Seorang gadis cantik terbaring lemah diatas ranjang rawatnya yang ada disalah satu rumah sakit ternama dinegara Amerika.
Tubuh nya penuh dengan perban yang dipasang untuk menutupi bekas luka yang ada dikulit cantiknya.
Sudah tiga hari ia tidak sadarkan diri, dari Meksiko, ia diberi pertolongan pertama disalah satu rumah sakit lalu ia dibawa ke Amerika untuk dirawat disana karena dekat dengan keluarganya.
"Bangunlah, kumohon sweet" kata Alvin kesekian kalinya pada gadisnya yang terbaring lemah didepannya dan masih memejamkan mata nya.
Tangan besar nya menggenggam tangan mungil wanitanya dengan posesif.
Takut itu kata pertama yang ada diotak dan hatinya. Takut akan kehilangan seseorang yang sangat berharga dan berarti dihidupnya.
"Vin, sebaiknya kamu kembali berkerja ada mom,Vina dan Setefani yang akan menjanga Feby sementara waktu kamu dikantor nak" kata Amber atau ibu dari Alvin sambil menyentuh bahu anak bungsunya.
Iya tau bagaimana sedihnya Alvin saat ini melihat orang yang dicintai seperti ini pasti membuat siapapun akan terpuruk dan semakin terpuruk.
"Baiklah mom, aku titip Feby mom" jawab Alvin lesu sambil mengelus pipi Feby dengan lembut.
"Nanti malam kembalilah kesini nak, kamu yang akan menjaga Feby " ucap Setefani pada anak sahabat lamanya sambil tersenyum.
"Baiklah aku akan kekantor tante, mom" jawab Alvin setelah itu mencium kening Feby lembut lalu berpamitan pada ibunya dan calon mertua nya.
Diperjalanan menuju kantornya, Alvin tidak bisa berkonsentrasi menggendarai mobilnya karena pikirannya sedang kacau saat ini.
Setelah sampai dikantornya, Alvin langsung menuju ruangannya dengan wajah yang tambah dingin dan pikiran yang kacau karena semua kejadian yang menimpa orang yang sangat berarti dihidupnya.
Saat ini kedua sahabatnya ada didalam ruangannya, setelah menyelesaikan masalah yang Alvin tinggalkan diMeksiko beberapa hari lalu, tentu saja itu berkaitan dengan penculikan Feby.
"Kalian sudah menghabisi bajingan kecil itu?" Tanya Alvin dingin sambil duduk disofa bersama kedua sahabatnya.
"Tentu saja Vin, semua nya sudah beres" jawab Albert dengan senyum tipis dibibir nya.
"Baguslah" balas Alvin sambil menghela nafas.
"Kita harus lebih berhati-hati lagi, terlebih kau Vin. Karena pasti musuh kita yang lainnya juga akan bergerak" kata Evan sambil melipat tangannya didepan dada.
"Evan benar, kita harus selalu menjaga wanita kita masing-masing" tambah Albert sambil bersandar pada sofa.
"Tentu saja. Keselamatan mereka yang paling utama" jawab Alvin dengan nada dingin seperti biasanya.
****
"Tante, apa yang sebenarnya terjadi pada Feby?" Tanya Sahabat baik Feby pada ibu feby sambil menangis melihat sahabat dari kecil nya terbaring tak sadarkan diri.
"Vivi, jangan menangis nak. Feby kekurangan banyak darah karena luka dilengannya maka dari itu Feby masih belum sadar" jawab Setefani sambil mengelus rambut sahabat baik anak nya dengan lembut karena iya sudah mengganggap Vivi sebagai anak nya sendiri.
"Kenapa tante tidak menghubungi ku kemarin?" Tanya Vivi masih menangis disamping Feby.
"Tante juga baru tau tadi malam Vivi" jawab Setefani.
"Feby kumohon cepat lah bangun. Aku ingin bercerita banyak denganmu Feby" ucap Vivi sambil sesegukan.
"Vivi, tante keluar dulu tolong jaga Feby sebentar ya" ucap Setefani sambil mengelus punggung Vivi.
"Ia tante" jawab Vivi segugukan.
Setefani, Amber dan Vina keluar dari dalam ruang rawat Feby.
"Mom, tante Setefani, Vina jemput Jessi dan Josua dulu. Apa tidak apa-apa kalau Vina tinggal dulu?" Tanya Vina pada ibu mertua dan calon ibu mertua Alvin.
"Ia tak apa Vina, hati-hati lah dijalan" jawab Amber sambil tersenyum sedangkan Setefani iya mengangguk dan tersenyum menanggapi perkataan Vina.
"Baiklah mom. Vina pergi dulu" ucap vina setelah itu pergi menjemput kedua anaknya disekolah mereka.
"Amber, aku takut kehilangan putri ku juga, sudah cukup aku kehilangan suami ku karena mereka" ucap Setefani sambil menangis dan duduk disofa yang ada didepan ruang rawat Feby.
"Jangan ceperti itu Setefani. Kamu harus bisa melewati cobaan ini" jawab Amber sambil mengelus punggung sahabatnya itu.
"Apa kau tau? Putra ku sangat menyukai putri mu itu sampai-sampai mom nya sendiri diabaikan" ucap Amber sambil menghapus air mata sahabatnya.
"Putra ku yang selama ini bersifat dingin dan acuh pada wanita tapi saat Alvin membawa putri mu kerumahku pada acara ulang tahun Jessi dan Josua, aku bisa lihat dimata hitamnya menyimpan perasaan pada putri mu" ucap Amber sambil tersenyum.
"Ia, aku bisa melihatnya tadi. Dia sangat terluka sama seperti ku" jawab Setefani sambil tersenyum tipis.
"Aku masih tidak menyangka kisah cinta mereka seperti ini" ucap Amber sambil mengelus punggung Setefani.
"Kau benar Amber. Membayangkannya saja aku tidak sanggup" jawab Setefani sambil menghapus air mata nya.
"Mungkin setelah ini, mereka akan semakin dekat"
"Dan akan saling menjanga dan melengkapi" tambah Setefani sambil tersenyum. Iya melupakan sejenak beban dan ketakutannya akan kehilangan orang yang berarti dihidupnya lagi.
#####################################
Jangan lupa vote dan comen ya.....
Juga follow akun wd ak ya!!
Sampai jumpa di part selanjut nya😍😍 salam kecup dari author ya>_<¦¦¦
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner Possessive (TERSEDIA DIPLAY STORE)✔
Storie d'amoreWARNING!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA 17+ PEMBACA DIHARAPKAN BIJAK DALAM MEMBACA!! TIDAK ADA REVISI!! Highest Rank; # 2 in My # 3 partner # 4 Romans # 6 Possesaive (23-01-2019) ~Happy ending~ TERSEDIA DI PLAY STORE. ________________________...