B A G I A N • 32 •

5.2K 444 8
                                    

Jangan lupa baca basmallah 😊😊😊
Maaf jika masih banyak typo bertebaran dan makasih sudah sabar menunggu 💕💕

***

Nadhifa awalnya enggan, saat Faisa mengajaknya untuk ikut menemui keluarga Albar. Namun setelah mendapat bujuk rayuan Faisa, akhirnya Nadhifapun memutuskan ikut bersama kakaknya itu.

Dan saat ini, di ruang keluarga rumah orang tua Albar, Nadhifa bersama kakaknya dan Albar bersama kedua orang tuanya tengah berkumpul.

"Faisa... Nadhifa..." panggil Arian seraya melihat ke arah kedua perempuan itu. "Ada hal yang ingin Albar sampaikan kepada kalian." Arian beralih menatap ke arah putranya. "Bar..."

Albar menghela nafasnya, mencoba menghilangkan rasa gugup saat kedua perempuan itu ikut mengalihkan tatapannya ke arah dirinya.

"Aku minta maaf." ucap Albar.

"Maaf, dulu aku meninggalkan kamu. Padahal kamu tengah mengandung darah dagingku. Maafkan aku Faisa karena aku telah menjadi pengecut yang lari dari tanggung jawab. Aku sangat-sangat menyesal." Albar menautkan jemarinya, berusaha meredam hatinya yang kembali bergetar saat mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Saat itu, usiaku masih 17 tahun, dan aku merasa tak sanggung jika diusiaku yang masih muda aku harus menjadi seorang ayah. Aku--aku masih ingin menjadi remaja yang bebas. Namun, rasa bersalah yang terus saja menghantui, akhirnya membuatku sadar. Bahwa apa yang aku lakukan adalah tindakan bodoh, yang akhirnya membuatku selama bertahun-tahun berusaha mencari kamu dan Rama. Aku hanya terus fokus mencari keberadaanmu. Dan aku berusaha untuk mencintai kamu walau aku tak pernah mengingat sedikitpun bagaimana dirimu. Aku ingin bertanggung jawab atas kamu dan darah dagingku. Selama bertahun-tahun cuma kamu dan anak kita yang ada dalam pikiranku. Aku bahkan tak pernah sedikitpun membuka hatiku untuk orang lain. Aku benar-benar tulus ingin menikahi kamu."

"Hingga akupun bertemu dengan Nadhifa. Sosok gadis yang mampu membuatku ragu akan sosok kamu dan Rama. Bahkan membuatku bingung antara memilih kamu ataukah dia. Aku mencintai Nadhifa. Aku mencintai dia. Maafkan aku Faisa atas kelancanganku mencintai adik kamu. Bahkan tanpa tau malu aku melamar Nadhifa di hadapanmu. Maaf... aku benar-benar tidak tau jika kamu sosok yang aku cari selama ini. Sosok gadis dimasa laluku."

Nadhifa menundukkan kepalanya. Tak berani menatap ke arah Faisa ataupun Albar. Semua penjelasan yang dilontarkan Albar membuat Nadhifa ingin menangis, sungguh hal ini begitu menyesakkan hati Nadhifa. Walau tak bisa dipungkiri juga jika ada rasa bahagia yang Nadhifa rasakan, karena sosok yang dia cintai juga mencintainya. Namun lagi-lagi kenyataan ini membuat Nadhifa tak berani berkomentar apapun.

Tangan Nadhifa lantas menggenggam tangan milik Faisa. Mencoba mencari kekuatan disana, yang sayangnya sama bergetar seperti dirinya.

"Mulai saat ini, aku akan mengikhlaskan kalian berdua." suara Albar kembali terdengar.

"Faisa sudah menikah dan Nadhifapun akan segera menikah. Jadi tidak ada peluang lagi untuk aku ada dalam kehidupan kalian. Namun aku mohon. Beri aku ruang untuk bercengkrama dengan Rama. Aku ingin menebus kebodohanku. Aku ingin mengenal lebih jauh putraku, dan begitupun sebaliknya. Karena hubungan ayah dan anak tentu tidak bisa terpisahkan bukan? Jadi tolong berikan satu hari setiap minggunya untuk Rama tinggal bersama ku."

"Bagaimana Faisa, Nadhifa?" tanya Arian saat Faisa dan Nadhifa tak kunjung menjawab permohonan yang diajukan Albar.

Faisa mengelus tangan Nadhifa sebelum memberi jawaban, "Maaf Pak Arian, sebelum kami menjawab, kami ingin berdiskusi terlebih dahulu bersama keluarga kami yang lain."

Takdir Bertasbih [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang