EXTRA PART

7.1K 425 13
                                    

MasyaAllah... adakah yang rindu dengan cerita Takdir Bertasbih? Part ini spesial buat temen-temen yang masih bertahan dengan cerita ini. 

Terimakasih untuk semua dukungan temen-temen. Semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan. Aamiin

Btw buat temen-temen yang dibawah umur atau belum menikah, aku harap bisa lebih bijak yaa ketika membaca part ini.

Jangan lupa juga mampir ke ceritaku kedua yang berjudul "DEKAP". Aku tunggu saran dan masukannya ya... See you di lapak sebelah temen-temen. Salam sayang dari aku 💕💕💕

Happy reading 🥰🥰 

***

Mengarungi rumah tangga bersama orang yang dicintai tentu membuat hari-hari terasa begitu menyenangkan, walaupun tak menutup kemungkinan pula akan ada perdebatan-perdebatan kecil yang terjadi di antara mereka. Namun perdebatan kecil tersebut tentu tak akan sebanding dengan luapan kebahagian yang mereka rasakan. Demikian pula lah yang kini tengah dirasakan oleh Albar dan Nadhifa, yang setiap hari keluarga kecil mereka dilingkupi oleh canda dan tawa seolah tak ada permasalahan yang mampu merusaknya.

"Selamat pagi istriku," sapa Albar seraya melingkarkan tangannya di pinggang Nadhifa dan memberikan kecupan pada pipinya.

"Ih... Mas Albar kebiasaan deh gangguin aku masak!" dumel Nadhifa seraya berusaha melepas tangan Albar di pinggangnya. Namun bukannya terlepas, tangan tersebut malah semakin melingkari perut Nadhifa, bahkan Albar semakin mengurung tubuh kecil itu dalam dekapannya.

"Mas Albar!"

"Apa sayangku?" lalu memutar tubuh Nadhifa agar menghadapnya. 

"Kamu mau main lagi?" canda Albar membuat Nadhifa melebarkan matanya, lalu mecubit gemas lengan suaminya itu. 

"Dari pada dicubit mending kaya semalem aja, bukannya kamu semalem minta ini terus?" Albar semakin gencar menggoda Nadhifa dengan memberikan gerakan seolah meminta untuk diberi kecupan dan kali ini membuat pipi Nadhifa bersemu merah. Sedangkan Albar yang melihat hal tersebut malah semakin bersemangat untuk menggoda Nadhifa.

"Nggak usah malu-malu Sayang, aku sangat bersedia kok setiap malam ma--" dengan cepat Nadhifa membekap mulut Albar menggunakan kedua tangannya seolah paham kemana arah pembicaraan tersebut, yang secara otomatis menghentikan laki-laki itu berbicara.

"IHHH NGGAK USAH DIBAHAS!" kesal Nadhifa dengan wajah yang semakin memerah, teringat dengan kejadian semalem yang entah mengapa dia terus meminta Albar untuk memberinya kecupan.

Albar melepas bekapan tangan Nadhifa, lalu kembali merapatkan tubuh dengan istrinya sambil tersenyum lebar. 

"Kalau marah kaya gini, kamu jadi makin seksi deh," bisik Albar sebelum akhirnya berlari menjauh dari sosok Nadhifa dengan tertawa bahagia, sementara Nadhifa sendiri semakin malu ketika mendengar ucapan suaminya.

Jika ditanya apakah Nadhifa benar-benar marah dengan sikap Albar tersebut? Tentu jawabannya adalah tidak! 

Gadis itu malah sangat bersyukur memiliki Albar dengan semua yang ada dalam diri laki-laki itu. Tidak ada sedikitpun rasa jengkel setiap laki-laki itu menggoda dirinya, bahkan Nadhifa merasa bahagia karena bisa memiliki keluarga kecil bersama laki-laki yang dia cintai. Apalagi ketika melihat Rama sedang bercanda dengan Albar seperti yang kini tengah dia lihat, sungguh semakin membuat Nadhifa semakin dilingkupi rasa syukur dan kebahagiaan yang tak terhingga.

Takdir Bertasbih [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang