+16

12.7K 440 4
                                    

Setelah makan disalah satu restoran yang ada dikota Venesia, Alvin dan Feby langsung pulang keapartemen Alvin karena hari sudah menunjukkan jam 7 malam.

Sepanjang perjalanan Alvin dan Feby hanya diam tanpa satu pun yang membuka obrolan, saat Alvin menoleh kesamping nya, iya melihat Feby tertidur dikursinya tanpa dengkuran sama sekali.

Wajah nya yang cantik dan bersih karena iya selalu membersihkan dan merawat wajahnya ditambah Feby bukan tipe wanita yang suka berdandan karena bagi nya kesederhanaan itu lebih nyaman ketimbang harus repot-repot berdandan yang terlihat menor dan seperti tante-tante.

Alvin kembali fokus mengendarai mobilnya, dengan tenang iya membawa mobilnya melaju dijalan raya menuju Apartemennya.

Sekitar 2 jam baru lah mobil yang Alvin bawa sampai dikawasan apartemen mewah diItaliy.

Dengan tenang Alvin memarkirkan mobilnya dibagasi lalu keluar dari dalam mobilnya. Alvin lalu membuka pintu Apartemennya dan kembali kemobilnya untuk mengambil barang berharga nya.

(Maksud a si Feby ya wkwk;v)

*******
-Alvin pov

Kubuka pintu mobil dengan pelan agar Feby tidak terganggu, dapat kulihat dia sedang tertidur dengan nyenyak.

Kuelus pipi nya dengan pelan, lembut dan kenyal padahal sudah seharian kami diluar tapi kulit nya tetap bersih terjaga.

Langsung saja ku gendong bridal style dengan pelan lalu membawa nya kedalam apartemen menuju kamar ku saja, entahlah mungkin dia akan marah besok pada ku tapi aku tidak peduli dengan itu.

Kuletakkan dia diatas tempat tidurku yang berukuran king size dengan pelan lalu duduk ditepi ranjang mengharap nya.

"Mungkin mereka sudah mulai mencelakai mu"

"Aku tidak ingin kau sampai terluka karena ku, tapi aku akan berusaha untuk tidak melibatkan mu atau menyeret mu masuk kedalam masalah ku dan siberengsek itu"

Kucium kening nya lalu bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Saat didalam kamar mandi ponsel lu bergetar tanda panggilan masuk langsung saja kuangkat karena tidak jauh dari tempat kuberendam.

"Halo"

"Halo Vin"

"Van ada apa?"

"Kau sedang berada dimana?"

"Aku diItalia bersama Feby, ada apa?"

"Alvin, saat ini Irfan dan anak laki-laki nya Faren sedang ada di Italia, mereka akan datang menghadiri acara pembukaan perusahaan Evan dan bilang lah pada Evan untuk menyewa banyak penjanga dan kau juga jangan sampai lupa"

"Baiklah kalau begitu"

"Iya, kalau begitu aku tutup dulu"

Tuttt tuttt

"Sialan" teriak ku sambil meninju kaca didepanku, dapat kulihat tangan ku berdarah karena kaca itu tapi ini tidak ada rasa sakit nya kalau sampai gadis ku terluka karena bajingan itu.

Dia akan mendapat masalah besar karena sudah membangunkan singa yang kelaparan dan akan aku pastikan mereka tidak akan bisa tenang dengan begitu saja.

Langsung saja ku ambil handuk dan melilitkan nya dipinggangku lalu keluar dari dalam kamar mandi.

Feby langsung menoleh kearah ku dan pendangannya langsung melihat ketangan ku yang berdarah.

Ternyata dia terbangun karena teriakan ku tadi.

"Al-alvin ta-tangan mu kenapa?" Tanya nya gelampangan sambil berjalan kearah ku lalu menarik tangan kanan ku yang berdarah dan melihatnya dengan khuatir.

"Tak apa, ini hanya luka kecil" jawab ku dingin. Maaf membuat mu terbangun, sambil melihat nya yang sedang melihat luka ku.

"Duduk lah dulu Vin, aku akan membersihkan nya dulu karena ada pecahan kaca didalamnya" pinta nya lalu pergi keluar dari dalam kamar, aku lalu duduk ditepi tempat tidur sambil menunggu Feby datang.

Tidak lama Feby datang dengan kotak obat ditangannya dan duduk disampingku, dia langsung mengambil tangan ku tanpa bicara.

Kulihat semua yang dia lakukan dengan wajah dinginku, tangan lentiknya mulai membersihkan luka ku dengan alkohol dan mengeluarkan kaca-kaca dengan penjepit, lalu memoleskan obat merah dan diperbannya tangan ku dengan sangat teliti dan rapi.

"Nah sudah selesai" ucapnya dengan senyum lebar dibibirnya.

"Terima kasih"

"Ah, iya sama-sama, tapi kenapa tangan mubisa sampai terluka seperti itu?" Tanya nya.

"Tak apa, aku hanya emosi tadi, tapi jangan dipikirkan!" Tawabku dengan nada dingin seperti biasa.

"Ahh iya baiklah, emmm vin bisa kah kau memakai baju mu?" Tanya nya dengan pipi yang mulai memerah dan membuang pandangannya kesamping.

"Memang nya kenapa?" Tanya ku masih dengan wajah dingin.

"Pokoknya pake baju mu, aku tidak suka melihat nya, astaga kau mengotori mata ku dengan tubuhmu itu" kata nya sambil menunjuk-nunjuk dada kudengan telunjuknya dan jujur aku senang mendengarnya cerewet seperti itu, itu tandanya dia sudah mulai terbiasa dengan kehadiranku disekitarnya.

"Iya" jawabku lalu bangkit menuju lemari dan memakai baju dengan mudah karena aku sudah terbiasa seperti ini walaupun sedang terluka pun.

"Apa tangan mu tidak sakit?astaga kau ini" omelnya dengan langsung membantu ku memakai bajuku.

Dia mengancingkan baju yang kukenakan dengan teliti, astaga aku harus segera menikahinya dan langsung mencapnya hanya untuk ku.





























########################################

Jgan lupa vote dan comen!!!

part ini dah dbuat dri dua hri yg lalu tpi bru dipublis skarang..

Krena gue ultah hri ni wkwk:v 😚

So ada bonus nya:



(Alvin Alexander Williams)

Okey sgitu doang....
Byebye de part selanjut nya....

My Partner Possessive (TERSEDIA DIPLAY STORE)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang