuju kantin berdampingan dengan Mira.

"Gakpapa. Mau pesen apa?" tanya Mira.

"Air mineral aja."

"Oke."

Nadhifa lantas duduk di bangku yang tersedia di kantin. Sedangkan Mira tengah memesan makanan tak jauh dari tempat Nadhifa duduk.

Nadhifa menghela nafasnya, merasa tak puas dengan apa yang baru saja dia lakukan. Karena dia masih tak menemukan jawaban atau petunjuk apapun tentang Ridwan.

Ya, Nadhifa berkeliling sejak satu jam yang lalu hanya ingin mencari tau keberadaan Ridwan. Mungkin saja laki-laki itu tengah berada di kampus, sehingga Nadhifa bisa bertemu. Dia juga ingin tau kenapa Ridwan hingga saat ini belum menghubunginya. Padahal hari pernikahan mereka sudah semakin dekat. Tapi kenapa Ridwan terasa semakin jauh.

Nadhifa akui, dia memang belum mencintai laki-laki itu. Tapi dia yakin, rasa itu akan tumbuh dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu dan kebersamaan mereka kelak.

Sedangkan perihal Albar, Nadhifa sudah semakin mengikhlaskan laki-laki itu. Bahkan dia pun sudah perlahan meninggalkan masa lalu mereka. Mungkin, memang dia dan Albar tidak ditakdirkan bersama. Dan mungkin, semua yang telah terjadi di antara dia dan Albar, memang hanya sebatas masa lalu. Ya... masa lalu yang hanya bisa dikenang dan dijadikan sebagai pembelajaran di masa depan.

"Ngelamunin apaan?" Mira menyenggol tubuh Nadhifa.

"Bukan apa-apa."

Mira bergumam tak jelas, namun tak lama kemudian dia menganggukan kepalanya. Mencoba mengerti keadaan Nadhifa.

Takdir Bertasbih [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang